----------------------------------------------------------
Visit Indonesia Daily News Online HomePage:
http://www.indo-news.com/
Please Visit Our Sponsor
http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1
-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0
Free Email @KotakPos.com
visit: http://my.kotakpos.com/
----------------------------------------------------------

Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 11/III/3-9 April 2000
- ----------------------------------

GUS DUR INTERVENSI DIREKSI TELKOM

(POLITIK): Sudah minta jatah Dirut Telkom, masih pengen tambah Direktur
Keuangan. PDI-P versus PKB? The Power Attend to Corrupt.

Begitulah kekuasaan di mana-mana dan berlaku pada siapa saja. Inilah yang
terjadi pada PT Telkom akibat ulah orang-orang yang kini berkuasa. Begini
ceritanya.

Menurut sumber Xpos, untuk penunjukkan Direksi PT Telkom, sudah dilakukan
deal tingkat tinggi antara Presiden KH Abdurrahman Wahid, yang kemudian
diserahkan kepada Sekjen Menneg BUMN Rozie Munir dengan Menteri Negara
Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN Laksamana Sukardi.

Isi perjanjiannya, demikian. Gus Dur minta Muhammad Nazif, mantan Dirut Bank
Bukopin, menjadi Dirut PT Telkom. Selebihnya, silakan cari sendiri lewat fit
and proper test (uji kelayakan dan kepantasan). "Pokoknya, Dirut Telkom
Muhammad Nazif," kira-kira begitu statement Gus Dur ketika negosiasi. Gus
Dur tidak menjelaskan kenapa Muhammad Nazif. Yang jelas, Muhammad Nazif itu
kader NU yang baik, tambah sumber Xpos.

Sedang posisi direksi PT Telkom akan diisi oleh orang-orang baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja PT Telkom. "Saya dengar, awalnya
pemerintah menginginkan direksi yang baru di Telkom, sehingga orang lama
akan diganti semuanya. Tanpa terkecuali," tutut sumber Xpos.

Nah, dengan dasar hasil negosiasi ini, Laksamana kemudian menugaskan
Deputi-nya Benny Pasaribu (mantan anggota Komisi IX DPR, asal PDI
Perjuangan, yang direkrut Laksamana) untuk melakukan pengujian terhadap
direktur lainnya. Seleksi selanjutnya dilakukan oleh Benny terhadap 50 nama
dari berbagai BUMN. Hasil finalnya, Benny berhasil mendapat empat nama dari
hasil uji kelayakan  tersebut. Mereka adalah Kristiono, Komaruddin
Sastrakoesoemah, Taufik Akbar dan Mursyid.

"Mereka semuanya berasal dari PT Telkom dan beberapa BUMN. Sebelumnya mereka
diseleksi dari sekitar 50 calon direksi Telkom. Dari 50 orang itu kemudian
disaring lagi menjadi 10 orang yang terbaik. Dari 10 orang kemudian diuji
lagi dan berhasil dipilih empat calon direksi. Prosesnya, cukup ketat dan
kompetitif. Mereka dipanggil satu per satu oleh oleh sebuah kepanitian
penyaring," jelasnya.

Keempat nama yang berhasil disaring itu kemudian secara berurut-urutan
dijadikan direksi PT Telkom. Sebelum Laksamana pergi haji bersama rombongan
Wapres Megawati, direksi PT Telkom itu sudah selesai. Laksamana sudah ACC
dan proses administratifnya selanjutnya diserahkan kepada Benny. Benny juga
sudah ACC.

Karena Laksamana tidak ada di tempat, Menko Ekuin Kwik Kian Gie ditunjuk
sebagai Menneg BUMN ad interim. Nama-nama itu dilaporkan oleh Benny kepada
Kwik dan meng-ACC-nya. Benny kemudian berangkat ke New York, karena
penugasan dari Laksamana. Sebelumnya surat itu dikirimkan kepada PT Telkom,
sekalian mengingatkan untuk diadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Telkom. Entah bagaimana surat itu diketahui oleh Sekjen Menneg BUMN Rozie
Munir.

"Tiba-tiba, Rozie Munir ingin mengubahnya dan memasukan nama Harry
Supangkat, Direktur Keuangan yang lama, untuk menggantikan nama Mursyid.
Padahal, deal-nya sejak awal semua direksi Telkom harus diganti dengan
orang-orang baru. Dan Gus Dur sudah setuju dengan hal ini," jelasnya.

Tentu saja Kwik jadi bingung. Karena, ia sebetulnya, hanya menjalankan apa
yang diminta oleh Laksamana. Awalnya, antara Kwik dengan Rozie Munir terjadi
silnag pendapat. Namun, perdebatan itu kemudian selesai, setelah mendapat
konfirmasi dari Gus Dur. "Artinya, nama Mursyid tetap dicoret dan diganti
oleh Harry Supangkat," ungkapnya.

Apa boleh buat kalau Gus Dur sudah bicara. Kwik pun mengubah surat itu.
"Bahkan, yang membuat paraf dalam suratnya kepada Dirut Telkom, Rozie Munir
sendiri. Lihat saja paraf R di samping tandatangan Kwik," jelas sumber Xpos.

Maka, berdasarkan surat bernomor SR-85/M-PM PBUMN/2000 tertanggal 13 Maret
2000, yang ditandatangani oleh Menneg Penanaman Modal/PBUMN ad interim Menko
Ekuin Kwik Kian Gie kepada Direksi PT Telkom di Bandung, nama Mursyid tidak
ada. "Yang muncul nama baru, seperti Harry Supangkat."

Dalam surat berkualifikasi sangat segera yang salinannya sudah beredar di
DPR tersebut, disebutkan nama Muhammad Nazif, mantan Direktur Bukopin,
sebagai calon Direktur Utama PT Telkom. Sedangkan Harry Supangkat, tetap
dipertahankan sebagai Direktur Keuangan. Celakanya, menurut  sumber Xpos,
nama Harry Supangkat, yang dikehendaki Gus Dur itu memiliki track record
yang kurang baik dan merugikan PT Telkom. "Salah satunya, soal memorandum of
understanding KSO yang merugikan Telkom sekitar Rp500 milyar. Belum kasus
lainnya," tambahnya.

Sementara nama lainnya, seperti Kristiono menjadi Direktur Perencanaan dan
Teknologi. Komaruddin Sastrakoesoemah menjadi Direktur Operasi dan
Pemasaran. Sedangkan Taufik Akbar dijadikan Direktur Sumber Daya Manusia
(SDM). Nama Mursyid tidak ada.

"Karena pembatalan hasil uji kelayakan tersebut, Mursyid tidak jadi
menempati posisi salah satu direksi Telkom. Sebab, Harry Supangkat, salah
satu direksi di PT Telkom masih diperpanjang lagi masa jabatannya," ujar
sumber tersebut.

Dalam konsideran surat tersebut, Kwik menyebutkan untuk memenuhi ketentuan
New York Stock Exchange (Bursa Saham New York) dan Securities Exchange Act
of 1934 serta peraturan lainnya, nama-nama calon direksi Telkom itu harus
disampaikan lebih dulu. Pemerintah juga minta nama-nama tersebut ditetapkan
dalam RUPS nantinya. Jadi, bukan berarti nama-nama direksi sudah ada sebelum
dilakukannya RUPS.

Nama-nama calon direksi baru Telkom, sebenarnya tinggal menunggu legitimasi
dari RUPS PT Telkom, yang rencananya akan diselenggarakan 7 April mendatang.


Karena tidak sesuai dengan aspirasi karyawan, sumber tadi memastikan bahwa
hal itu membuat marah sejumlah karyawan Telkom. Mereka merencanakan
melakukan demo dan protes ke DPR atas  pengangkatan nama-nama direksi yang
tidak melalui uji kelayakan tersebut. Itulah yang kemudian memunculkan
berita di sejumlah media, yang menyebutkan hasil uji kelayakan dan
kepantasan Kantor Menneg Penanaman Modal/PBUMN terhadap para calon direksi
PT Telkom Tbk, diintervensi pemerintah.

Menurut sumber Xpos, belakangan diketahui, kabarnya Rozie mendapat "bantuan"
dana sebesar Rp1 milyar dari Harry Supangkat. Tidak dijelaskan, apakah itu
murni untuk Rozie Munir? Walahualam.

Sang sumber juga mengingatkan, "Hati-hati mengangkat persoalan ini. Sebab
sangat rawan. Jika tidak hati-hati, antara PDI-P dengan PKB bisa berantem."
Negeri ini so pasti semakin kacau. (*)

- -------------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]

- --------------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
For additional commands, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 3 Apr 2000 jam 06:34:30 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke