Heboh Ensiklopedi Al-Qur'an

Maksud hati menjelaskan al-Qur'an dengan ilustrasi. Siapa sangka justru
kontroversi yang dituai.

Bulan ini dan berikutnya, boleh jadi akan menjadi hari sibuk Abdul Aziz
Mohammad, SH, Direktur PT Kharisma Ilmu. Apa pasal? Ternyata buku
ensiklopedi terjemahan yang diterbitkannya menjadi pembicaraan banyak orang.
Lho, secara promosi, kan baik? Nyatanya bukan hanya pujian tapi juga hujatan
dia terima. Tidak tanggung-tanggung, ada beberapa narasumber SABILI yang
mengecapnya sebagai agen pemurtadan dan Zionis. "Ini ujian bagi saya," kata
Aziz menjawab SABILI.

Awalnya Abd Aziz Mohammad, Direktur PT Kharisma Ilmu yang menerbitkan
Ensiklopedi Al-Qur'an Tematis berpikiran, mengkaji kandungan al-Qur`an
secara praktis dan tematis sangat membantu pemahaman Islam. Maka kehadiran
Ensiklopedi Al-Qur'an sangat diperlukan. Dengan bantuan ensiklopedi ini,
berbagai informasi tentang al-Qur`an dapat ditemukan dengan cepat dan mudah.

Dengan alasan itulah Abd Aziz Mohammad menerjemahkan karya Muhammad Kamil
Hasan Al-Mahami: Al-Mausu'ah Al-Qur'aniyah. Kitab itu diterbitkan dalam
edisi luks menjadi Ensiklopedi Al-Qur`an (6 jilid). Untuk menambah
legalitas, ensiklopedi berharga 1,5 juta rupiah ini diberi kata sambutan
oleh Drs. H.M. Ichwan Sam (Sekretaris Umum MUI Pusat). Kemudian disebutkan
bahwa para pembaca ahli adalah K.H. Ali Yafie (Rektor Institut Ilmu
Al-Qur`an Jakarta), Prof. Dr. H. Moh. Ardani (Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN
Jakarta), Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA (Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Jakarta
dan Rektor PTIQ Jakarta), dan Prof. Dr. H. Ahmad Bachmid, Lc (Guru Besar
Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta).
Kreativitas Kharisma Ilmu selaku penerbit tidak berhenti sampai pada
penerjemahan. "Untuk menambah penjelasan dan daya tarik baca sekaligus
menghilangkan kejenuhan pembaca, dalam setiap item diberi foto atau
ilustrasi sesuai dengan tema yang sedang dibahas," jelas Aziz.
Siapa kira justru pada bagian ilustrasi ini banyak terjadi pengaburan makna
yang sedang dijelaskan al-Qur`an, begitu kesimpulan H. Hartono Ahmad Jaiz.
Mantan wartawan yang sekarang menjadi peneliti di Lembaga Pengkajian dan
Penelitian Islam (LPPI) ini mencatat, ada gambar sepasang lelaki dan wanita,
yang wanita menggelendoti lelaki, dengan caption (keterangan gambar)
berbunyi: ciri-ciri wanita surga (Ensiklopedi Al-Qur'an, jilid 5 hlm 103).
Judul Hakekat Iman dihiasi dengan gambar pemeluk agama Kristen yang sedang
berupacara lengkap dengan tanda salibnya (Ensiklopedi Al-Qur'an jilid 1, hlm
65). Siapa membaca surah Yasin akan mendapatkan pahala sebanding dengan
melakukan haji 20 kali (Ensiklopedi Al-Qur'an, jilid 2, hlm 113). Berobat
dengan menggunakan air bekas wudhu bisa menyembuhkan tujuh puluh penyakit
(Jilid 6 hlm 30).

"Hadits-hadits palsu juga ditampilkan tanpa periwayatan yang jelas, diambil
dari kitab mana tak disebutkan, dan tanpa ada penjelasan tentang derajat
haditsnya. Padahal hadits-hadits itu jelas palsu, telah dijelaskan oleh
banyak ulama hadits," terang Hartono.

Itulah buku Ensiklopedi Al-Qur'an yang sedang jadi bahan sorotan para ulama,
tokoh Islam dan umat Islam umumnya, menjelang Ramadhan ini.

Selain SABILI, media yang telah memuat cerita tentang ensiklopedi ini
adalah: HU Republika dan HU Pelita. Republika dalam Surat Pembaca, berjudul
Ensiklopedi Al-Qur'an menyesatkan (22/8). Berikutnya (24/8) harian ini
menurunkan surat pembaca berjudul Ensiklopedi Al-Qur'an Kaya Manfaat di
rubrik yang sama. Harian Pelita, memuat keterangan Prof. K.H. Ali Mustafa
Yaqub, MA: Ensiklopedi Tematis Al-Qur'an Bahayakan Akidah Umat Islam (28/8).
Harian ini (29/8) juga menurunkan hasil wawancara dengan Prof. K.H. Ali
Yafie yang meminta dikaji fakta mana yang menimbulkan reaksi.

Direktur Kharisma Ilmu Jakarta, penerbit Ensiklopedi Al-Qur'an, Abdul Aziz
Muhammad, telah memberikan tanggapan kepada Republika dan SABILI yang
beredar Jumat (25/8).

Ensiklopedi ini diterjemahkan Ahmad Fawaid Syadzili yang pernah menulis
artikel di situs JIL islamlib.com, 2004, perihal Nasr Hamid Abu Zayd, orang
Mesir yang divonis murtad oleh Mahkamah Agung Mesir, di antaranya karena
menganggap al-Qur'an produk budaya. Nasr Hamid telah difasakh dari istrinya,
kemudian keluar dari Mesir dan berada di Belanda. Fawaid begitu dipuji oleh
penerjemah ensiklopedi ini. Ia menulis dengan judul Memanusiakan Alquran;
Marhaban Abu Zayd! (islamlib.com, 30/8/04). Menurut situs JIL, islamlib.com,
Ahmad Fawaid Sjadzili adalah Alumnus Fakultas Ushuluddin, IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta. Pernah nyantri di Pondok Pesantren Annuqayah
Guluk-guluk Sumenep, Madura. Ia Peneliti Lakpesdam-NU dan Mahasiswa Program
Pasca Sarjana UIN Jakarta.

Seperti dikatakan Aziz Mohammad, buku yang diterbitkanoleh PT Kharisma Ilmu
di Jakarta, ini telah beredar sejak 2005, dua kali terbit (8000 eksemplar),
dengan kata pengantar Sekretaris Umum MUI, Drs. Ichwan Sam, pakai stempel
MUI. "Gambar ini tidak salah, karena sesuai dengan teks. Kalau ada perbedaan
kita bisa diskusikan. Jangan langsung memvonis. Saya bukan agen pemurtadan,
apalagi agen zionis," kata Aziz.

Terlepas dari proses pencantumannya, urusan menjadi rumit ketika nama-nama
besar terpampang di Ensiklopedi itu. Seperti sambutan Sekretaris Umum MUI,
Drs. H.M. Ichwan Sam, "Atas nama pribadi maupun Dewan Pimpinan MUI Pusat,
kami sangat menyambut baik terbitnya buku ini. Semoga dengan kehadiran buku
ini bisa mengisi kekosongan kepustakaan yang terkait dengan tafsir tematis
al-Qur'an dalam bahasa Indonesia." (Jilid 1, Sambutan DP MUI).

Ichwan Sam yang mengaku sedang berada di luar kota (Senin 4/9) ketika di
hubungi SABILI lewat telepon selulernya enggan berkomentar. "Masalah ini
bisa diselesaikan secara intern, bukan untuk publikasi," katanya.

Menurut mantan Ketua Umum MUI Prof. K.H. Ali Yafie, MUI harus mengadakan
pertemuan terbuka. MUI sebagai pihak ketiga, menjembatani pihak yang
bertikai. Cara ini akan menyelesaikan masalah karena polemik lewat media tak
ada habisnya. Hanya membuang waktu, tenaga dan materi. "Ini jalan terbaik,
hanya satu kali pertemuan masalah ini bisa selesai," kata Ali Yafie.

Dalam hal nama-nama besar yang disebut sebagai Pembaca Ahli, Ali Mustafa
Yaqub dari MUI mengaku, sebelumnya pernah dihubungi penerbit untuk
dicantumkan sebagai anggota tim pembaca ahli, namun dirinya menolak untuk
ditulis, termasuk sebagai tim pembaca ahli. "Buku yang diterbitkan Kharisma
Ilmu itu banyak kejanggalan," kata Pimpinan Pesantren Luhur Tafsir Hadits
Ciputat itu.

Ali Mustafa Yaqub, yang juga sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal berpendapat,
buku tersebut jauh dari ilmiah, bahkan tidak lebih dari dongeng belaka yang
dapat membahayakan akidah umat Islam. "Harus ditarik!" tegasnya ketika
SABILI menanyakan solusi dari masalah ini.
Walhasil, kesalahan ilustrasi dalam Ensiklopedi Al-Qur`an itu harus
diperbaiki. Pihak penerbit yang diwakili Abdul Aziz Muhammad pun menyatakan
tak keberatan, jika memang ensiklopedi ini memerlukan revisi. Hanya, ia
berharap, cara mengritiknya yang baik, jangan berprasangka yang tidak-tidak.

Jadi, apapun ceritanya, perbaikan diperlukan dalam ensiklopedi ini. Dengan
upaya ini, setidaknya pihak penerbit menjalankan amanah Muhammad Kamil Hasan
Al-Mahami, penulis buku asli Al-Mausu'ah Al-Qur'aniyah. Selain itu, reputasi
para ulama nasional dari PTIQ dan MUI yang namanya tercantum dalam buku itu,
tak tercederai.
Jika begitu jalan ceritanya, masalah ini tidak hanya menjadi sandungan
penerbit, tetapi juga menjadi ujian bagi kita semua. Jalan keluarnya, patut
disegerakan pertemuan seperti disarankan K.H. Ali Yafie. Insya Allah, jika
para ulama bertemu dan bermusyawarah, kasus ini dapat diselesaikan dengan
baik. Amin.

*Eman Mulyatman
Laporan: Alfiatun Hasanah, Chairul Akhmad, Diyah Kusumawardhani, Habibi
Mahabbah, Siti Fitriastuti *

Kirim email ke