Cukup sinis  koq. Namun anjuran untuk berkata sopan santun, oke oke saja. Masak 
menolak kata-kata sopan. Hanya saja berkata sopan terhadap para maling harta 
negara dan rakyat, terhadap penyabot kebijakan yang menguntungkan rakyat, 
rasanya  akan seperti komidi  lucu di tengah pasar Boplo. Umpamanya: ”Maafkan 
saya bapak, maaf seribu maaf, apakah kiranya bapak sudi bila bapak berkenan 
membiarkan tumpukan uang negara ini tidak pindah dari tempatnya sehingga bapak 
juga terhindar dari tuduhan menyalah gunakan kekuasaan yang bapak sandang yang 
sangat terhormat itu?”. Wow! sopan santun Indonesia yang kayak gini bikin capek 
para maling mendengarkan dan kehilangan kesabaran hingga mungkin akan bilang: 
“pegi berak sana,, ngapain turut campur ngurusin adminstrasi negara yang lu 
nggak ngerti! Cebok sana! Dasar babi ngepet! “
ASAHAN.

From: mailto:wahana-n...@yahoogroups.com 
Sent: Saturday, March 19, 2016 7:07 AM
To: Post Wahana-News 
Cc: a.alham1...@kpnmail.nl ; suko...@gmail.com ; Salim Said ; 
semarsupr...@gmail.com 
Subject: Fwd: [wahana-news] Re: Fwd: Ingatkan Ahok, Suryo Prabowo : Kalau 
Sayang Sama Etnis Tionghoa, Jangan Sok Jago Ketika Berkuasa.

  

Orang menasehati secara baik-baik rasanya tidak perlu dijawab dengan pembelaan 
diri.


Untuk ibu Risma atau siapa saja yang sedang menjadi pemimpin atau memegang 
jabatan publik tentunya juga berlaku nasehat yang sama. Hendaknya dapat menjadi 
teladan kejujuran, tidak korupsi, mendahulukan kepentingan rakyat, tetapi juga 
teladan untuk bertutur kata sopan.


Menurut pendapat saya, bangsa Indonesia masih rentan terhadap hasutan dan 
adudomba yang dapat mengakibatkan konflik horizontal maupun vertikal.


Maaf kalau dirasa kurang revolusioner.


Salam hangat,
Suryo Susilo

http://metro.news.viva.co.id/news/read/601845-kak-seto--gaya-ahok-buruk-bagi-perkembangan-anak


Kak Seto: Gaya Ahok Buruk Bagi Perkembangan Anak"Apakah seorang pemimpin harus 
bertindak demikian?"
Senin, 16 Maret 2015 | 16:40 WIBOleh : Bayu Adi WicaksonoGubernur DKI Jakarta 
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (ANTARA/M Agung Rajasa)

VIVA.co.id - Siapa yang tidak kenal dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja 
Purnama alias Ahok. Seorang gubernur penuh fenomena dengan gaya bicara yang 
meledak-ledak dibumbui sikap arogan.

Fenomena gaya kepemimpinan Ahok banyak menimbulkan kontroversial dan 
pertentangan. 

Meskipun patut diakui, bahwa apa yang dilakukan Ahok selama ini dinilai sebuah 
kejujuran untuk mengangkat Jakarta dari lembah hitam praktik korupsi dan 
kemalasan.

"Saya pengagum beliau dalam hal kejujuran dan sebagainya," kata Ketua Komisi 
Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi di kantor Wali Kota Jakarta Timur, 
Senin 16 Maret 2015.

Perkataan dan tindak tanduk Ahok, kata Kak Seto, telah berefek dengan 
menciutnya nyali bawahan untuk bekerja semaunya seperti yang terjadi saat ini.

Namun, kata Kak Seto, gaya bicara Ahok ternyata berdampak buruk bagi 
perkembangan anak-anak, khususnya bagi anak-anak yang tinggal di Ibu Kota 
Jakarta.

"Gaya bicara yang meledak-ledak itu merupakan contoh yang tidak baik bagi 
anak-anak," ujar Kak Seto.

Menurut Kak Seto, sebaiknya Ahok lebih arif dan lebih bijaksana dalam 
berbicara. Sebab, perkataan dan ucapan Ahok bisa diserap anak-anak melalui 
berbagai media.

"Karena biasanya anak-anak hanya melihat dari kulit luarnya saja. Apakah 
seorang pemimpin harus bertindak demikian?," kata Kak Seto.

Kak Seto juga mengatakan kejujuran yang dimiliki Gubernur Jakarta ini sudah 
merupakan hal yang bagus dan dapat dijadikan contoh bagi anak-anak.

Kata Kak Seto, jika itu dikemas dengan lebih baik dan lebih arif lagi, maka 
akan jauh lebih bagus.

"Kalau nilainya sudah 8 bisa diperbaiki lagi jadi 10. Jadi, jika ditanya saran 
saya untuk Pak Ahok, ya saya menyarankan mohon diubah caranya. Tidak harus 
dengan cara yang meledak-ledak. Keberanian harus tetap disampaikan dengan cara 
yang tenang dan lembut," ujar Kak Seto. (ase)

Anwar Sadat/Jakarta


2016-03-19 4:36 GMT+07:00 'A. Alham' a.alham1...@kpnmail.nl [wahana-news] 
<wahana-n...@yahoogroups.com>:

    
  Temperamen Ahok yang suka berkata “kasar”, sudah pasti bukan semua orang bisa 
menerimanya. Tapi kalaU kita perhatikan dengan sungguh-sungguh dan dengan  
sikap nuchter, sasaran kata-kata kasar Ahok hampir selalu pada orang-orang-yang 
punya masaalah, punya cacad moral seperti para koruptor, terduga koruptor,  dan 
juga para penyerang kebijakan Ahok yang juga tidak kurang agressifnya dari Ahok 
sendiri. Menghadapi orang begini tentu saja temperan Ahok  menjadi lebih 
terangsang dan berkembang serta sering-sering juga kebablasan dalam banyak hal 
yang ini menjadi komplex dan berkembang  ke arah rasialisme yang kebetulan Ahok 
memamg berasal dari etnis China. Pertanyaannya mengapa kalau seseorang dari 
etnis Tionghoa yang punya temperamen atau karakter brangasan, suka berkata 
kasar  lalu dijadikan peringatan yang begitu mengerikan, begitu tendensius, 
begitu dramatis akan celakanya golongan etnis China yang lainnya yang tidak 
berdosa yang baik-baik, yang tidak bermaksud “sok jadi jago”harus merasa 
terancam malapetaka historis dan histeris?. Peringatan yang super hyperbolis 
ini terasa angat berlebihan  dan juga tendensius, tidak adil dan bersifat 
penyulut bom waktu. Apakah hanya manusia-manusia dari etnis Tionghoa saja yang 
punya temperamen brangasan, suka berkata kasar hingga tidak sopan?. Baru-baru 
ini juga Gubernur Surabaya diberitakan ngamuk, berteriak-teriak histeris yang 
bahkan Ahok tidak sampai begitu dan lalu mengapa  “amukan” bu Gubernur itu 
tidak dinilai akan  menimbulkan bahaya bagi etnis Jawa, khususnyan Jawa 
Surabaya? Tentu saja tidak, tapi mengapa harus berbahaya bagi etnis Tionghoa 
Indonesia karna Ahok punya temperamen kasar. Harus juga diingat, Ahok juga 
dianiaya oleh orang-orang yang tidak menyukai asal etnisnya meskipun sementara 
ini masih dalam bentuk aniaya mental, aniaya politik, aniaya etnis,aniaya sara. 
Buktinya? Aah, untuk apa dibuktikan lagi, semua orang tahu, untuk apa disebut 
siapa  para penganiaya Ahok itu. Saya tidak bermaksud membela Ahok apalagi 
menjadi teman Ahok yang fanatik. Semua orang tahu Ahok itu anti komunis yang 
berarti bagi saya adalah lawan politik yang serius.Untuk apa saya membela orang 
anti Komunis . Tapi saya mendukung kebijkan Ahok dalam melawan dan memaki para 
koruptor, para pencoleng harta rakyat dan negara, para politisi munafik yang 
pandai bersopan santun tapi ternyata koruptor yang sukar ditangkap dan 
diantarkan ke KPK. Saya setuju Ahok memaki dan menista mahluk- mahluk kayak 
begitu, silahkan saja. Masih untung mereka hanya dinista, seharusnya semua 
mereka ditangkap dan diadili serta dijebloskan dalam penjara bila terbukti 
seorang koruptor. Sayapun akan menghadapi Ahok bila dia menista komunis dan itu 
telah saya lakukan di waktu yang lalu. Tapi dalam hal Ahok menista Pak Jaya 
Suprana, saya sangat tidak setuju. Ahok telah benar-benar kebablasan, over 
acting, overbodig. Pak Jaya itu kan orangnya halus, selalu berkata sopan bahkan 
 dalam melontararkan kritik pedaspun tetap menjaga kesopanan dan akurat. Makian 
Ahok pada Pak Jaya sungguh tidak pantas dan saya kira Ahok perlu minta maaf. 
Namun sekali lagi, manusia kan bisa kebablasan, bisa overstuur termasuk para 
pemimpin sekalipun karnanmmerekam juga manusia biasa. Saya memahami “amok”-nya 
Bu Risma dan bahkan saya suka. Ada orang bilang pemimpin yang suka marah-marah 
adalah berbahaya. OMONG KOSONG 100 persen. Tapi kalau sampai mencederai orang 
lain, membunuh orang lain, nah itu baru bahaya. Nabi saja bisa marah, bahkan 
Tuhanpun tidak jarang marah. Karnanya Ahok juga boleh marah bila pantas merasa 
marah meskipun dia berasal dari etnis Tionghoa. Kan tidak tertulis dalam UUD 
bahwa golongan minoritas tidak boleh marah, tidak boleh berkata kasar. Bahkan  
dalam kitab Al Qur’an ada ayat yang mengatakan”: kaum yang teraniaya 
diperbolehkan memaki dan menista penganiayanya. Ahok, koq nggak boleh. Sebagai 
Gubernur, dia juga sering dianiaya musuh-musuhnya Juga. Saya di Face book(FB), 
sering dianiaya dengan makian dan hinaan. Saya balas dengan makian  dan hinaan 
juga. Zo simpel is dat!Pepatah antara bangsa mengatakan: “Hidup ini keras”het 
leven is hard tapi banyak orang ingin melunakkannaya sebagai usaha  positip 
manusia. Namun hukum kehidupan tidak akan berubah.
  ASAHAN.

  From: Salim Said 
  Sent: Thursday, March 17, 2016 12:01 AM
  To: Group Diskusi Kita ; alumnas-oot ; alumnilemhana...@yahoo.com ; 
group-indepen...@googlegroups.com 
  Subject: Fwd: Ingatkan Ahok, Suryo Prabowo : Kalau Sayang Sama Etnis 
Tionghoa, Jangan Sok Jago Ketika Berkuasa.


  ---------- Forwarded message ----------
  From: <semarsupr...@gmail.com>
  Date: 2016-03-17 5:49 GMT+07:00
  Subject: Re: Ingatkan Ahok, Suryo Prabowo : Kalau Sayang Sama Etnis Tionghoa, 
Jangan Sok Jago Ketika Berkuasa.
  To: Salim Said <group-indepen...@googlegroups.com>



  Sebenarnya Bulan Maret setahun yang lalu melalui sebuah surat terbuka saya 
sudah memohon Ahok untuk berkatakata lebih sopan dengan kekuatiran yg sama dgn 
Letjen Suryo Prabowo dan juga Jusuf Kalla dan Jimly Ashidique namun akibat saya 
warga biasa tanpa kekuasaan saya malah dihujat Ahok dan para pendukungnya 
sebagai ‎rasis, profokator, warga berotak kelas dua , tua bangka bau tanah dan 
anekaragam hujatan lain-lainnya! Maklumlah saya warga biasa tanpa kekuasaan dan 
jabatan apa pun maka saya harus tahu diri mengikhlaskan diri saya dihujat meski 
sebenarnya saya cuma memohon agar Ahok jangan mengeluarkan kata-kata kotor 
belaka namun tetap mendukung semangat Ahok membasmi korupsi! 
  Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Indosat network.
        From: Salim Said
        Sent: Thursday, March 17, 2016 04:37
        To: Group Diskusi Kita; alumnas-oot; alumnilemhana...@yahoo.com; 
group-indepen...@googlegroups.com
        Reply To: group-indepen...@googlegroups.com
        Subject: Fwd: Ingatkan Ahok, Suryo Prabowo : Kalau Sayang Sama Etnis 
Tionghoa, Jangan Sok Jago Ketika Berkuasa. 



  ---------- Forwarded message ----------
  From: sukojo midjan <suko...@gmail.com>
  Date: 2016-03-17 4:16 GMT+07:00
  Subject: Ingatkan Ahok, Suryo Prabowo : Kalau Sayang Sama Etnis Tionghoa, 
Jangan Sok Jago Ketika Berkuasa.
  To: Salim Said <bungsali...@gmail.com>



  Ingatkan Ahok, Suryo Prabowo : Kalau Sayang Sama Etnis Tionghoa, Jangan Sok 
Jago Ketika Berkuasa.
  Rabu, 16/03/2016 / Nasional, Politik / Redaksi 

  JAKARTA – Tokoh militer dan politisi Indonesia Suryo Prabowo mengingatkan 
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan perkumpulan relawan 
yang katanya untuk membantu dan membenahi Jakarta yang diberi nama Teman Ahok, 
agar berhati-hati menyikapi Pilkada DKI yang bakal dihelat 2017 mendatang.

  Suryo Prabowo, pria kelahiran Semarang 61 Tahun lalu ini meminta masyarakat 
tionghoa untuk mengingatkan Ahok dan Teman Ahok agar tidak menimbulkan 
perpecahan di tengah masyarakat terhadap etnis tersebut.

  “Kalau sayang dengan teman-teman atau sahabat dari etnis tionghoa, tolong 
diingatkan agar jangan ada etnis tionghoa yg sok jago ketika berkuasa atau 
dekat dengan penguasa,” tulis Suryo Prabowo, Selasa (15/3/2016).

  Lebih lanjut mantan Kepala Staf Umum TNI ini mengingatkan sejarah kelam yang 
pernah diterima etnis tionghoa oleh pribumi. Tahun 1740-1743 10 ribu China 
dibantai, Tahun 1959 ribuan etnis China exodus ke RRC, Tahun 1966 ribuan etnis 
China kembali ke RRC, Tahun 1998 ribuan etnis China kabur ke luar negeri.

  “Kasihan kan Tionghoa lainnya yg baik-baik dan/atau yg miskin, kalo ada yg 
mau membantai atau menjarah, mereka kan gak bisa kabur ke luar negeri. Tolong 
jaga Bhinneka Tunggal Ika dan sama-sama membangun HARMONI DALAM KEBERAGAMAN,” 
lanjut Suryo Prabowo mengingatkan.

  Alumni AKABRI (sekarang Akmil) tahun 1976, dengan penghargaan Adhi Makayasa 
dan Tri Sakti Wiratama sebagai taruna lulusan terbaik ini juga mengatakan, 
jangan sampai menjadi Bomb waktu bagi etnis tionghoa itu sendiri, sepanjang 
penyebabnya berulang, sejarah kelam pasti berulang. Sepanjang ada China sok 
jago, pasti China yang baik-baik jadi korban.

  Seperti diketahui, Ahok sering mengeluarkan kata-kata kotor di depan publik 
yang dinilai sebagai sikap arogan dari dirinya. Sementara Teman Ahok dinilai 
sering memainkan isu agama sebagai jualan mereka untuk menarik simpati umat 
Islam sebagai mayoritas. Terakhir kelompok ini hadir di car free day seputaran 
Monas dan menampilkan foto-foto umat islam dengan memegang tulisan “Saya Muslim 
Saya Dukung Ahok”, foto tersebut disebar di sosial media dan menjadi polemik.

  Sumber : Posmetro


  -- 
  You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Grup Independen" group.
  To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an 
email to group-independen+unsubscr...@googlegroups.com.
  To post to this group, send email to group-indepen...@googlegroups.com.
  To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/group-independen/CAJKLYGben60R%3DothAks7a0Y-QYDDxSoOdyE5ALBMVrzJiX8kPg%40mail.gmail.com.
  For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.




  -- 
  You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Grup Independen" group.
  To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an 
email to group-independen+unsubscr...@googlegroups.com.
  To post to this group, send email to group-indepen...@googlegroups.com.
  To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/group-independen/20160316224906.4857936.23556.7435%40gmail.com.
  For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.


  -- 
  You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Grup Independen" group.
  To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an 
email to group-independen+unsubscr...@googlegroups.com.
  To post to this group, send email to group-indepen...@googlegroups.com.
  To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/group-independen/CAJKLYGZattMWJyyGJRiEYZKVedxWUidaQ_btKX%3D%3DHYdPmhDCww%40mail.gmail.com.
  For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.



Kirim email ke