Note: forwarded message attached.
 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
--- Begin Message ---
 

 


________________________________

From: Tina [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, December 26, 2006 5:18 PM
To: Wisnu Triyono; Syawaluddin, Novalina; [EMAIL PROTECTED]; Muryatni
Subject: Di Balik Permainan

 

 


        KENYATAAN HIDUP DI BALIK PERMAINAN INI.


        Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada
murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada
kapur, di tangan kanannya ada pensil. Ibu guru itu berkata, "Saya ada
satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di
tangan kanan ada pensil. Jika saya angkat kapur ini, maka berkatalah
"Kapur!", jika saya angkat pensil ini, maka berkatalah "Pensil!"
        
        Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian
mengangkat 
        antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat
        kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika
saya angkat
        kapur, maka sebutlah "Pensil!", jika saya angkat pensil, maka
katakanlah 
        "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid
tadi keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat
laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat,
permainan berhenti. 
        
        Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid,
begitulah kita
        umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil.
Kita begitu
        jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan
kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang
haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi
kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan
cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa
dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu
tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan waktu.
        
        "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang
susah, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang
lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan
trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib
adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain
lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, anda sedikit demi
sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan.
Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham guru..."
        
        "Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.
        
        "Ini ada Qur'an,saya akan meletakkannya di tengah karpet.
Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana
caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?" 
        
        Murid-muridnya berpikir. 

        Ada

        yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.
        
        Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan
ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet.
"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh
Islam tidak akan menginjak-nginjak anda dengan terang-terang...Kerana
tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela
kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda
perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.
        
        "Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuatlah
pondasi yang kuat. 
        Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang
kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai
dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan
dulu, kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu satu persatu, baru
rumah dirobohkankan..."
        
        
        "Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan
menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi
anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain,
sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam
dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini
semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang
dijalankan oleh musuh-musuh kita... "
        
        "Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak,
bu?" tanya murid- murid.
        
        "Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya
Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi."
"Begitulah
        Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar,
akhirnya
        hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka
akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".
        
        
        "Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari
kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala
anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran
masing-masing di kepalanya...
        
        RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..
        
        TOLONG SEBARKAN PADA SAUDARA2 ISLAM KITA... MOGA ALLAH MEMBERI
TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA2
SADAR BAHAWA AGAMA, BANGSA, DAN TANAH AIR KITA SEMAKIN TERANCAM!

         


--- End Message ---

Kirim email ke