From: Donny Adi Wiguna 

EMPAT METERAI PERTAMA: Penelusuran Kitab Wahyu
(Donny A. Wiguna)

Menulis renungan adalah satu hal yang unik. Di satu sisi, ada keterbatasan 
manusia, sehingga tidak mungkin orang dapat menyelami Firman Tuhan tanpa 
pertolongan Roh Kudus. Di sisi lain, Tuhan memberi hikmat dan pengertian serta 
akal budi kepada manusia untuk membaca dan mengerti apa yang disampaikan oleh 
Tuhan. Kedua hal ini berjalan bersama-sama beriringan.
Namun, ketika pembahasan tertuju pada nubuat dan wahyu, apalagi tentang akhir 
jaman, kesulitan menjadi lebih tinggi. Di dalamnya ada intensitas yang tinggi, 
baik dari Firman maupun dari akal budi. Pikiran manusia terlatih untuk melihat 
dan menganalisa alam di sekitarnya, tetapi siapa yang bisa melihat masa depan? 
Sebaliknya, Firman diberikan dalam bentuk simbol-simbol yang penuh arti, dan 
betapa sukar untuk menemukan artinya!
Ada yang mengatakan, bahwa simbol-simbol dalam Wahyu hanya dapat benar-benar 
dipahami oleh orang yang hidup pada masa itu saja, masa Rasul Yohanes menulis 
di pulau Patmos. Jadi, tidak bisa dipahami oleh kita sekarang ini, yang hidup 
ribuan tahun sesudahnya.

Tetapi jika memang tidak bisa dipahami, lalu untuk apa dituliskan?
Kenyataan bahwa Tuhan memerintahkan Yohanes untuk menulis dan menyampaikan, 
serta kenyataan bahwa tulisannya itu tetap terpelihara hingga saat ini 
menunjukkan, bahwa pesan Yohanes berlaku bagi kita juga.
Simbol-simbol Yohanes berlaku untuk kita juga, orang yang hidup ribuan tahun 
sesudahnya. Dan artinya, ada satu cara bagi kita untuk memahami arti 
simbol-simbol yang diberikannya.
Satu ciri khas dari kitab Wahyu adalah kedekatannya dengan bagian-bagian dari 
Perjanjian Lama. Simbol-simbol yang digunakan tidak asing, beberapa seperti 
mengambil begitu saja dari tulisan para nabi. Perhatikan: kitab Wahyu 
dituliskan hampir lima ratus tahun setelah kitab terakhir dari Perjanjian Lama 
-- kitab Maleakhi. Artinya, simbol yang digunakan Yohanes
tidak unik pada jamannya, karena ia memakai simbol yang sudah muncul ratusan 
tahun sebelumnya. Artinya pula, simbol-simbol itu tetap, tidak berubah oleh 
waktu, sehingga bisa dikatakan bahwa saat ini pun berlaku bagi kita.

Dan masalahnya sekarang: apa artinya?
Baik, kita perlu membatasi masalahnya. Saat ini, mari kita perhatikan kitab 
Wahyu. Bagaimana kitab ini dituliskan? Jika kita membaca Wahyu 1:1-3, kita 
menemukan penegasan tentang penulis kitab Wahyu dan arti spesifik dari kitab 
ini, yaitu menyampaikan nubuat. Tidak ada bagian lain dari Perjanjian Baru yang 
secara spesifik mengatakan bahwa inilah nubuat yang waktunya sudah dekat, 
seperti ktia baca di ayat ketiga:
"Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat 
ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah 
dekat."
Bagian berikutnya sepanjang 3 pasal adalah tujuh surat kepada tujuh jemaat. 
Isinya jelas ditujukan secara spesifik untuk memberi petunjuk pada 
jemaat-jemaat di Asia Kecil di masa itu, bahkan spesifik pada permasalahannya. 
Ada banyak sekali pembahasan dan penggalian dari ketujuh surat, yang memberikan 
karunia pengertian rohani yang mendalam bagi kita.
Tetapi kali ini mari kita lewatkan pengertiannya, dan masuk dalam fakta bahwa 
ketujuh surat itu adalah nubuat dalam waktu pendek, yang benar-benar segera 
terjadi. Tiga pasal pertama kitab Wahyu berlangsung dalam masa Yohanes hidup, 
dua millenium lalu.

Mulai di pasal ke empat, penglihatan Yohanes beralih ke Surga, ia melihat pintu 
Surga terbuka. Perhatikanlah, mulai dari pasal 4, apa yang dilihat Yohanes 
merupakan gambaran surgawi. Dalam satu pengertian, kita tahu bahwa manusia yang 
hidup di bumi yang fana tidak bisa mengerti gambaran tentang Surga menurut apa 
adanya. Kita tidak mempunyai pengetahuan apa pun tentang itu, juga bahasa 
manusia tidak bisa menjelaskan Surga seperti apa adanya. Maka, Yohanes 
menunjukkan segala sesuatunya dalam metafora, memakai kiasan yang maknanya 
serupa dengan apa yang ada di bumi, supaya kita bisa paham.
Jadi, bila dikatakan ada pintu terbuka di Surga, tentu bukan pintu seperti yang 
kita kenal, pintu dari kayu atau besi di bumi. Tetapi memang ada sesuatu yang 
terbuka, dari tadinya tertutup dan tidak bisa dilalui, menjadi bisa dilewati. 
Yohanes dipanggil untuk naik, agar bisa menyaksikan apa yang HARUS terjadi 
sesudah ini (4:1). Mulai dari titik ini, Yohanes
melihat rangkaian peristiwa berlalu dengan cepat dihadapannya.
Sampai di sini, kita juga menyadari bahwa manusia sebenarnya tidak mampu 
mengenali SELURUH rangkaian peristiwa sampai ke detil-detilnya. Jika orang 
berusaha meneliti detil, ia malah kehilangan pandangan pada keseluruhan. 
Tetapi, bagaimana pula orang mampu memahami seluruh peristiwa, apalagi 
diseluruh penjuru dunia? Maka kembali Tuhan menggambarkan peristiwa yang 
terjadi dengan simbol-simbol yang bisa dipahami, metafora dari makna 
keseluruhan peristiwa yang terjadi.

Pasal 4 pada intinya adalah penyembahan kepada Allah yang Maha Kudus. Ini 
menjadi sebuah penegasan, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah di bawah 
otoritas Allah. Seluruh isi Surga terpusat pada Allah, menyembah-Nya sepanjang 
waktu. Inilah sikap yang pertama dan terutama, yaitu menyembah Allah. Semua 
peristiwa selanjutnya terjadi di dalam kemuliaan-Nya melalui kuasa-Nya.

Sekarang, kita beralih ke pasal 5. Ini adalah pasal pengungkapan, atau wahyu 
Allah. Di tangan Allah ada gulungan, yang dibuat oleh Allah. Cara 
menggambarkannya serupa dengan penyerahan keputusan oleh Kaisar, dalam bentuk 
gulungan yang dimeterai. Artinya, Allah sudah membuat rencana untuk segala 
sesuatu, tertulis di situ sebagai ketetapan dengan 7 meterai. Ini ketetapan 
yang sangat kuat, yang tidak bisa dibuka oleh sembarang orang.
Ketetapan yang pasti terjadi, sekaligus menunjukkan akibat yang luar biasa 
sehingga disegel seperti itu.
Masalahnya, siapa yang berhak untuk membukanya? Jika akibatnya begitu hebat, 
siapa yang sanggup menanggung resikonya? Maka di sini kita menemukan sosok Anak 
Domba Allah, yang juga adalah singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud yang 
telah menang. Inilah Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kita. Perhatikan: di sini 
ketiga Pribadi Allah berkumpul. Ada Roh yang
menguasai manusia (Yohanes) dan membawanya naik (lih. 4:2), ada Allah yang 
duduk di tahta (lih 4:2-3), dan ada Anak Domba Allah (5:6), yaitu Yesus 
Kristus. Inilah Allah Tritunggal yang senantiasa bersama-sama, dan diwaktu yang 
khusus ini seluruhnya berkumpul di Surga, disaksikan oleh Yohanes.

Dalam pasal 5 ini kita juga menemukan kuasa Kristus berlaku untuk seluruh bumi, 
karena darah-Nya telah menebus setiap anak Tuhan dari setiap suku, bahasa, kaum 
dan bangsa. Tidak dikatakan semua orang, melainkan ada orang-orang yang ditebus 
dari setiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Hal ini memberi petunjuk, bahwa apa 
yang terjadi adalah pada masa di mana berita Injil telah disiarkan ke seluruh 
dunia, tidak lagi eksklusif bagi bangsa Yahudi saja. Seluruh dunia memuji dan 
menyembah Kristus: "Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di 
bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, 
berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah 
puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (5:13)
Kita tahu, bahwa sejak masa Yohanes, para Rasul telah mengabarkan Injil ke 
seluruh pelosok dunia yang masih bisa mereka capai. Sampai saat ini pun, kita 
menemukan bekas-bekas penginjilan mereka di India, bahkan juga di Cina. Selama 
berabad-abad sejak Kristus naik ke Surga, berita Injil di salin dan di siarkan 
ke mana saja, juga disambut dengan berbagai macam cara. Proses itu berlangsung 
terus, bahkan hingga hari ini. Sekarang, Injil praktis bisa mencapai setiap 
penjuru bumi, karena ada teknologi komunikasi yang membuat jarak tidak berarti 
lagi.

Oke, mari kita kembali ke Anak Domba Allah. Ia telah menerima gulungan itu dan 
layak membuka meterainya. Apa yang terjadi?
Satu hal, kita perhatikan baik-baik: saat 7 meterai dibuka, gulungan itu 
sendiri belum dibuka. Meterai adalah segel dari keputusan, membuka meterai 
belum membuka keputusan itu sendiri (baca Wah 6:1-8:1). Baru setelah ketujuh 
meterai itu dibuka, segala keputusan Allah terjadi atas manusia -- kuasa ilahi 
yang menghancurkan bumi. Rangkaian itu dinyatakan dalam rangkaian tiupan 7 
sangkakala, seperti memberi tanda mula-mula bahwa inilah saat terakhir 
kekuasaan iblis dan manusia di bumi(baca 8:2-11:19).
Dan berikutnya terjadi sesuai dengan keputusan Allah, yaitu murka Allah (7 
cawan murka, baca 15:1-16:21) dan penegakan kuasa Kristus, serta bumi dan 
langit yang baru.

Nampaknya, hampir tidak mungkin untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa ini 
dengan tepat. Kita hanya bisa melihat bagaimana peristiwa-peristwa terjadi, dan 
baru kemudian bisa mengerti hubungannya. Namun, dari wahyu ini kita bisa 
mengerti setidaknya tiga hal:

1. Seluruh peristiwa yang digambarkan adalah peristiwa yang khusus. Tidak 
pernah terjadi dalam sejarah, dan tidak akan terjadi lagi. Mungkin ada hal-hal 
yang menyerupai peristiwa itu, tetapi skalanya jauh lebih kecil.

2. Peristiwa yang terjadi akan meliputi seluruh dunia, atau mempengaruhi 
seluruh dunia. Peristiwa yang terjadi akan memicu reaksi dari seluruh dunia, 
tentu dalam berbagai tingkatan. Ini bukan peristiwa yang hanya bersifat lokal 
-- atau malah hanya diketahui secara lokal saja.

3. Dalam setiap peristiwa, ada unsur-unsur yang khas, yang menjadi padanan dari 
simbol-simbol pada wahyu. Jika hanya melihat peristiwanya saja mungkin kita 
tidak mengerti apa hubungannya dengan Allah, tetapi ketika simbol-simbol pada 
wahyu itu diberikan, kita bisa mengenali analoginya -- menjelaskan simbol itu.

Dan kini, mari kita lihat lagi kitab Wahyu, mulai dari pasal 6. Inilah awal 
dari pembukaan meterai. Saat ini belum ada celaka besar yang dari Allah, tetapi 
menunjukkan peristiwa yang ada di bumi, yang menandai akhir jaman. Saya 
percaya, karena meterai-meterai ini sifatnya mengawali, padanannya adalah 
peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu cukup panjang.
Kita tidak bisa menentukan kapan persisnya dimulai dan kapan persisnya selesai, 
sehingga bisa dikatakan bahwa setiap meterai lebih menunjukkan pada satu 
periode tertentu, bukan peristiwa. Inilah masa-masa dalam sejarah manusia.
Masa yang khusus, tidak pernah terjadi, mempunyai akibat pada seluruh dunia, 
dan ada unsur-unsur yang khas sesuai simbol pada wahyu.
Kalau kita baca Wahyu 6:2, meterai pertama ditandai dengan ini: "Dan aku 
melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya 
memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju 
sebagai pemenang untuk merebut kemenangan."
Baiklah... apa yang kita lihat? Seekor kuda putih. Memegang panah. Ada mahkota, 
lambang kerajaan. Maju sebagai pemenang, merebut kemenangan. Masa apa yang bisa 
dilambangkan dengan hal-hal ini?

Ada  yang menghubungkan kuda putih dengan Knight of Sword, yaitu para ksatria 
Templars yang dibentuk setelah akhir Perang Salib I. Mereka adalah para ksatria 
yang melindungi jalan ke Yerusalem, dengan jubah putih dengan tanda salib 
terjahit di baju. Tidak sedikit pula yang menafsirkan bahwa kuda putih ini 
menjadi simbol dari para penginjil yang maju dan merebut
kemenangan. Gambaran yang menarik, tetapi rasanya tidak tepat. 

Ada tiga alasan: yang pertama, peristiwa itu tidak khusus. Penginjilan terjadi 
sepanjang jaman, sedang perang salib itu sendiri berlangsung berkali-kali, dan 
semakin lama semakin brutal -- jauh dari maksud penginjilan. Yang kedua, perang 
salib tidak mempunyai akibat ke seluruh dunia. Memang seluruh eropa terguncang 
oleh perang salib, tetapi tidak ada kaitannya dengan tempat lain di dunia. Yang 
ketiga, gambarannya tidak pas: yang putih adalah penunggangnya, bukan kudanya. 
Lagipula digambarkan memegang sebuah panah (maksudnya: busur panah, a bow), 
menerima mahkota, dan menjadi pemenang. Kita tahu, dalam sejarah, penginjil 
tidak menjadi pemenang seperti itu!
Gambaran yang lebih cocok dapat kita temukan pada masa penjajahan.
Filosofi imperialisme. Bila dikatakan "kuda putih", bukankah kita bisa melihat 
gambaran kapal-kapal galleon dengan layar-layarnya yang besar dan putih itu 
seperti kuda yang membawa penjajah kulit putih ke seluruh penjuru dunia?

Mereka membawa sebuah busur -- suatu panah. Mengapa tidak disebut membawa 
pedang, seperti pada umumnya ksatria? Bukankah anak-anak Tuhan, para ksatria 
Allah, digambarkan membawa pedang, yaitu pedang Roh? Kenapa yang dibawa adalah 
busur? Perhatikanlah sifat busur: senjata ini menyerang dari jarak jauh. 
Kedatangannya mendahului penyerangnya, tidak terduga. Para penjajah dahulu pun 
membawa senjata yang menyerang dari jarak jauh; bukan busur kayu melainkan 
bedil. Teknologi ini tidak terduga, sehingga tidak ada yang dapat menahannya. 
Mereka bukan saja membawa bedil, tapi juga membawa meriam, yang tidak dapat 
ditahan orang.
Para penjajah ini, dengan perlengkapan dan senjatanya, masuk dan menjajah 
seluruh dunia. Tidak pernah terjadi seperti ini dalam sejarah, bahkan lebih 
dari yang pernah dicapai oleh kekaisaran Romawi atau penaklukan oleh Jenghis 
Khan. Pengaruhnya dialami seluruh dunia. Orang Eropa masuk ke seluruh 5 benua 
(Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan,  Australia) dan mengklaim 
sebagai bagian dari kerajaan -- entah itu Inggris, Perancis, Spanyol, Portugis, 
atau Belanda. Mereka benar-benar menjadi pemenang yang merebut kemenangan. 
Inilah masa yang cocok dengan meterai pertama: masa kolonialisme. Pada masa ini 
pula, agama Kristen turut terbawa ke seluruh penjuru, di bawa oleh penjajah ke 
segala bangsa.
Tentu ini suatu pencocokan...adakah yang mempunyai gambaran yang lain?

Meterai yang kedua adalah tentang pembunuhan, "Dan majulah seekor kuda lain, 
seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk 
mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan 
kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. "
Apa yang kita lihat di sini? Perang. Kuda merah ini, bukankah mengingatkan kita 
pada api yang berkobar-kobar, menyala-nyala? Orang menunggangi (baca: memakai) 
api untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi; ini adalah perang yang 
penuh dengan api, bukan perang dengan pedang dan tombak. Jelas bukan perang 
jaman dahulu, melainkan perang jaman modern dengan senjata apinya.
Perang sudah terjadi dari jaman dahulu kala. Perang sudah lama merampas damai 
sejahtera dan membunuh manusia. Lalu perang apa dalam sejarah yang terjadi 
SESUDAH masa kolonialisme, yang tidak pernah terjadi dalam sejarah, yang 
pengaruhnya mempengaruhi seluruh dunia?

Tentu, yang terpikir oleh kita sekarang: PERANG DUNIA. Masa 40 tahun dimana 
terjadi perang dunia adalah masa yang luar biasa kejamnya, yang tidak pernah 
terjadi dalam sejarah. Tak pernah ada kota yang hancur dalam sekejap mata, 
membunuh ratusan ribu penduduknya, oleh sebuah bom A seperti Hiroshima dan 
Nagasaki. Tak pernah ada sebelumnya, dan semoga tidak akan pernah ada lagi. Dan 
pengaruh perang dunia ini mencakup seluruh dunia;
tidak ada bagian dunia yang bebas dari akibatnya. Semuanya cocok dengan 
gambaran meterai itu, bukan? Damai sejahtera diambil, manusia saling membunuh, 
dan kepada pembawa peperangan ini diberikan sebilah pedang yang besar -- pedang 
algojo yang membunuh tanpa pandang bulu, tanpa ampun.
Saya hampir merasa pasti, bahwa pedang besar itu tak lain dari bom atom yang 
dahsyat. Sungguh mengerikan. Tetapi ini bukan kengerian dari Tuhan, melainkan 
dari tangan manusia sendiri.

Meterai yang ketiga adalah tentang ekonomi, dikatakan, "Dan aku melihat: 
sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang 
sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara 
ditengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga 
cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." Apa 
maksudnya?
Kuda hitam melambangkan masa-masa yang hitam. Ingatkah dengan sebutan "Black 
Thursday" tahun 1929 di Amerika, saat harga saham anjlok dan perekonomian 
hancur? Tetapi yang disebut di wahyu bukan hanya sesuatu yang lokal di Amerika, 
melainkan melanda seluruh dunia dengan keadaan serupa: hancurnya harga saham, 
rontoknya perekonomian. Krisis moneter global, yang tidak pernah terjadi 
sebelumnya, dan berpengaruh pada semua negara.

Perhatikan apa yang terjadi dengan orang yang menunggangi kuda hitam ini.
Ia memegang timbangan, lambang ekonomi (selain lambang hukum). Secupak gandum 
dihargai sedinar, mahal sekali! Asal tahu saja, sedinar adalah istilah untuk 
upah orang bekerja satu hari penuh. Bayangkan, setelah kerja seharian hanya 
bisa membeli gandum secupak, atau segenggaman tangan. Untuk makan sendiri saja 
tidak cukup! Seperti itulah keadaannya, orang-orang menjadi miskin luar biasa 
karena harga-harga tinggi sekali. Ini namanya inflasi -- satu momok yang cukup 
menakutkan bagi pengelola keuangan negara.
Apakah kita bisa menyebut satu masa di mana terjadi krisis moneter yang hebat, 
tidak pernah terjadi sebelumnya, dan mengganggu seluruh dunia? Ya, kita mungkin 
masih ingat, bukan? Ada kiris moneter yang dimulai dari Asia, tetapi 
pengaruhnya berantai hingga mempengaruhi seluruh dunia. Indonesia termasuk yang 
terkena dampak paling keras, harga-harga melonjak tinggi sekali. Apakah cuma 
Indonesia yang kena? Tidak, perhatikanlah bahwa sejak krisis itu, kondisi 
keuangan di Eropa juga tidak baik. Perekonomian Jepang hancur dalam badai 
kredit macet. Di Amerika, lembaga cadangan federal melakukan tindakan-tindakan 
drastis.

Di mana-mana terjadi krisis, orang-orang kehilangan pekerjaannya. Di seluruh 
dunia banyak perusahaan yang tutup, karena ekonomi global telah menjadi jalinan 
yang saling mempengaruhi. Tidak pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya! 
Biasanya gangguan ekonomi senantiasa bersifat lokal, seperti depresi besar yang 
terjadi di Amerika tahun 1929. Tetapi depresi itu hanya melanda Amerika saja; 
tidak bisa dibandingkan resesi global  yang terjadi beberapa tahun lalu. 
Dapatkah kita mengatakan, bahwa resesi global yang lalu itu tak lain dari kuda 
hitam dan penunggangnya yang membawa kemelaratan?
Meterai keempat lebih membingungkan, karena bunyinya demikian: "Dan aku 
melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang 
menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka 
diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan 
dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi. "

Yang pertama, perhatikanlah warna kudanya: hijau kuning. Warna apa ini?
Apa di bumi ini yang dicirikan oleh warna hijau dan kuning? Dan perhatikan 
pula, tidak seperti penunggang lainnya, kali ini nama penunggang kuda ini 
disebutkan namanya: MAUT. Rupanya bukan kudanya yang menjadi pokok perhatian, 
melainkan penunggangnya. Ada maut yang menjalar atas seperempat dari bumi. 
Mengerikan. Tetapi apa maknanya? Masa apa yang cocok dengan gambaran ini?

Dan ingatlah, bahwa peristiwanya adalah peristiwa yang khusus, tidak ada 
presedennya, serta akibatnya mencakup seluruh dunia. Apa yang kita ketahui 
tentang ini?
Di dunia ini, tidak banyak kelompok yang gambarannya diwakili oleh warna hijau 
dan kuning. Sebenarnya warna-warna ini mengingatkan pada warna belerang dan 
fosfor, yang baunya adalah bau busuk mematikan. Tetapi kita juga bisa 
menggambarkan ini pada satu kelompok yang suka dengan warna hijau dan kuning... 
warna Islam. Saya melihat di sini ada beberapa hal yang nampaknya tidak saling 
berhubungan, kecuali bahwa semuanya mendatangkan kematian.

Hal yang pertama adalah terorisme oleh Islam radikal, kelompoknya Al-Qaeda. 
Sejak peristiwa 11 Sept 2001, gema terorisme melanda seluruh dunia, dan hal ini 
tidak pernah terjadi sebelumnya. Ada kematian akibat terorisme di mana-mana, 
entah itu di Amerika atau di Eropa atau di Thailand baru-baru ini. Kita tidak 
tahu bagaimana kelanjutannya....mungkin
sekali, masih akan ada banyak kematian karena teror. Ada suatu kecemasan, bahwa 
akhirnya teroris memperoleh senjata pemusnah masal, bom atom. Sebuah bom atom, 
jika diledakkan di tengah-tengah kota besar, cukup untuk membunuh jutaan jiwa 
dalam sekejap mata. Itulah yang dikatakan "membunuh dengan pedang"
Hal yang kedua adalah serangan penyakit. Dalam beberapa waktu terakhir, kita 
mengalami wabah penyakit yang luar biasa, yaitu sindrom saluran pernafasan 
akut, alias SARS. Sebelumnya sudah ada AIDS, tetapi penularan AIDS bersifat 
lebih spesifik. Kalau penularan SARS adalah melalui udara, dan jangkauannya 
luas padahal belum ada obatnya. Entah ada berapa banyak kematian oleh SARS, 
korbannya ada di seluruh dunia. Memang, di negara maju yang tingkat layanan 
kesehatannya tinggi, penyakit ini tidak sukar dikendalikan, berbeda di 
negara-negara asia yang baru berkembang. Ada lagi satu petunjuk...ingatlah, 
bahwa SARS berasal dari Cina, negara tirai bambu. Ingat warna bambu? Hijau dan 
kuning, bukan?

Hal yang ketiga adalah warna hijau dan kuning melambangkan gunung berapi, yang 
penuh fosfor dan belerang. Kita tidak tahu bagaimana persisnya, tetapi kita 
tahu bahwa gunung berapi bisa mendatangkan maut. Tetapi gunung berapi apa yang 
terjadi baru-baru ini, yang peristiwanya khusus dan akibatnya mencapai ke 
seluruh dunia? Saya tidak bisa memikirkannya. Nampaknya sampai sejauh ini tidak 
ada. Mudah-mudahan saya salah sama
sekali, dan tidak pernah ada terjadi letusan gunung berapi yang mempengaruhi 
seluruh dunia.
Kita juga tidak tahu bagaimana hijau dan kuning bisa diasosiasikan dengan 
binatang-binatang buas. Kita tahu, bahwa saat ini binatang buas di muka planet 
bumi ini tidak lagi menjadi raja; orang sudah menaklukkan semua binatang buas 
yang masih ada, bahkan harus melindungi mereka dari kepunahan. Tetapi tentu 
binatang buas di sini juga merupakan simbol...entah simbol apa. Bisakah gunung 
berapi disimbolkan dengan binatang buas?

Kita berhenti di sini, karena meterai kelima nampaknya belum terjadi. Atau 
kalau pun terjadi, kita tidak tahu...karena yang digambarkan adalah jeritan 
jiwa orang yang mati karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka 
miliki. Meterai kelima adalah meterai ketidaksabaran, rasa penasaran yang aneh.
Sebagai penutup, kita semua turut berduka karena tsunami di Aceh, lalu baru 
saja terjadi gempa bumi di Nias. Jika diperhatikan, tekanan dari gerakan 
tektonik ini mengarah ke selatan, yang kemarin dikonfirmasi dengan adanya gempa 
di Mentawai. Kecemasan lanjutannya bukan hanya gempa tektonik, melainkan 
tekanan yang timbul akan membuat terjadinya letusan gunung berapi yang besar di 
Sumatra. Seorang professor dari Monash
University, Dr. Ray Cas mengungkapkan kemungkinan letusan volkanik yang amat 
besar, yang terjadi sekali dalam ribuan tahun, dan jangkauannya mencapai 
seluruh dunia. Letusannya konon akan terjadi di Pulau Sumatra. Bukan berita 
baik...

Apa artinya ini bagi kita? Saya menemukan, bahwa semuanya ada dalam rancangan 
Tuhan, yang sudah diwahyukan pada kita. Tentu kita tidak bisa mengetahui 
bagaimana kelanjutan nya, atau bagaimana segala sesuatu terjadi secara persis, 
kecuali jika TELAH terjadi. Tetapi apapun yang nanti akan terjadi, gambaran 
dalam wahyu adalah gambaran yang suram. Setelah meterai-meterai dibuka, 
berikutnya adalah celaka demi celaka atas umat manusia.
Saya yakin ini mendorong kita untuk lebih giat lagi, lebih tekun lagi dalam 
Tuhan dan mengerjakan pekerjaan-Nya. Waktu yang tersedia semakin sempit, 
padahal ada begitu banyak kesesatan, orang yang tidak mau kenal Tuhan.  Tetapi 
sekarang masih ada waktu, masih ada kesempatan. Inilah waktu yang berharga, 
yang harus kita pakai sebaik-baiknya. Berita wahyu bukan berita untuk membuat 
orang semakin tertutup dan sibuk menyelamatkan
diri sendiri, melainkan berita yang memanggil orang-orang untuk segera 
bertobat, meninggalkan kebiasaan lamanya dan berbalik mencari Tuhan serta 
kebenaran-Nya.

Terpujilah TUHAN!
Salam kasih,
Donny

[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke