Berpetualang di Perairan Pulau Menjangan

 

 

Jika Anda suka menyelam dan berpetualang di bawah laut, sempatkan datang ke
Pulau Menjangan. Ini adalah pulau yang berada dalam kawasan Taman Nasional
Bali Barat (TNBB).

 

Adalah perairan di sekitar pulau ini yang menjadi tujuan para pelancong,
karena panorama bawah lautnya yang sangat indah. Tahukah Anda, keindahan
panorama bawah laut Pulau Menjangan merupakan salah satu yang terindah di
dunia.

 

Karang-karangnya tersusun menyerupai terasering dan menempel di dinding
hingga kedalaman 50 meter. Ada karang biru, karang meja dan berbagai jenis
karang lain yang dilindungi pemerintah. Konon, keindahan panorama bawah laut
di kawasan ini tak kalah dibanding panorama bawah laut di Karibia. Tak
heran, sudah sejak lama kawasan ini menjadi ajang aktivitas menyelam para
wisatawan asing. Biasanya, para wisatawan itu menyeberang ke Pulau Menjangan
pada pagi hari dan kembali ke Pulau Bali pada sore hari. Menggunakan perahu
motor, menyeberang ke Pulau Menjangan dari Pulau Bali atau sebaliknya,
dibutuhkan waktu sekitar 30 menit.

 

Untuk sampai ke tempat menyelam di Pulau Menjangan, wisatawan bisa langsung
ke Labuhan Lalang yang menjadi tempat penyeberangan. Lokasinya sekitar 10
kilometer sebelah utara Pelabuhan Gilimanuk. Masuk ke lokasi penyeberangan
ini, wisatawan dikenakan retribusi Rp 2.500 per orang dan dapat menyewa
perahu seharga Rp 250 ribu selama lima jam.

 

Perahu ini bisa mengangkut maksimal 12 orang penumpang. Yang khas dari
perahu ini adalah, bagian geladaknya dibuat dari kaca sehingga wisatawan
bisa menikmati panorama bawah laut dari atas perahu. ''Desain ini disiapkan
untuk wisatawan yang enggan menyelam, namun ingin menikmati panorama bawah
laut,'' kata Kasam, staf pada kantor TNBB.

 

Lelaki asal Brebes, Jawa Tengah, itu menyebutkan, setidaknya terdapat 5.000
wisatawan yang berkunjung ke Pulau Menjangan setiap bulannya. Sebagian besar
dari mereka adalah wisatawan asing asal Eropa seperti Belanda dan Prancis.
Sebagian lainnya adalah turis asal Asia seperti Korea dan Jepang. Wisatawan
domestik? Hanya sesekali saja terdapat rombongan wisatawan lokal yang
berkunjung ke sana. Mereka biasanya tidak menyelam, melainkan hanya
menikmati keindahan bawah laut dari atas perahu.

 

Mereka yang ingin menyelam di perairan Pulau Menjangan namun khawatir
tersesat di bawah laut karena tidak mengenal medan, bisa menyewa pemandu
menyelam yang sudah berpengalaman. Jika enggan menyelam, wisatawan bisa
melakukan snorkeling untuk menikmati keindahan penarama bawah laut.

 

Puas menyaksikan keindahan alam bawah laut, wisatawan bisa menghabiskan
waktu sembari duduk-duduk, berenang, atau mandi di tepi pantai pulau yang
tak berpenghuni ini.

 

Populasi menjangan

Sesuai dengan namanya, pulau ini memang dihuni banyak menjangan. Saat
bersantai di pulau ini, jangan kaget bila tiba-tiba muncul hewan bertanduk
dari balik semak. Itu dia menjangan. Dulu, populasi menjangan di pulau ini
cukup banyak. Namun akibat perburuan yang dilakukan sejumlah orang yang
tidak bertanggungjawab, populasi menjangan di pulau ini, menyusut.
''Kadang-kadang saja mereka muncul dan itu untung-untungan,'' kata Kasam,
pria asal Labuhan Lalang.

 

Perburuan liar itu biasanya terjadi pada musim kemarau ketika Pulau
Menjangan menjadi gersang. Saat itulah, menjangan-menjangan di pulau ini
terpaksa berenang ke Pulau Bali untuk mencari makan.

 

Celakanya, begitu mendarat di Pulau Bali, hewan-hewan jinak ini diburu,
diperangkap, dan tak pernah kembali lagi ke Pulau Menjangan. Jika perburuan
liar terus berlangsung, Pulau Menjangan benar-benar akan menjadi pulau tanpa
menjangan.

 

Pemerintah agaknya menyadari hal itu. Konservasi yang dilakukan pemerintah
terhadap Pulau Menjangan dengan memasukkannya ke dalam zona TNBB, merupakan
langkah untuk melindungi habitat menjangan dari kepunahan.

 

Tak hanya terumbu karang dan menjangan. Taman Nasional Bali Barat juga
dikenal sebagai habitat burung jalak bali atau jalak putih. Dulu, ratusan
burung berbulu putih dan bermata biru itu menghuni kawasan hutan di TNBB.
Namun, lagi-lagi karena ulah tangan-tangan jahil, burung yang harganya bisa
mencapai Rp 50 juta per ekor tersebut diburu dan kini musnah. Beruntung,
masih ada tempat penangkaran jalak bali yakni di Pulau Nusa Penida,
Kabupaten Klungkung.

 

Dua wilayah
Secara administratif, kawasan wisata Bali Barat masuk dalam dua wilayah
yakni Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana. Bagi pelancong yang
menggunakan angkutan darat dari Pulau Jawa atau dari Denpasar, akan lebih
mudah mencapai kawasan wisata ini melalui Kabupaten Jembrana. Selain jarak
tempuh lebih pendek, kondisi fisik jalan yang harus dilalui juga relatif
mulus. Tak hanya itu, pelancong pun bisa menghemat waktu, sekaligus
mengunjungi sejumlah objek wisata yang ada di sana. Patut Anda catat, di
sepanjang jalan yang Anda lalui di wilayah kabupaten paling barat Pulau Bali
itu, terdapat banyak objek wisata yang menarik. Sebut saja misalnya, Pantai
Medewi, Pura Rambut Siwi, dan museum situs purba di Gilimanuk.

 

Di kabupaten ini pula, Anda dapat menziarahi makam KH Ali Bafaqih, salah
satu ulama terkemuka di Bali. Makam ini kerap dikunjungi para peziarah dari
Pulau Jawa, mulai dari Banten hingga Jawa Timur. KH Ali Bafaqih yang
meninggal pada 1999 di usia 125 tahun, merupakan salah satu santri KH Kholil
Bangkalan.

 

Menyambangi wilayah paling barat Pulau Bali, jangan pula melewatkan objek
wisata air panas di Desa Sumber Kima. Wisatawan lokal dari berbagai daerah
di Bali sering melancong ke sana, khusus untuk mandi air panas yang keluar
dari mata air alami. Konon, air panas ini bisa mengobati sejumlah penyakit.
''Saya secara rutin, terutama setiap liburan sekolah, datang untuk mandi di
sini bersama anak-anak dan anggota keluarga,'' kata Wayan Tirta, warga asal
Kabupaten Buleleng.

 

Puas berendam di air panas, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke arah timur
sekitar 10 km untuk mencapai Pura Pulaki. Di sini, ratusa kera siap
menyambut kedatangan Anda. Kera-kera itu jinak dan sangat akrab dengan
wisatawan yang datang. Hanya saja, jangan terlena oleh sikap jinak mereka.
Sebab, di balik gayanya yang ramah dan jinak, mereka ternyata suka usil
seperti membuka pengunci tas atau menjambret perhiasan.

 

Mengingat wilayahnya yang luas, perlu waktu setidaknya satu hari untuk
menikmati tempat-tempat menarik di Bali bagian barat ini. Tak perlu risau,
jika Anda harus menginap. Banyak hotel dan hotel melati yang bisa dipilih
sebagai tempat bermalam. Tarifnya relatif murah, bisa ditawar pula. Jika
Anda berniat melanjutkan perjalanan ke Bali Timur seperti Denpasar atau
Ubud, sebaiknya menginap di Negara, ibukota Kabupaten Jembrana. Di kota ini,
tersedia pilihan penginapan yang lebih bervariasi. Anda juga bisa dengan
mudah mencari pengisi perut, baik untuk makan malam maupun sarapan.

 

(aas )

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke