Menggapai Karunia Berlimpah 

Oleh Muhsinin Fauzi

Alkisah, Imam Hasan al-Basri kedatangan tiga kelompok tamu. Kelompok pertama 
mengadukan perihal kekeringan. Kelompok kedua perihal berkurangnya rezeki serta 
harta. Ke lom - pok terakhir karena belum hadirnya keturunan. Imam Hasan 
al-Basri menjawab semua permohonan tersebut dengan surat Nuh ayat 10 sampai 12 
yang memerintahkan kita untuk beristigfar atau memohon ampunan.

efMaka, aku katakan kepada mereka, eMohonlah ampun kepada Tuhanmu, 
sesungguhnya Dia Mahapengampunf. Niscaya Dia akan mengirim hujan kepadamu 
dengan lebat. Dan, membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan meng - adakan 
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu 
sungai-sungai.fe Ada empat keutamaan istigfar yang terkandung dalam tiga ayat 
di surat Nuh ini. Pertama, orang yang rajin beristigfar tidak akan mengalami 
kekeringan. Allah SWT mengirimi mereka hujan yang lebat, yang tidak menimbulkan 
banjir, tapi justru menambah sumber air.

Kedua, dengan beristigfar, Allah SWT akan mengucuri banyak harta kepada kita. 
Ketiga, Allah SWT akan memberikan keturunan. Ke - empat, Allah SWT akan memberi 
- kan kepada kita kebun dan sungaisungai dengan pemandangan alam yang sangat 
indah.

Beristigfar, dapat dijelaskan de - ngan sebuah alur logika sebab-akibat yang 
kuat. Pertama, beristigfar ememaksaf kita untuk melakukan evaluasi dan 
introspeksi. Faktanya, orang yang berani mengevaluasi dirinya, insya Allah, 
akan menemukan penyebab berbagai masalah. Tentu, sekaligus bersama dengan 
solusinya.

Sebagai contoh, kekeringan terjadi mungkin akibat siklus ekologi yang 
terganggu. Kondisi kesulitan harta, mungkin akibat kita belum maksimal 
mencarinya, kurang cerdas, atau prosesnya tidak halal. Belum hadirnya anak, 
mungkin karena adanya gangguan kesehatan, stres, atau faktor genetika.

Kedua, istigfar mengandung komitmen untuk berubah ke arah yang lebih baik dan 
tidak mengula - ngi kesalahan. Beristigfar meng undang komitmen untuk melaksana 
kan perbaikan dan mencoba sampai berhasil. Tanpa komitmen, istigfar dan 
bertobat dianggap tidak sah. Para ulama menyebutkan tiga ru - kun bertobat, 
yaitu penyesalan, berhenti dari kesalahan, dan tidak mengulangi lagi. Ibnu 
Qoyyim me - nam bah muhasabah atau melaku kan evaluasi sebagai bagian dari 
bertobat.

Dalam kehidupan sehari-hari, ki - ta bisa menggunakan filosofi tobat dalam 
mencari solusi, yakni evaluasi, komitmen, doa, dan istigfar (EKDI). Insya Allah 
kita akan menemukan solusi dan menggapai karunia Allah SWT yang berlimpah.

http://www.republika.co.id/koran/25/35692/Menggapai_Karunia_Berlimpah

Kirim email ke