Entah kalimat apa yang mampu mewakili untuk menggambarkan kondisi yang terjadi di Yogyakarta pasca gempa sabtu (27/5) lalu. Pemandangan yang menyedihkan bukan saja dari puing reruntuhan bangunan  di sepanjang jalan Yogyakarta dan Klaten. Namun, juga dari fenomena yang terlihat di Yogyakarta, khususnya di daerah-daerah yang belum banyak mendapat bantuan di Pleret dan Imogiri. Fenomena yang dimaksud adalah berbarisnya warga di sepanjang jalan untuk meminta bantuan dari siapapun yang melewati perkampungan mereka. Bahkan, tak segan-segan mereka meminta paksa bantuan denga cara menyetop kendaraan yang lewat.
  
  “Saya lapar Pak, belum ada bantuan di sini, “ ujar seorang anak kecil yang terlihat senang ketika tim ACT memberinya sebungkus biskuit.
  
  Karena tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan, jejeran anak mengemis di jalan menyorongkan benda apa saja yang bisa dijadikan tempat untuk menangkap lemparan uang dari kendaraan yang lewat. Sedangkan orang-orang dewasa tiba-tiba berubah sedikit beringas. Mereka menyetop semua kendaraan yang lewat, menggedor pintu mobil bahkan membuka paksa kendaraan yang dianggap membawa bantuan. Kendaraan operasional ACT pun sempat dua kali mengalami ‘penjarahan’ dari para penduduk. “Kami bisa memaklumi, karena mereka sangat membutuhkan distribusi bantuan sangat tidak merata, padahal teramat banyak bantuan yang menumpuk di Satkorlak,“ jelas Eko Yudho, Komandan tim rescue ACT.
  
  Fenomena meminta-minta bangunan secara paksa semakin banyak terlihat seiring semakin lamanya bantuan yang tak kunjung datang kepada pengungsi.“ Sejak sabtu kami hanya makan sekali sehari Pak, itupun dibagi-bagi ke orang banyak,” ungkap salah seorang pengungsi di desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret. Sedangkan mereka hanya tinggal di tenda–tenda sekedarnya yang tak memadai.
  
  Tim ACT sendiri tengah mengupayakan untuk terus melobi pihak Satkorlap untuk secepatnya menyalurkan bantuan ke beberapa posko pengungsian di Kleret, mengingat kondisinya yang cukup memprihatinkan. Masyarakat tak hanya lapar, kebanyakan mereka yang trauma dan takut akan gempa susulan.
  
  “Di sini bukan tempat bertanya. Kami butuh bantuan, bukan pertanyaan,” kalimat yang diucapkan beberapa pengungsi di jalan. Seluruh tim ACT pun hanya bisa diam tak berkata-kata. Ungkapan di atas menciptakan linangan air mata membayangkan betapa menderitanya para warga tersebut saat ini.
  
  Suasana semakin mencekam di malam hari menyusul  merebaknya isu penjarahan dan maling yang menyatroni rumah-rumah warga yang ditinggalkan. Yogyakarta kini tak seramah dulu lagi. Bayu Gawtama – ACT
  
  
  ACT Office :
  Jl. Ir. H. Juanda no. 50
  Kompleks Perkantoran Ciputat Indah Permai B-8
  Telepon : 021-741 4482
  Fax : 021-742 0664
  www.aksicepattanggap.com
  
  Hotline :
  Info Lapangan :
  Ahyuddin 0811 941 216
  Bayu Gawtama  0888 190 2214 / 0852 190 68581
  Eko Yudho   0816 169 3044
  
  Donasi :
  Imam Akbari  0812 848 1466
  Jemput Donasi : 021-7061 4482
  
  Bantuan dana dapat disalurkan melalui rekening a.n Aksi Cepat Tanggap :
   
   BCA no. 676 030 2021 
   BSM no. 101 000 1114 
   Mandiri no. 128 000 459 3338 
   Bank Muamalat Indonesia no. 304 002 3015 
   BNI Syari’ah no. 009 611 0239
  
  

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]






=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio stations Station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke