From: Yollie Wauran 

Sebuah renungan

 Refleksi Surat Pdt Eka Darmaputera
 
Rekan-rekan sepelayanan, kawan-kawan seperjuangan, dan saudara-saudaraku 
seiman, yang saya kasihi dengan segenap hati
 
TERPUJILAH Tuhan yang telah berkenan mengantarkan saya melalui perjalanan 
panjang, kurang lebih 21 tahun lamanya. Selama 21 tahun itu, saya akui, saya 
tidaklah seperkasa singa, sekuat gajah, atau setegar baja. Saya adalah "darah" 
dan "daging"; manusia "biasa-biasa" saja, yang sekadar berusaha untuk setia 
kepada Tuhannya. 
Tidak jarang, 21 tahun itu saya lalui dengan amarah, cemas, dan rasa terluka di 
jiwa. Namun demikian, pada saat yang sama, tahun-tahun tersebut juga adalah 
tahun-tahun yang "kaya" dan limpah dengan rahmat dan berkat.
 
Saya disadarkan, betapa Tuhan yang saya ikuti itu tak selalu menyenangkan, tapi 
tak pernah Ia mengecewakan. Mata rohani saya pun dicelikkan, untuk melihat 
betapa saya adalah orang yang sangat diberkati. Tuhan mengaruniai saya dengan 
kekayaan yang luar biasa, berupa istri, anak dan menantu, yang maknanya tak 
tergantikan oleh apa pun juga.
 
Dan saya ditakjubkan, serta amat diteguhkan oleh ribuan sahabat yang begitu 
peduli, memperhatikan dan menyayangi saya. Mereka terdiri atas segala bangsa, 
tinggal di pelbagai belahan dunia, penganut beraneka rupa agama, dan berasal 
dari beragam usia serta kedudukan sosial: dari seorang Presiden Republik Jerman 
sampai seorang tukang parkir jalanan.
 Kesimpulannya: apa lagi yang masih kurang? Apa lagi yang pantas saya tuntut?
 
*
 SAUDARA-SAUDARA sekalian, kini saya telah hampir tiba di penghujung jalan, 
berada di etape-etape akhir perjalanan hidup saya. Para dokter telah 
menyatakan, tak ada lagi tindakan medis yang signifikan yang dapat dilakukan 
untuk memperbaiki kondisi kesehatan saya, kecuali mungkin -transplantasi hati.
 
Dalam situasi seperti itu, ketika tangan dan upaya manusia tak lagi mampu 
melakukan apa-apa yang bermakna, kita bersyukur karena bagi orang beriman 
selalu ada yang amat berarti yang dapat dilakukan.
 
Dan itulah yang kita lakukan malam ini: berdoa. Kita menyatakan penyerahan diri 
kita, seraya mempersilakan tangan-Nya bertindak dan kehendak-Nya berlaku dengan 
leluasa.
 
Dalam hubungan ini, perkenankanlah saya menceritakan sebuah kesaksian. 
Pada suatu ketika, sewaktu lunch-break, anak saya - Arya - yang berdiam dan 
bekerja di Sydney (Australia, Red), diajak ngobrol oleh salah seorang rekan 
sekantornya, yang dikenal punya "indera keenam". Tanpa "ba" atau "bu", teman 
tersebut tiba-tiba bertanya, apakah ayah Arya adalah seorang pejabat atau 
seorang tokoh masyarakat. 
"O, tidak. Ayah saya seorang pendeta," jawab Arya.
 
"Apakah ayah Anda sedang sakit?" tanyanya pula. 
 "Ya, sudah 20 tahun," kata Arya.
 
Kemudian terjadilah sesuatu yang mengejutkan, yang mendorong saya menceritakan 
kejadian ini. Orang itu - ia bukan "orang Kristen" -berkata, "Ayah Anda itu 
seharusnya sudah lama 'pergi'. Tapi ia masih bisa bertahan sampai sekarang, 
karena ada ribuan orang di seluruh dunia yang selalu berdoa baginya!"
 
Melalui kisah itu saya ingin mengatakan, betapa berartinya yang kita lakukan 
malam ini! Sebab itu, tolong, jangan pernah Anda katakan, "Saya 'cuma' bisa 
berdoa!" Doa itu bukan "cuma"! 
*
 
TERIMA kasih dari lubuk hati terdalam saya, Evang, Arya, dan Vera, kepada para 
rekan yang telah memprakarsai dan memfasilitasi acara petang ini. Pekerjaan 
sederhana ini, saya yakin, tidak sia-sia.
 
Namun demikian, ada permintaan saya. Bila Anda berdoa untuk saya - baik disini 
maupun di mana saja -, saya mohon janganlah terutama memohon agar Tuhan memberi 
saya kesembuhan, atau mengaruniai saya usia panjang, atau mendatangkan mukjizat 
dahsyat dari langit! Jangan! Biarlah tiga perkara tersebut menjadi wewenang dan 
"urusan" Tuhan sepenuhnya!
 
Saya cuma mohon didoakan, agar sekiranya benar ini adalah tahap pelayaran saya 
yang terakhir, biarlah Tuhan berkenan memberikan saya dan keluarga keteguhan 
iman, kedamaian, dan keikhlasan dalam jiwa.
 
Semoga Tuhan berkenan menganugerahi saya pelayaran yang tenang, kalau boleh 
tanpa kesakitan, dan tidak mahal biayanya, sampai saya tiba di pelabuhan 
tujuan. Dan kemudian, biarlah tangan Tuhan dengan setia terus tanpa putus 
menggandeng - bila perlu menggendong - Evang, Arya, Vera, serta (mudah-mudahan) 
cucu-cucu saya melanjutkan perjalanan mereka.
 
SAUDARA-SAUDARA sekalian, Paulus pernah menulis, "Bagiku hidup adalah Kristus 
dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia, bagiku itu 
berarti bekerja memberi buah, jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu" 
(Filipi 1: 21).
 
Itulah kerinduan saya. Segera bersama-sama dengan Kristus. Namun bila Ia masih 
menghendaki saya di dunia ini - entah lama, entah sebentar - doakanlah saya, 
agar itu dapat saya manfaatkan untuk "bekerja memberi buah". Tidak berlama-lama 
di pembaringan dan dalam kesakitan.
 
Demikianlah, Saudara-saudara, isi hati saya. Saya mengikuti persekutuan 
Saudara-saudara malam ini dengan terima kasih yang dalam dan keharuan yang 
sangat. Dan tolong jangan lupa berdoa pula bagi hamba-hamba-Nya yang kini juga 
tengah bergulat dengan penyakit, khususnya Andar Ismail dan Lydia Zakaria.
 
Terima kasih dari kami berempat. *
 
* Surat ini dibacakan dalam Malam Doa bersama Eka Darmaputera di GKI
 Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu, 9 Maret 2005.
=============================================
From: "Dewi Kriswanti" <[EMAIL PROTECTED]>

LIDAH SEORANG MURID

Bacaan: Yesaya 50:4a
"Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan 
perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu."

Lalu kata Musa kepada Tuhan: "Ah Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun 
tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambapun tidak, sebab aku berat mulut 
dan berat lidah. Tetapi Tuhan berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah 
manusia,. bukankah Aku, yakni Tuhan?" (Kel. 4:10-11).

Bukankah alasan Musa juga menjadi alasan kita saat ini? Untuk hal-hal yang 
benar, yang mulia, yang suci, yang manis dan yang sedap didengar kita tidak 
pandai berbicara, berat mulut dan berat lidah? Tetapi untuk hal-hal yang 
menajiskan orang, yang membuat orang tersandung dan yang membuat orang sakit 
hati kita menjadi orang yang petah lidah atau fasih lidah.

Menjadi pertanyaan hari ini adalah lewat lidah kita berita apa yang kita 
sampaikan kepada orang lain? Apakah berita itu dapat memberi semangat kepada 
yang letih lesu? Ataukah sebaliknya? Yesaya berkata, "Supaya dengan perkataan 
aku dapat memberi semangat baru kepada yang letih lesu."

Saat ini, banyak orang Kristen berada dalam keadaan yang letih lesu dikarenakan 
kata-kata yang pahit dari orang lain. Oleh sebab itu, yang kita katakan 
bukanlah kata-kata yang hambar dan kata-kata yang yang menyakiti hati, tetapi 
kata-kata yang menghibur, yang menyegarkan dan menguatkan iman supaya keletihan 
dan kelesuan yang sedang melanda mereka dapat digantikan dengan satu kelegaan 
yang menyegarkan tulang. Tugas siapakah ini? Ini tugas kita semua yang telah 
mengaku sebagai murid Kristus, sehingga semangat hidup yang sudah mulai pudar 
dapat dipulihkan kembali. Sebab yang paling berbahaya dalam hidup manusia 
adalah apabila seseorang sudah mulai kehilangan semangat hidupnya.

Bagaimana dengan lidah Saudara? Adakah Saudara yang sedang bergumul untuk 
menjinakkan lidah Saudara yang ganas itu? Dalam Yakobus 3:7-8 disebutkan, 
"Semua jenis binatang liar,. dapat dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak 
seorangpun berkuasa menjinakkan lidah, ia adalah sesuatu yang buas, yang tak 
terkuasai dan penuh racun yang mematikan." Jika ini pergumulan hidup Saudara, 
hanya Tuhan saja yang mampu menjinakkan lidah Saudara. Sebab yang diciptakan 
harus tunduk kepada yang menciptakan, sehingga lidah Saudara betul-betul bisa 
diasah menjadi lidah seorang murid Tuhan. Marilah kita menggunakan lidah kita 
untuk mengucapkan kata-kata yang membangun iman, bermakna dan menjadi berkat 
bagi orang lain. (FN)
Doa:Tuhan Yesus tolonglah kami untuk memakai lidah kami menjadi berkat bagi 
orang lain. Amin 

JADILAH MURID KRISTUS YANG TAAT BERJALANLAH SELALU DALAM FIRMANNYA

[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke