Faktor Kali Dalam Bisnis

Mungkin anda sering bertanya-tanya, mengapa si A dalam waktu singkat usahanya 
berkembang begitu pesat? Atau si B dalam waktu singkat punya cabang begitu 
banyak? Jawabannya adalah karena faktor kali (multiplier effect). 

Usaha yang lambat biasanya karena sistimnya masih menggunakan factor penjumlah 
misalnya 2 + 2 = 4, 4 + 4 = 8, 16 + 16 = 32. Ini juga bisa maju, tapi agak 
lebih lambat. Tapi bila Anda punya usaha yang memiliki faktor kali akan jadi 
seperti ini: 2 x 2 = 4, 4 x 4 = 16, 16 x 16 = 256. Jauh lebih besar hasilnya. 

Usaha apa contohnya yang memiliki faktor kali? Semua usaha punya factor kali. 
Cuma jenisnya berbeda-beda. Misalnya usaha rumah makan, salah satu faktor 
kalinya adalah lokasi yang ramai. Lihat saja restoran McDonalds di Sarinah 
Thamrin menjadi 10 besar paling ramai di dunia karena faktor kalinya adalah 
lokasi yang strategis dan ramai. 

Usaha eceran faktor kalinya adalah lokasi yang ramai dan banyaknya jumlah 
cabang. Usaha grosir faktor kalinya adalah pelanggannya yang membeli dalam 
jumlah banyak dan berulang-ulang. 

Hanya itu? Masih banyak lagi. Misalnya publikasi, iklan, promosi, tenaga sales. 
Berikut ini uraiannya. 

*Menggunakan Publikasi* 

Ingat dengan ayam bakar Wong Solo? Restoran ini "meledak" omsetnya gara-gara 
seorang seorang wartawan menulis berita tentang usaha ayam bakar yang saat itu 
masih di kaki lima di kota Medan dengan judul "Sarjana Menjual Ayam Bakar". 
Jadi tulisan di koran itu telah menjadi faktor kali. Memang pemiliknya Puspo 
Wardoyo pintar sekali memanfaatkan publikasi seperti mengadakan Poligami 
Awards, membuat menu Jus Poligami. 

Contoh lain: jaringan bisnis MQ Corporation milik AA Gym dengan publikasi dari 
segi spiritual, The Body Shop dengan publikasi dari segi kepedulian lingkungan 
hidup, Moamar Emka dengan buku Jakarta Undercover, Dewi Lestari dengan buku 
Supernova. 

*Menggunakan Iklan atau Promosi* 

Baru-baru ini saya melihat langsung toko roti baru namanya BreadTalk di Mal 
Taman Anggrek. Saya saksikan pembelinya rela antri sampai hampir sepuluh meter 
untuk membeli roti yang katanya lebih enak itu. Kenapa bisa begitu ramai 
sementara toko roti lain di tempat yang sama tidak seramai itu? Karena faktor 
kali dari iklan dan promosi di Metro TV dengan menggunakan para artis ternama. 
Iklan tersebut menggugah rasa ingin tahu penonton untuk mencobanya. 

Contoh lain: DRTV. 

*Menggunakan Tenaga Pemasaran/Sales* 

Anda tahu jaringan toko kredit Columbia? Kebetulan saya sendiri kenal dengan 
pemiliknya, Bapak Leo Chandra. Katanya, tahun lalu omsetnya mencapai Rp. 1,2 
trilyun. Apa kiatnya? Dia tidak menggunakan iklan atau membuka outlet di lokasi 
yang ramai dan strategis. Tapi dia menggunakan 20.000 tenaga sales di seluruh 
Indonesia. 

Toko-toko sepatu di PIK Pulo Gadung juga menerapkan hal serupa, yaitu dengan 
menggunakan tenaga pemasar lepas (freelance) yang dibekali dengan brosur dan 
katalog gambar produk. Jadi, para pembeli tinggal memilih melalui katalog 
tersebut. 

Contoh lain: perusahaan network marketing/MLM, kartu kredit Citibank, bahkan 
partai seperti Partai Keadilan Sejahtera juga menggunakan strategi pemasaran 
langsung (direct selling). Saat dalam Pemilu 1999 dengan 15.000 kader yang 
mentargetkan 1 orang menggaet 20 orang pemilih, partai ini berhasil mendapat 
1.4 juta suara. Saat ini dengan sistim pendekatan yang sama telah terkumpul 
400.000 kader. Berapa nanti perolehan suaranya di tahun 2004 bila 1 orang kader 
menggaet 20 pemilih? 

*Menggunakan Tokoh atau Model* 

Baterai ABC menguasai 90% lebih pangsa pasar baterai di Indonesia. Saat saya 
berkunjung ke pabriknya di Daan Mogot bulan Desember tahun lalu, Ibu Herlili 
Sumampouw, manajer periklanannya membuka rahasia bahwa salah satu faktor 
kalinya adalah dengan menggunakan orang-orang cebol dan petinju Evander 
Holyfield. Mereka menggunakan orang-orang cebol sejak tahun 70-an yang disuruh 
menari-nari di arena Pekan Raya Jakarta. Hasilnya, omset penjualan baterai ABC 
naik seperti roket, katanya. 

Begitu juga saat memperkenalkan Baterai ABC Alkaline, tadinya ABC tidak dikenal 
sebagai produsen baterai alkaline sebelum menggunakan model iklan petinju kelas 
berat Evander Holyfield. Seorang model atau tokoh memiliki banyak penggemar, 
inilah faktor kalinya. 

*Membuka Cabang Sebanyak Mungkin* 

Untuk usaha eceran/retail, inilah faktor kalinya. Alfa Mart adala contohnya. 
alam waktu singkat bisa menyamai jumlah cabang Indomaret yang sudah lebih lama 
di bisnis ini. Dengan agresif mereka terus membuka cabang dengan cara waralaba 
yang lebih fleksibel daripada Indomaret. Caranya, bila si calon partner itu 
hanya punya lahan dan bangunan tanpa modal kerja, Alfamart siap mengisi barang. 
Faktor kali untuk usaha eceran tidak hanya itu, bisa juga dengan cara 
menitipkan barang di outlet-outlet. 

*Menjual Secara Grosir* 

Untuk usaha grosir, faktor kalinya tidak perlu dengan membuka banyak toko. Tapi 
dengan mencari banyak pedagang yang membeli dalam jumlah banyak secara 
berulang-ulang. Ini bisa dilihat di toko-toko di Tanah Abang, Pasar Anyar Bogor 
atau Cipulir. Rata-rata mereka memiliki pelanggan tetap yang secara rutin 
berbelanja. 

Misalnya satu toko memiliki 20 pelanggan yang rata-rata berbelanja Rp. 2 juta 
per bulan, total per tahun menjadi Rp. 480 juta. Usaha grosir ini akan terus 
berkembang sesuai dengan perkembangan usaha para pedagang langganan tersebut 
dan bertambahnya pelanggan baru. Adakah para pelanggan yang memiliki lebih dari 
satu toko? Tentunya ada, bahkan ada yang 
memiliki 10 toko. Inilah faktor kalinya. 

*Menggunakan Internet* 

Jeff Bezos adalah salah orang terkaya di Amerika saat ini. Dia meraihnya dalam 
waktu kurang dari 10 tahun. Dia adalah pendiri situs belanja buku di internet 
Amazon.com yang menjual buku secara online kepada para pelanggan di seluruh 
dunia. Dalam waktu singkat Amazon telah mengalahkan toko buku terbesar di 
Amerika yang sudah berdiri puluhan tahun, Barnes and Noble. Saya pribadi juga 
telah menggunakan media ini sejak September tahun lalu. 

Hasilnya di luar dugaan. Dalam waktu 3 bulan pengunjung yang datang diwebsite 
sudah hampir 1.000 orang dengan omset yang lumayan. Bahkan telah berhasil 
mendapatkan agen/distributor di beberapa daerah di Indonesia. Apa faktor 
kalinya? Karena saya berkawan dengan Mr. Tung Desem Waringin, seorang pembicara 
seminar yang telah berbicara di hadapan lebih dari 60.000 orang dan siaran talk 
show di radio Smart FM yang mempunyai jaringan di 7 kota di Indonesia. 

Di setiap kesempatan dia selalu menyebutkan alamat situs internet kami. Di 
samping itu, internet diakses oleh orang di seluruh dunia, tanpa batas wilayah 
dan waktu. Perkembangan bisnis di internet ini patut kita antisipasi. 
Peluangnya sangat, sangat, sangat besar. 

*Apakah faktor kali hanya untuk bisnis saja?* 

Tidak. Penggunaan faktor kali tidak melulu untuk tujuan bisnis saja. Seorang 
dosen yang biasanya hanya bisa berbicara di depan mahasiswa bisa menggunakan 
media lain untuk meraih audiens yang lebih besar. Misalnya dengan menulis buku, 
mengadakan seminar, membuat kaset/CD, membuat situs internet, siaran di TV atau 
radio. Contohnya adalah Rhenald Kasali, Roy Sembel (dosen, ahli keuangan). 
Seorang atlit yang sebelumnya adalah atlit lokal bisa meningkatkan faktor 
kalinya dengan mengikuti pertandingan dengan skala nasional atau internasional. 
Seorang da'i seperti Aa Gym paling ahli memanfaatkan faktor kali ini. Dia 
membuat faktor kali melalui tabloid,radio, televisi, internet, buku, VCD dan 
lain-lain. Inul Daratista menjadi begitu fenomenal setelah tampil di televisi. 
Padahal sebelumnya dia hanya bernyanyi dari kampung ke kampung. 

*Kesimpulan* 

Dari beberapa contoh di atas, intinya adalah bagaimana dalam meningkatkan usaha 
kita selalu mencari faktor kali. Sekali lagi FAKTOR KALI. Mudah-mudahan tulisan 
ini menjadi inspirasi bagi anda. Mohon maaf, bukan saya ingin menggurui, tapi 
ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang tentu saja banyak kekurangannya. 
Mudah-mudahan tulisan ringan ini ada manfaatnya. 

-- 
Wassalam, 

Badroni Yuzirman, TDA 0000001-0106 
www.manetvision.com 

http://tangandiatas.com/?ar_id=MzM2

Kirim email ke