Blog tempat saya berbagi ilmu dan belajar bersama sahabat-sahabat semua. Semoga 
tulisan-tulisan sederhana saya dalam blog ini dapat bermanfaat untuk kita 
semua,amin.

BELAJAR DARI FILOSOFI POHON JATI 
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pohon jati merupakan salah satu pohon yang 
menghasilkan kayu dengan kualitas terbaik dan mahal harganya. Di balik sosoknya 
yang sangar dan seram, pohon jati banyak di cari untuk dijadikan furniture 
maupun bagian rumah lainnya yang berbahan kayu. Selain kayunya, daun pohon jati 
juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan membungkus berbagai macam makanan. Di 
daerah saya di Pekalongan dan sekitarnya, saat alas roban masih banyak memiliki 
pohon jati, kadang daun pohon jati yang lebar setelah dibersihkan dimanfaatkan 
untuk membungkus nasi kenduren yang diberikan kepada tamu untuk dibawa pulang.

Dibalik tampangnya yang sangar pohon jati mempunyai filosofi yang sangat 
mendalam dan sangat relevan untuk dapat kita terapkan untuk melengkapi jiwa 
entrepreneurship kita.

Filosofi Jati yang pertama adalah: Biji Keras menghasilkan Kayu yang kuat 
(Kelas Kuat I dan Kelas Awet II). Biji merupakan awal mula (dasar) tumbuhnya 
sebuah pohon jati. Makin bagus biji yang kita tanam makan bagus kualitas pohon 
jati yang akan kita dapatkan. Begitu juga dalam berbisnis, kita harus mempunyai 
dasar yang kuat terutama secara mental (dan kuat financial lebih baik lagi). 

Minimal kita harus mempersiapkan mental untuk berani keluar dari zona nyaman 
dan meruntuhkan blocking mental kita, terutama yang masih menyandang status 
karyawan/TDB dan ingin memulai usaha, terlebih lagi jika langsung full TDA dan 
melepas status karyawannya. Selain itu kita juga harus siap mental jika 
sewaktu-waktu usaha kita harus jatuh ataupun mengalami kemunduran, jangan 
sampai hal tersebut merontakan mental kita, akan tetapi sebaliknya jadikanlah 
sebagai sarana belajar dan evaluasi untuk bangkit lagi, agar kejadian yang sama 
tidak terulang kepada kita.

Filosofi Jati ke-II : Pohon jati tumbuh di daerah kering dan tandus, namun 
mampu menghasilkan kualitas kayu yang luar biasa. Pohon jati mampu beradaptasi 
dengan buruknya lingkungan tempat tumbuhnya. Filosofi ini mengajarkan bahwa 
dimanapun kita berada dan apapun buruknya keadaan kita, selalu ada celah dan 
peluang yang terbuka. Sepanjang kita mau berusaha serta beradaptasi dan belajar 
dari lingkungan sekitar maka kita akan tetap mendaptkan hasil tertentu. 
Disamping itu, jangan jadikan lingkungan sekitar kita ataupun beratnya 
permasalahan sebagai alasan untuk kita tidak dapat berkembang, kita harus mampu 
untuk berdaya dan berusaha secara maksimal dan optimal, seberat apapun masalah 
yang ada dan seburuk apapun keadaan kita dan lingkungan sekitar kita. Makin 
keras keadaan ataupun permasalahan yang kita hadapi, kita harus semakin yakin 
bahwa jika kita mampu melaluinya kita akan menjadi semakin besar. Seseorang 
akan teruji dan tangguh apabila di tempa pengalaman hidup yang keras. 

Jangan kemudian kita lari atau menghindar dari keaadan ataupun masalah sekitar 
kita. Setiap permasalahan yang ada harus dipastikan diselesaikan sampai akar 
masalahnya, sehingga kejadian tersebut diharapakan tidak terulang, jika 
terulang maka kita sudah tahu cara menyelesaikannya. Kegagalan banyak terjadi 
karena orang lari atau menghindar dari masalah atau membiarkan masalah tersebut 
tanpa mau melihat ke akar masalahnya, sehingga setelah berlalunya waktu masalah 
tersebut (seolah-olah) "selesai", padahal hanya mengendap saja dan siap meledak 
sewaktu-waktu dan akan menghancurkan kita.

Filosofi Jati ke III: Secara alami pohon jati memiliki daur yang lama untuk 
menghasilkan kualitas kayu yang baik. Oleh karena tidak ada pohon jati 
cangkokan atau dari hasil stek untuk meperpendek proses pembentukan kayu yang 
bagus. Filosofi ini mengajarkan bahwa seseorang menjadi tangguh diperlukan 
proses dan waktu yang lama, bukan "KARBITAN" atau di "KARBITKAN". Tidak ada 
yang langsung bisa besar dalam menjalankan usaha, proses step by step tetap 
harus kita lalui sebagai bagian dari pembelajaran kita untuk tumbuh semakin 
besar. Kita harus bersabar dan tetap belajar dengan proses yang ada, Lamanya 
proses sendiri juga tergantung dari daya upaya kita dalam menjalani proses 
tersebut. Jangan pernah menyerah kalaupun prosesnya lama yang penting kita juga 
harus pintar untuk mengamati dan belajar dari proses tersebut. 
Diposkan oleh Arys di 17:20  

<<icon18_edit_allbkg.gif>>

Kirim email ke