Ini bukan soal Marketing, tapi baik untuk di share. Agar kita atau kerabat
kita tidak mengalami nasib serupa.

Begini kisahnya : Temannya teman saya yang juga teman saya mengalami nasib
sial yang teramat sial. Kalau kata orang, sudah jatuh ketimpa tangga plus
cat, batu bata dan perlengkapan pertukangan lainnya. APES.COM

Karena butuh dana yang sangat mendesak, temannya teman saya yang juga teman
saya tersebut memutuskan untuk melego mobil APV yang notabene didapatkan
dari "tadangan" tetesan keringat selama bertahun-tahun.

Semua berawal saat Mas Gun (Bukan nama sebenarnya, karena nama sebenarnya
adalah Guntar Somawidjaja) memasang iklan baris di kompas pada hari Rabu, 13
Juni 2007 lalu. Agar bisa nego, sekaligus mengetahui harga penawaran
tertinggi, maka Mas Gun memutuskan, tidak mencantumkan harga jual. Dalam
hati sih, udah dipatok harga Rp 83 juta. Syukur-syukur kalo bisa lebih.

Pukul 05.15, telepon sudah mulai berdering. Bahkan ayam tetangga yang
biasanya berkokok saban pagi, terbangun oleh kringan telepon di rumah Mas
Gun yang rada-rada jadul. Penawar pertama membuka angka Rp 81.5 juta. Mas
Gun sedikit tersenyum, yakin akan ketemu penawar yang sesuai ekspektasinya.
Penawar kedua, turun ke Rp 80 juta, penawar berikutnya tidak jauh dari dua
angka tersebut. Kalau dalam bahasa statistik disebut sebagai batas bawah dan
batas atas. Mas Gun mulai ga yakin. Nah......... ......., pucuk dicinta
pucuk tiba (maaf....sampai saat ini, saya belum mengerti arti kata "ulam"),
dari sekian penawar tiba-tiba ada yang memberikan penawaran luar biasa. Cash
Rp 87 juta. Luar biasa. Angka ini, juga ada dalam statistik, biasa disebut
sebagai out layer, kerennya disebut PENCILAN. Karena tidak terbiasa mengutak
atik SPSS (software statistik), maka Mas Gun tidak menaruh curiga terhadap
penawar dengan angka ini.

Saking senangnya, mas Gun langsung menekan tombol DEAL dan tidak lagi
mendengarkan saran temannya agar memilih NO-DEAL lalu mencoba membuka koper
yang lain. "87 juta gi tu loh....." mungkin begitu teriak batinnya.

Irwan (bukan nama sebenarnya, atau mungkin nama sebenarnya ???), sang
penawar menentukan tanggal dan tempat transaksi. "dua hari lagi (Jumat, 15
Juni 2007) di Gedung Patrajasa Lt 3 MT Haryono Jakarta, kebetulan saya
bekerja di gedung ini" katanya. Irwan memberitahukan bahwa yang akan membeli
adalah atasannya sendiri.

Tanpa diketahui oleh Mas Gun, Irwan memasang iklan di media yang sama dengan
jenis mobil yang sama tapi yang dicantumkan nomor telepon berbeda. Ya...
mungkin nomor telepon Irwan. Harga mobil APV ini dijual cukup murah, hanya
Rp 70 juta.

Dalam beberapa jam saja, puluhan penawar telah menghubungi nomor yang
dicantumkan, ternyata Irwan sudah berniat buruk. Dari sekian banyak penawar,
yang di pilih adalah penawar Wanita. Si Irwan pun memesan pada sang Wanita
agar saat pembayaran, uang tidak langsung diberikan kepada pemilik mobil.
Karena yang akan menjual mobil adalah kawannya yang berhutang kepadanya,
jadi di potong hutangnya dulu. Dan, si wanita menyanggupi.

Singkat cerita (emangnya siapa yang manjang-manjangin ?), berangkatlah Mas
Gun bersama sopirnya ditemani mas Irwan ke Gd. Patrajasa lt 3. Sambil
menunggu kedatangan si Wanita (sang bos, menurut versi Irwan), Mas Gun
diminta menuliskan kuitansi di atas materai, menyiapkan surat-surat
kendaraan dan dokumen lainnya. Tak lama berselang, si Wanita hadir ditempat
yang sudah ditentukan. Si Wanita hadir bersama tiga anak lelakinya. Mungkin
mobil APV ini buat salah satu dari ketiga anaknya tersebut. Who ever lah..!

Setelah cek fisik sana-sini, Si Wanita setuju membeli mobil APV tersebut dan
melakukan pembayaran. Sesuai pembicaraan sebelumnya, uang diserahkan kepada
Irwan. Mas Gun cuek aja, dia fikir itu khan bawahannya, mungkin mau dihitung
dulu atau apalah. Mas Gun diminta untuk menyerahkan kuitansi dan semua
dokumen kepada si Wanita, tujuannya agar si Wanita bisa melakukan cek dan
ricek terhadap keabsahan dokumen kendaraan tersebut. Saat si wanita
melakukan cek dokumen, si Irwan menawarkan kepada dua dari tiga anak lelaki
si Wanita untuk melakukan test drive terlebih dahulu. Mas Gun juga setuju,
"coba dulu aja, biar ga nyesel ... mobil ini sangat terawat koq, sama
seperti saya", ungkapnya berpromosi. Jadilah, Irwan, 2 anak lelaki dan Sopir
Mas Gun melakukan test drive. Si Wanita dan Mas Gun sama sekali tidak
menaruh curiga.

Sekitar 5 menit berlalu, dan setelah puas memeriksa dokumen, si Wanita
memulaibuka obrolan, "kenapa dijual mas ?"
"Orang tua saya ngasih mobil baru, jadi yang ini dijual dan dananya buat
liburan aja" jawab guntar
"Emangnya ibu deal berapa ?" guntar balik bertanya.
"Rp 70 juta", belum sempat guntar berfikir...si Wanita ngomong lagi
"oooo....saya kira buat bayar hutang, makanya dijual sangat murah".

Mas Gun mulai merasakan ada kejanggalan. Instingnya mulai bekerja. Indera
keenamnya mencium aroma tak beres. (klo untuk mencium sih, ga usah pakai
indera ke enam kali yaaa...?).

"Irwan bawahan Ibu khan?" tebak...ini kalimat siapa ?
"Bukan..., loh bukannya dia teman bapak ?" .....selanjutnya tebak sendiri
kalimat siapa....... ......... ...
"Waduh, ga beres nih........, anak ibu yang ikut punya hape ?"
"Ada"
"telponin dong.."
"ok......... ..Hallo.. ."
"yaaaa..hallo, ada apa ma ?"
"Mas yang tadi megang duit ada disitu ga ?"
"Ga ada ma, tadi turun di lantai dua.. katanya mau nyetorin uangnya ke bank
Mandiri, katanya ga aman megang duit banyak-banyak"
GUBRAKKKKKKKKKK. ....!!! Mas Gun kehilangan keseimbangan ..........
"Ya, udah segera kembali ke sini..."

Setelah kedua KORBAN menghadap Polsek setempat, Mas Gun dinyatakan kalah.

Mobil dibawa pulang oleh si Wanita.

Beberapa hari kemudian, takut membawa sial, mobil tersebut di jual lagi...
dan laku dengan harga Rp 80 juta.
Si Wanita, mengambil pokoknya..lalu lebihnya sebesar Rp 10 juta diserahkan
kepada mas Gun.

Kalau tidak jadi berlibur keliling eropa, mungkin dengan Rp 10 juta, bisa
keliling PRJ selama ulang tahun kota Jakarta.
Lumayanlahhhhhhhh. ......... ........

Note :
Mudah-mudahan hal ini tidak terjadi kapada anda. So, Dont try it at home.







--
Regards,


Felix Suteja
Jakarta - Indonesia

Kirim email ke