From: Joni Wang 

Surat Terbuka Bambang Noorsena Untuk Saudara-saudara Seiman Di Tanah Air

Saya temukan surat ini di web:
http://www.salib.net/index.php?name=Forums&file=viewtopic&t=59
mudah-mudahan bisa menambah wawasan kita:
---------------------------------------------------------------------

Surat Terbuka Bambang Noorsena 
Untuk Saudara-saudara Seiman 
Di Tanah Air 

Shalom Aleikhem, Assalamu 'alaikum! 

Tahiyatan Thayyibatan Amma Ba'du: 

Saudara-saudaraku seiman, telah banyak tenaga kita tercurah untuk menanggapi 
hujatan sia-sia kaum "Penentang Allah" pada tahun-tahun terakhir ini. Mereka 
sudah hambur-hamburkan banyak dana untuk mencetak "Alkitab bajakan" dari 
terjemahan LAI (karena mereka hanya membuang istilah "Allah", dan memakai 
seluruh terjemahan ini)? Tetapi seluruh argumen-argumen mereka dangkal, dengan 
pencomotan referensi tanpa membaca penuh konteksnya, pengutipan harfiah 
ayat-ayat Alkitab tanpa melihat latar belakang historis, bahkan semua data 
archeologis dan filologis keserumpunan bahasa-bahasa semitik yang saya ajukan, 
mereka
jawab sekenanya dengan membenturkan secara harfiah dengan ayat-ayat Alkitab, 
tanpa exegese yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Mereka tetap ngotot berkata Allah itu "dewa air", "dewa bulan", tanpa 
menanggapi argumentasi saya mengenai pemakaian istilah "Allah" di lingkungan 
Yahudi dan Kristen dalam makna yang sama sekali berbeda dengan diberikan kaum 
jahiliyah Mekkah pada masa pra-Islam. Tentang bukti-bukti inskripsi Kristen 
Arab pra-Islam yang memakai istilah
Allah, sudah saya buktikan lengkap dengan foto-foto inskripsi itu, antara lain 
sebagai berikut:

1.Inskripsi Zabad tahun 512 M, yang diawali dengan: Bism al-Ilah (Dengan Nama 
Allah), lengkap dengan tanda salib yang menujukkan asalnya dari lingkungan 
Kristen;
2.Inskripsi Umm al-Jimmal dari pertengahan abad ke-6 M, yang diawali dengan 
ungkapan: Allahu ghafran (Allah Yang Mengampuni).
3.Inskripsi lain, seperti Hurran al-Lajja dari tahun 568 M, dan seluruh 
inskripsi Arab pra-Islam yang semua berasal dari lingkungan Kristen.

Tentang bukti-bukti yang saya kemukakan ini, mereka berkata bahwa argumentasi 
saya tidak berdasarkan ayat-ayat Alkitab. Saya tidak mengerti jalan pikiran 
mereka. Di satu pihak mereka menuduh saya seperti itu, tetapi di pihak lain 
mereka mendasarkan argumentasi pada
kutipan dari buku ini dan buku itu, yang juga bukan Firman Tuhan untuk menolak 
istilah Allah. Tampaknya, mereka sudah mempunyai pra-paham dari ayat-ayat 
Alkitab yang mereka tafsirkan menurut kepentingan mereka, lalu mereka cari-cari 
berbagai kutipan untuk meneguhkan pra-paham mereka. Bahkan, dari 
traktat-traktat mereka juga mereka cantumkan gambar-gambar patung dari 
dewa-dewi pra-Islam yang tidak jelas kaitannya langsung dengan argumentasi yang 
mereka ajukan.

Di pihak lain, mereka memaksakan pemakaian nama Yahwe, yang mereka katakan 
"sembahan kaum Yahudi dan Kristen", dan mereka lalu memaksakan pencantuman 
kembali nama itu dalam Perjanjian Baru. Padahal dalam teks asli Perjanjian 
Baru, nama itu diterjemahkan menjadi "Kurios" (Tuhan). Pernah Sdr. Teguh 
Hendarto, salah seorang dari kaum "Penentang Allah" itu, mengatakan kepada 
saya: "Memang dalam teks Yunani tidak ada nama Yahwe, tetapi belum tentu teks 
Yunani itu asli, mungkin kalau teks Ibrani ditemukan, nama Yahwe pasti ada".
Argumentasi ini tentu saja konyol, bagaimana mungkin mereka sudah begitu yakin 
mengajukan teori mereka, sementara "masih menunggu bukti teks asli Ibrani" 
ditemukan? Hal ini dilakukakan mereka, karena mereka kepepet.

Betapa tidak? Perjanjian Baru Ibrani yang mereka kutip dalam berbagai traktat 
mereka itu, jelas-jelas disebutkan bukan teks asli, bahkan jelas-jelas pula 
disebutkan bahwa itu hasil terjemahan dari bahasa Yunani. Sedangkan dalam 
seluruh teks asli Yunani nama Yahwe
diterjemahkan Kurios, kecuali Haleluyah (Pujilah Yah/Yahwe) dalam Kitab Wahyu, 
karena ini sebuah seruan doa. Mereka menolak istilah Allah karena argumentasi 
mereka, bahwa Allah pernah disembah di Ka'bah pada zaman pra-Islam bersama 
dewi-dewi Mekkah, lalu saya mengajukan bukti bahwa nama Yahwe pun juga pernah 
disembah bersama-sama dewi
kesuburan Palestina (inskripsi Qirbeth el-Qom dan inskripsi Kuntilel Ajrud).

Tetapi apakah ini berarti Yahwe "dewa dari agama kafir?" Tetapi jawaban mereka, 
sudah dapat diduga. "Itu kan sinkretisme di Israel pada zaman itu?", tulis 
mereka. Ini jelas tidak fair. Sebab bukankah Allah dipuja bersama dewi-dewi 
Mekkah itu juga hasil sinkretisme? Dan
karena itu pula, tidak mewakili pandangan teologis Islam atau Kristen Arab, 
karena makna seperti itu (Allah sebagai dewa kafir) tidak ada dalam al-Qur'an 
dan Injil berbahasa Arab. Satu lagi mereka menolak perbandingan fakta yang saya 
kemukakan di atas. Alasan mereka, dalam Islam Allah adalah "nama diri" (the 
proper name). Untuk itu mereka mengutip terjemahan-terjemahan al-Qur'an dalam 
bahasa Inggris yang menanggap bahwa Allah itu "The proper name", sehingga tidak 
bisa diterjemahkan. Padahal, tidak semua umat Islam berpandangan seperti itu. 
Faktanya, ada umat Islam yang menanggap Allah itu "nama diri",
karena itu ghayr al-musytaq (tidak punya asal-usul dari kata lain), tetapi ada 
pula yang menanggapnya musytaq (berasal dari kata al-Ilah).
Karena kedangkalan dan kemiskinan data yang mereka ajukan, saya menganggap 
tidak perlu berdiskusi dengan mereka.

Saya tidak terkejut, ketika membaca bahwa ada "segelintir umat Islam" dari 
Wonosobo mengajukan protes kepada LAI soal keberatan mereka istilah Allah 
tercantum dalam Alkitab. Pada bulan Juli lalu, ketika saya sempat pulang ke 
Indonesia, saya membaca juga keberatan serupa diajukan oleh seorang Muslim, 
yang kalau tidak salah dari salah satu pimpinan Paguyuban Pencak Silat. Ya, 
tidak perlu ditanggapi. Bagaimana guru Pencak Silat mengerti keserumpunan 
bahasa-bahasa Timur Tengah.
Tentu saja, mereka sangat awam untuk berbicara mengenai soal-soal filologi 
sepelik ini. Munculnya "Kelompok Mubaligh Wonosobo" ini, yang malah 
mencantumkan judul surat mereka kepada LAI dengan "Peringatan Keras!", membuat 
saya bertanya-tanya: "Apa-apaan lagi ini?" 
Teman-teman Muslim Wonosobo ini, jelas-jelas tidak paham ayat al-Qur'an yang 
tegas-tegas menyebutkan:

Alladzina ukhrijuu min diyarihim bi ghairi haqqin illa 'an yaquluu Rabuna 
llahu,wa lau laa daf'u llahin nnaasa ba'dhuhum ba'dhin lahudimat shawami'u wa 
biya'un wa shalawatun wa masaajidu yudhkaru fiihasmu llahi katsiran, wa 
liyanshurana llahu min yanshuruhu.
Innallaha laqawwiyyun aziiz.
Artinya: Orang-orang yang diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang 
benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan kami adalah Allah. Dan seandainya 
Allah tidak mencegah keganasan manusia atas manusia lainnya, tentu-lah telah 
dirobohkan biara-biara,
gereja-gereja, sinagoge-sinagoge dan masjid-masjid yang didalamnya banyak 
disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong 
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan Maha Perkasa (Q.s. 
Al-Hajj/22:40).

Bagaimana mungkin mereka menuntut orang Kristen untuk tidak menggunakan istilah 
Allah, sedangkan al-Qur'an sendiri menyaksikan bahwa dalam gereja-gereja, 
biara-biara, sinagoge-sinagoge dan masjid-masjid nama Allah sama-sama 
di-agungkan? Mereka ini benar-benar
tidak memahami sejarah. Cobalah mereka berkunjung ke negara-negara Arab 
(kecuali Arab Saudi yang tidak boleh ada komunitas non-Islam).
Mereka akan berjumpa bahwa orang-orang Kristen dan Muslim sama-sama menggunakan 
istilah Allah, meskpun secara teologis mereka memahaminya secara berbeda.

Saya menulis surat terbuka ini dari Kairo, tempat dimana saya sekarang tinggal, 
dan sehari-hari saya berbicara, belajar, berdoa dan mengaji Injil di Gereja 
Ortodoks Koptik dalam bahasa yang sama dengan saudara-saudara umat Islam. 
Bahkan saudara-sauradaku dalam Tuhan,
kalau anda mengunjungi Kairo Kota Lama (Al-Qahirah al-Qadimah), anda akan 
menyaksikan di pintu Gereja "Al-Mu'alaqqah" (Haging's Church) dipahatkan 
kaligrafi Arab yang indah: Allah Mahabah (Allah itu Kasih), dan juga di pintu 
yang lain: Ra'isu al-Hikmata Makhaafatu llah
(Permulaan Hikmat adalah Takut kepada Allah).

Dari Gereja "al-Mu'alaqqah", anda bisa melewati sebuah Gereja "Abu Sirga", -- 
yang dahulu pernah tinggal "Keluarga Kudus" (Siti Maryam, Yesus Putra-Nya, dan 
Yusuf al-Najjar) sewaktu pengungsian mereka ke Mesir, -- dan akan menemukan 
juga sebuah sinagoge Yahudi "Ben Ezra".
Di sana anda bisa membaca data-data, bagaimana dahulu Rabbi Moshe Ben Ma'imun 
menulis buku-buku agama Yahudi dalam bahasa Ibrani dan Arab, antara lain 2 
bukunya yang terkenal:

1.Al-Mishnah , yaitu Hukum Fiqh Yahudi , dalam bahasa dan huruf Arab); 
2.Dalilat el-Hairin (Panduan Untuk Kaum Yang Kebingungan), dalam bahasa Arab 
tetapi beraksara Ibrani.
Dalam kedua buku ini, nama Allah dipakai untuk menerjemahkan El dan Elohim. 
Sedangkan ungkapan Allahuma juga sering muncul untuk menerjemahkan kata Elohim 
dalam konteks doa. Selanjutnya, kalau anda keluar dari kompleks gereja-gereja 
kuno tersebut, anda segera
menyaksikan Masjid 'Amr bin al-'Ash. Pada sore hari, anda akan biasa mendengar 
gema adzan, dan "Taranim Mazamir" (mazmur-mazmur yang dikasidahkan) dan 
"Mulahan Injil" (yaitu pembacaan Injil secara tartil, tilawat). Dalam 
keseharian, disana gema adzan Allahu akbar, Allahu akbar (Allah Maha Besar, 
Allah Maha Besar), dan Shadaqallahul
adzim (Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya) menutup Pembacaan al-Qur'an, 
terdengar bersama-sama dengan pujian Trisagion: Quddusullah, Quddusul Qawwi 
....(Kuduslah Allah, Kuduslah Yang Maha Kuasa......), dan Al-Majdu lillahi 
daiman (Kemuliaan Bagi Allah senantiasa), yang biasanya menutup Pembacaan Injil.

Sebelum tahun 1973 (perang Mesir-Israel) bahkan umat Yahudi, Kristen dan Islam 
hidup bersama, dan bahasa Arab juga dipakai oleh umat Yahudi disamping bahasa 
Ibrani. Jadi, tidak mungkin kita mengkotak-kotakkan agama berdasarkan bahasa: 
Yahwe (bahasa Ibrani) sembahan Yahudi dan Kristen, dan Allah (bahasa Arab) 
sembahan Muslim. Apakah mereka itu takut imannya kabur, karena kesamaan bahasa? 
Umat yang dewasa adalah umat yang tidak takut dikaburkan. Mereka yang takut 
dengan kekaburan, itu berarti imannya sendiri masih kabur. Sudah jelas Tilawat 
al-Qur'an berbeda dengan Tilawat/Mulahan Injil, Dua Kalimat Syahadat berbeda 
dengan Qanun al-Iman (Pengakuan Iman Kristiani), apalagi kata
"Allah" yang di sepanjang sejarah ketiga rumpun agama-agama semitik (Yahudi, 
Kristen dan Islam) tidak pernah menjadi masalah, sampai munculnya kaum yang 
berpandangan "hitam-putih" terse-but. Untuk itulah, bersama ini saya kirimkan 
salah satu artikel saya "Menjawab
Hujatan Para Penentang Allah", yang saya kutip dari buku saya: Menuju Dialog 
Teologis Kristen-Islam (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2002).

"Wa 'ala kulli hal....", kiranya Surat Terbuka ini dapat membantu anda semua 
dalam menyikapi secara cerdas segala propaganda dangkal mereka. Wal takun 
'alaikum jami'an Ni'matu Rabbina Yasu' al-Masih wa Mahabatu llahi wa syarikatur 
Ruhil Quddus, Amien. (May the grace of our Lord Jesus Christ and the love of 
God and the fellowship of the Holy Spirit
be with you all, Amen).

Bambang Noorsena 
Madinat al-Tahrir, Cairo, 9 Nopember 2004.
====================================
From: Sammy Lee 

The Christmas Rose-Sekuntum Mawar Natal
THE CHRISTMAS ROSE AN OLD LEGEND 
BY LIZZIE DEAS [ADAPTED]

   WHEN the Magi laid their rich offerings of myrrh, frankincense, and gold, by 
the bed of the sleeping Christ Child, legend says that a shepherd maiden stood 
outside the door quietly weeping. 
   She, too, had sought the Christ Child. She, too, desired to bring him gifts. 
But she had nothing to offer, for she was very poor indeed. In vain she had 
searched the countryside over for one little flower to bring Him, but she could 
find neither bloom nor leaf, for the winter had been cold. 
   And as she stood there weeping, an angel passing saw her sorrow, and 
stooping he brushed aside the snow at her feet. And there sprang up on the spot 
a cluster of beautiful winter roses, -- waxen white with pink tipped petals. 
   "Nor myrrh, nor frankincense, nor gold," said the angel, "is offering more 
meet for the Christ Child than these pure Christmas Roses." 

   Joyfully the shepherd maiden gathered the flowers and made her offering to 
the Holy Child. 
------------------------------------------------------------------------------------
Legenda Mawar Natal oleh Lizzie Deas
(Sebuah Dongeng Natal Terjemahan Sammy Lee)

Pada waktu orang-orang Majus meletakkan hadiah mereka yang mahal berupa mur, 
kemenyan dan emas, disamping pembaringan dari Bayi Kristus, menurut legenda ada 
seorang gembala perempuan yang berdiri diluar pintu sedang menangis dengan 
tenang.

Dia juga telah mencari Bayi Kristus itu.  Dia juga mempunyai kerinduan untuk 
memberikannya hadiah-hadiah.  Akan tetapi dia tidak mempunyai apapun untuk 
dipersembahkannya, karena dia teramat sangat miskin.  Dengan sia-sia dia telah 
mencari keseluruh pelosok negeri untuk mendapat setangkai kembang yang kecil 
tetapi dia tidak dapat sama sekali menemukan sekencup kembang maupun sehelai 
daun, karena musim dingin yang begitu membekukan.  

   Dan sementara dia sedang berdiri disitu menangis tersedu-sedu, ada satu 
malaikat yang lewat menyaksikan kesedihannya, dan berhenti sambil menyapu salju 
yang tertumpuk didepan kaki perempuan itu.  Pada saat itu sekonyong-konyong 
muncul sekuntum bunga mawar musim dingin, -- putih metah dengan sepuhan warna 
merah jambu pada ujung-ujung kelopaknya.  
   "Tiada mur, kemenyan, maupun emas," kata malaikat itu, "akan dapat 
menandingin persembahan berupa Mawar-mawar Natal yang murni bagi sang Bayi 
Kristus."  

   Dengan kesukaan yang meluap si anak perempuan penggembala itu meraupkan 
tangannya mengumpulkan kuntum bunga mawar itu dan mempersembahkan hadiahnya 
bagi Bayi Kudus itu.  
   (Bagi anda sekalian yang merayakan hari Natal, saya menghimbau, persembahkan 
hati anda kepada sang Bayi Natal berupa persembahan hidup yang termahal dan 
satu-satunya yang diminta Kristus, satu hati yang murni yang berdenyut senada 
dengan hatiNya, dan peka terhadap keluhan dan derita anak-anakNya yang lain 
disekelilingmu, karena Dia katakan: "Tunjukkanlah kasihmu kepadaKu itu dengan 
mengasihi sesamamu yang memerlukan uluran tanganmu!" Selamat Hari Natal dan 
Semoga Limpah Kebahagiaan Di Tahun Baru!  - Sammy Lee)

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IYOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke