Terbakar Awalnya, Berkilau Akhirnya
Oleh Chandra Kurniawan
3 Apr 06 09:50 WIB

Di saat setiap orang menjauh melihatmu dalam kesedihan Di masa semua orang 
meninggalkan dirimu dalam kesendirian Terasa semakin berat bebanmu. 
Terasa semakin sesak dadamu. 
Menghadapi cobaan.

Di waktu setiap desah nafasmu terasa berat karena kepedihan Dikala setiap tetes 
airmata yang kau tahan karena mencoba bertahan Semua akan ada akhirnya. 
Semua akan membuatmu berlapang. 
Menghadapi cobaan. 

(Shaffix - Terpuruk)

Tidak selamanya kesengsaraan dan penderitaan itu hina dan dibenci. Terkadang 
kesengsaraan justru menimbulkan efek positif seorang hamba. Doa yang penuh 
harap muncul dari kesengsaraan dan tasbih yang tulus datang dari hati yang 
tersakiti. Begitu juga penderitaan dan beban yang dialami seorang pelajar untuk 
menuntut ilmu. Akhirnya, akan membuahkan hasil menjadi seorang ilmuwan besar. 
Demikianlah, karena dia rela terbakar awalnya, berkilaulah akhirnya.

Ada juga seorang penyair yang merasakan pilu karena penderitaan. Namun, 
akhirnya menghasilkan karya sastra yang mengagumkan. Sakit hatinya telah 
menyentuh hati dan urat saraf serta membuat darahnya bergemuruh. Kemudian, 
gejolak jiwa itu mengarahkan intuisinya untuk merangkai kata-kata yang indah. 
Begitu juga seorang penulis, setelah melalui berbagai penderitaan dalam 
hidupnya, akhirnya dia menghasilkan karya yang mengagumkan dan terus tergambar 
dalam ingatan.

Seorang penyair yang tidak pernah merasakan sakit dan pahit getirnya kehidupan 
maka syair-syairnya akan terasa hambar. Syair hanya berisi kumpulan peristiwa 
murahan dan untaian kata picisan karena dari lisan bukan dari lubuk hatinya 
yang paling dalam. Berpuisi dengan rasionya tanpa melibatkan hati dan perasaan.

Sebelum mencapai puncak kearifan, Imam al-Ghazali terlebih dahulu bermujahadah 
dengan berat. Beliau mengembara menuntut ilmu, beribadah dengan penuh 
kekhusyuan, kadang bertafakur seorang diri. Kegelisahan jiwanya dalam mencari 
kebenaran membuat seorang dokter memvonisnya menderita penyakit saraf kronis. 
Biarpun begitu, Allah tidak menyia-nyiakan usahanya itu. Kemudian, menunjukkan 
jalan yang benar ke arahnya. Dari sanalah karya-karyanya yang tercetak hingga 
kini bermunculan; Ihya Ulumuddin, Mungidz min Dhalal, Tahafut al-Falasifah, 
Kimya as-Saadah, dan sebagainya.

Imam Ibnu Taimiyah - seorang ulama besar pengusung panji kebenaran dan 
ketakwaan - menyelesaikan beberapa karyanya di dalam penjara. Ketika penguasa 
dzalim menyingkirkan penanya, beliau tetap menulis walaupun dengan arang. Kita 
hanya tahu kitab Majmu Fatawa itu tebalnya satu setengah meter, tapi kita tidak 
tahu bahwa sebenarnya sebagian besar buku itu ditulis ketika beliau berada 
dalam penjara.

Sayyid Quthb mampu menuliskan karya terbesarnya, Tafsir Fizhilalil Quran, 
ketika dalam keadaan terhimpit penderitaan. Di siksa dalam penjara lantas 
dihukum mati. Di dalam penjara itu juga, beliau menulis sebuah buku kecil yang 
konon adalah buku the best of best seller di Timur Tengah dan paling ditakuti 
pemerintahan otoriter, yaitu Ma'allim fith Thariq.

Prof. HAMKA adalah sosok ulama yang senantiasa konsisten di jalan Allah, mampu 
menyelesaikan kitab tafsirnya yang paling fenomenal dan berjilid-jilid 
tebalnya, Tafsir al-Azhar, ketika beliau berada di dalam penjara.

Dr. Yusuf al-Qaradhawi - ulama terkemuka saat ini - dengan terpaksa harus 
berhijrah dari Mesir ke Qatar karena pemerintah otoriter Mesir saat itu memburu 
para aktivis Islam dan menjebloskannya ke dalam penjara. Namun, di sana beliau 
mampu menyusun kitab Fiqh Zakat, yang menurut Abul A'la Maududi merupakan kitab 
yang paling bagus pada abad ke-20.

Dr. Muhammad al-Ghazali - guru dari Dr. Yusuf al-Qaradhawi - juga dengan 
terpaksa hijrah ke Madinah al-Munawarah. Di sana beliau habiskan waktunya 
dengan membaca, menulis, merenung, dan berdakwah. Beliau berhasil merampungkan 
karya terbesarnya, Fiqh Sirah. Kitabnya itu ditulis di depan makam Rasulullah. 
Setiap kali memulai menulis, setiap kali itu pula beliau menangis mengenang 
perjuangan agung Rasulullah.

Zainab al-Ghazali adalah sosok mujahidah terkemuka yang lahir di abad ke-20. 
aktivis Ikhwanul Muslimin ini pernah mengalami berbagai bentuk siksaan dan 
penderitaan yang mengerikan, sebagaimana diceritakannya dalam bukunya yang 
berjudul Ayyamun Min Hayati (Hari-Hari dalam Kehidupanku). Buku tersebut 
menggambarkan hari-hari yang dilakukan oleh si penulis selama di balik terali 
besi. Setiap huruf, kata, kalimat, dan lembar yang terdapat di dalam buku 
tersebut adalah refleksi dari perasaan yang mendalam. Proses penyiksaan demi 
pemyiksaan yang dialaminya, semua ia ungkap dalam buku tersebut. Dari buku 
terungkap, bahwa orang-orang yang telah menjalani masa penahanan, lebih mampu 
mengungkapkan penderitaan, kesabaran, dan ujian yang dihadapinya. Bahkan, ia 
adalah orang yang paling mampu menggambarkan berbagai tragedi yang dialaminya 
melalui penanya yang ikut terluka.

Dr. Aidh al-Qarni pernah di penjara karena pernyataan-pernyataan politik yang 
ditulisnya dalam sebuah syair. Namun di sana beliau menghabiskan waktu untuk 
membaca, merenung dan menulis. Karyanya yang memukau jiwa dan mengguncang 
dunia, La Tahzan, ternyata di tulis ketika beliau di dalam penjara. Buku itu 
menggambarkan kepiluan hatinya dan bagaimana beliau mencari jalan sesuai dengan 
petunjuk-Nya. Buku itu kini telah dicetak dua juta eksemplar di seluruh dunia. 
Beliau juga dianugerahi penghargaan pemerintah Arab Saudi sebagai penulis 
paling produktif di Arab Saudi.

Harun Yahya - pejuang dan ilmuwan terkemuka Turki - terpaksa digiring masuk 
penjara selama bertahun-tahun. Bahkan, beberapa bulan lamanya dimasukkan ke 
rumah sakit jiwa. Namun, di sana dia mampu bersabar dan tawakal kepada Allah 
hingga bisa menyelesaikan banyak buku yang salah satunya mengenai perjalanan 
hidup Nabi Muhammad. Beliau sendiri sering berkata kepada sahabat dan 
murid-murid yang menjenguknya dari kejauhan, "Jangan bersedih. Sesungguhnya 
Allah beserta kita." Pada tahun 2000, beliau dianugerahi majalah ilmiah 
terkemuka saat ini, New Scientist, sebagai "Pahlawan Dunia" karena dengan 
gemilangnya berhasil mengungkap kebohongan teori evolusi. Kini Harun Yahya juga 
termasuk dalam jajaran penulis paling produktif di dunia, karyanya sudah 
mencapai 200 judul!

Mereka itulah orang-orang agung karena mereka mampu menjadikan penderitaan 
sebagai perantara sebagai ketinggian. ".Yang demikian itu ialah karena mereka 
tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak 
(pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan 
tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi 
mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak 
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS. at-Taubah: 120).

Sesungguhnya nasihat yang baik pasti akan menyentuh hati yang paling dalam dan 
meluluhkan jiwa. Nasihat yang demikian dapat ditulis menjadi buku karena 
pengarangnya pernah mengalami perjuangan panjang dan kepedihan hidup. ".Allah 
mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas 
mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat 
(waktunya)." (QS. al-Fath: 18).

Kirim email ke