Makanan dan
Cara Membaca Memengaruhi Kesehatan Mata SAAT ini kian
banyak anak-anak yang sejak kecil sudah
memakai kacamata. Ternyata, selain faktor genetik,
pola makan dan cara
membaca sangat memengaruhi
kesehatan mata. Karena itu, orangtua
hendaknya memerhatikan gizi dan vitamin
yang dikonsumsi, serta memerhatikan kebiasaan mereka membaca. Penelitian yang pernah dilakukan oleh dr
Vidyapati Mangunkusumo SpM, Kepala Subbagian Refraksi Bagian Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan, dari 300 anak-anak
sekolah di perkotaan, 15 persen di antaranya mengalami kelainan
refraksi. Padahal, di pedesaan hanya 11 persen. Vidyapati yang ditemui di ruang kerjanya di
Bagian Mata FKUI Jakarta menyatakan bahwa refraksi
adalah pembiasan. Gangguan refraksi atau gangguan pembiasan akan mengakibatkan rabun, bisa jauh
(miopia) atau dekat (hipermetropia). Rabun jauh , menurut Vidyapati,
adalah fokus bola mata yang hanya mampu melihat obyek
dekat, tetapi kabur bila melihat
obyek-obyek yang jauh letaknya. Miopia umumnya merupakan kelainan yang diturunkan oleh orangtuanya (genetik) sehingga banyak dijumpai pada anak-anak
usia dini sekolah. Penyebab rabun jauh
bermacam-macam: bisa karena korneanya terlalu cembung sehingga sinar bayangan tidak tepat jatuh
pada titik fokus di retina-disebut makula-atau lensa di dalam
mata terlalu gemuk. Penyebab utama
rabun jauh adalah genetik. Namun, faktor lingkungan pun bisa memengaruhi, seperti makanan yang
kurang gizi dan vitamin, serta cara membaca
yang tidak benar. Posisi terbaik untuk membaca adalah duduk dengan
posisi buku disandarkan di depan mata-bukan di atas meja-dengan jarak pandang 33 cm dari
mata. "Kalau membaca sambil tiduran, maka ada
kecenderungan mata yang berfungsi hanya sebelah
sehingga merangsang kerusakan mata satunya," kata Vidyapati. Karena ini adalah
gangguan refraksi/pembiasan,
maka perbaikannya dengan perbaikan pembiasan. Yang paling
sederhana adalah menggunakan kacamata. Kemudian terjadi perkembangan
ilmu bio medis sehingga ada lensa kontak yang bisa ditempelkan di mata. NAMUN, tidak semua orang merasa nyaman
menggunakan kacamata atau lensa kontak. Sejalan dengan perkembangan
perbaikan struktur organ, teknik pembedahan untuk memperbaiki kornea
mata juga berkembang. Dengan teknik ini, orang tak perlu lagi
menggunakan kacamata atau lensa kontak. "Namanya bedah refraktif. Ilmu pembiasan adalah ilmu yang sangat lama. Dengan berkembangnya
ilmu, kini perbaikan pembiasan dilakukan lewat pembedahan," kata Vidyapati. Bedah refraktif dimulai dengan tahap perubahan struktur bentuk kornea sebagai organ paling vital di mata, disebut radial keratotomy
(RK). Tahap kedua, photo refraktif keratotomy (PRK) adalah
pembedahan untuk mengubah bentuk kornea
tetapi dengan bantuan laser excimer, suatu bentuk laser yang tidak merusak batas membran
dari sel. Jadi hanya melepas sel satu
dari yang lain. Terjadilah perubahan bentuk pada kornea yang berdampak pada perbaikan pembiasan. Tahap perkembangan ketiga adalah perubahan
bentuk kornea melalui teknik laser insitu keratomileusis (lasik). Lasik adalah suatu
prosedur yang mengikis/membentuk ulang kornea sehingga
nantinya kornea bisa membiaskan
lebih baik. Penglihatan akan
kembali tajam tanpa bantuan kacamata
ataupun lensa kontak. Pembentukan ulang kornea ini dengan tingkat
akurasi yang sangat tinggi karena perhitungannya dilakukan
dengan alat diagnostik yang terkomputerisasi. Dengan alat orbscan sebagai alat topografi
kornea- mendiagnosis bentuk permukaan kornea-dan sywave untuk
mendiagnosis ketidakteraturan cahaya masuk
ke dalam mata, maka dapat
dibuat data kesalahan refraksi per individu mata. Data ini menjadi input bagi laser untuk membentuk
ulang permukaan kornea sehingga menghasilkan penglihatan tajam. Teknik lasik
ini yang kini banyak diminati. Selain pembedahan kornea, untuk memperbaiki
pembiasan juga bisa dengan pembedahan lensa, yakni dengan
menyedot lensa mata asli dan diganti dengan lensa buatan (akrilik). Langkah ini disebut
refractive lens exchange. Semua langkah tentulah
memakan dana
tidak sedikit. Karena itu, cara termurah agar tidak mengalami gangguan
refraksi adalah dengan menjaga kesehatan mata. Cukup dengan mengonsumsi
makanan bergizi dan menjaga kebiasaan membaca sejak masih kanak-kanak. ================================================================= "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB SMS di 0818-333582 =================================================================
SPONSORED LINKS
YAHOO! GROUPS LINKS
|