----- Original Message -----
From: haryadi
Sent: Wednesday, August 26, 2009 10:32 AM

Saatnya Mengajarkan Anak Berpuasa Ramadhan
JAKARTA, KOMPAS.com - Tanpa terasa, Ramadhan sudah tiba. Bulan yang
ditunggu-tunggu umat Islam sedunia. Bulan yang penuh rahmat dan berkah, di
mana pahala akan digandakan nilainya.

Melaksanakan puasa di siang hari serta bertarawih dan bertadarus di malam
hari menjadi jalan untuk menggapai kedekatan pada sang Illahi demi mencapai
derajat takwa. Berpuasa yang menjadi kewajiban selama Ramadhan bukan hanya
sekadar untuk menahan haus dan lapar demi menjalankan perintah Tuhan.

"Melalui puasa, kita diminta adil terhadap tubuh, khususnya perut yang telah
11 bulan bekerja untuk beristirahat selama satu bulan. Itu sebabnya, puasa
menyehatkan tubuh," ujar KH Iskandar AG selaku Pimpinan Pesantren Nurul
Anwar, Bogor.

Selain manfaat kesehatan bagi tubuh, puasa juga mengajarkan kita untuk
selalu menahan diri dari segala malam hawa nafsu serta mengajarkan pada kita
arti rendah hati yang sesungguhnya. Karena melalui puasa, kita bisa
merasakan betapa laparnya perut si fakir miskin yang belum tentu bisa makan
setiap harinya.

Sejak dini

Dengan begitu besarnya manfaat puasa bagi tubuh dan jiwa, tak ada salahnya
jika orang tua sedini mungkin mengajarkan puasa pada anak-anak, bahkan
balita sekali pun. Tentu saja, mereka tidak harus langsung berpuasa penuh
mulai dari Imsyak hingga adzan Maghrib, melainkan mulai dari Imsyak hingga
adzan Zhuhur lalu berlanjut hingga adzan Ashar. Jika dirasa mampu, tak ada
salahnya jika Anak melanjutkan puasanya hingga adzan Maghrib.

Menurut KH Iskandar AG, dalam melatih dan mengajarkan anak berpuasa, hal
pertama yang harus dilakukan para orang tua adalah memberikan arahan dan
pengertian pada anak mengenai apa itu puasa. Jelaskan pula pada mereka
mengapa harus berpuasa, termasuk di dalamnya apa tujuan puasa.

Bila si anak sudah cukup mengerti akan pengertian puasa, tak ada salahnya
dijelaskan pula pada mereka target puasa yang ingin dicapai selama bulan
Ramadhan, seperti upaya mendapatkan ampunan-Nya, mencapai derajat tagwa,
hingga upaya untuk mendapatkan malam kemuliaan (Lailatul Qodar).

Usia balita, sekitar lima tahun, adalah saat yang cukup tepat untuk
mengajarkan anak berpuasa. Sebagai pengenalan, anak bisa diajak serta sahur
bersama keluarga. Dengan sahur bersama, anak akan merasakan atmosfer puasa
yang penuh kebersamaan.

Yang namanya latihan, anak-anak pun bisa berpuasa hanya sampai jam 12 siang
ketika adzan Zhuhur berkumandang. Selanjutnya secara bertahap anak bisa
menambah jam puasanya tergantung dari kesanggupan si anak itu sendiri.

Misalnya, Mirna Hidayati, ibu dari seorang anak bernama Aditya membagi
pengalamannya mengajarkan anak berpuasa. Aditya mulai belajar berpuasa
ketika usianya empat tahun. Pada saat itu, ia berpuasa dari Imsyak hingga
jam 10.00 WIB, jadwal pulang sekolahnya di Taman Kanak-kanak. Tahun
berikutnya, jam buka puasa pun bertambah hingga jam 12.00 ketika adzan
Zhuhur tiba. Begitu selanjutnya hingga ia kuat berpuasa penuh di kelas dua
Sekolah Dasar.

Metode seperti ini bukan berarti tanpa kendala sama sekali. Terkadang anak
merasa malas dan letih berpuasa, belum lagi lapar dan lemas yang kerap
menyerang. Kalau sudah begitu, peran ibu sangat diperlukan untuk membujuk
dan menenangkan anak. Biasanya Mirna akan meminta Adit untuk beristirahat di
kamar dengan pendingin udara sambil mempertontonkan film cerita bernafaskan
Islam yang menjadi kegemarannya.

Demikian pula dengan Tatiek Sivawati, ibu dari Ganesh (15), Citta (11), dan
Arin (10). Sedikit berbeda dengan Mirna, Tatiek memulai mengajarkan anak
puasa dengan melarangnya makan namun tetap membolehkan mereka untuk minum
susu. Hal ini berlangsung selama seminggu pertama.

Setelah itu, secara bertahap, anak-anak yang sudah berpuasa sejak usia empat
tahun ini, berlatih puasa dari Imsyak hingga jam 10.00 pagi. Bahkan akhirnya
bisa berpuasa penuh di akhir bulan puasa. Arin bahkan sudah berpuasa penuh
di usianya yang ketika itu baru empat tahun. Mengingat banyaknya manfaat
puasa, ayo ajarkan anak untuk berpuasa sedari dini.



------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, 
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke