--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Dave" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
> 
> Ketika saya membuka-buka kitab tasawuf (berharap gundah hati bisa
teratasi) banyak di bahas masalah hati (qalbu) dan bagaimana cara
membersihkannya sehingga diharapkan ketika hati sudah bersih maka
pancarannya  bisa terlihat dari perkataan dan perbuatan..........tapi
siapa yang bisa menilai hati ?
-[Knc] jawab diri sendiri yang bisa menilai

........berapa lama bisa membersihkannya ? setelah ditanyakan pada
seorang ustadz alumni salah satu pesantren di jawa barat, beliau
menjawab bahwa membersihkan hati berlangsung sampai mati.....karena
memang hati akan selalu tercemari selama kita masih hidup.....nahloh
....pantaslah orang jenuh membersihkan mahluk satu ini dan lebih
memfokuskan diri membersihkan cara peribatan orang lain dari unsur
bid'ah, kufarat, musyrik dan lain-lain dan memang itu sah-sah saja dan
dianjurkan sesuai dengan surat Al 'Ashr(1-3)........tapi tetap saja
hati ini terus bertanya sampai kapan mahluk satu itu terus dibiarkan
sehingga banyak luka yang terus menganga........uraian  dalil-dalil
seperti mengalir tanpa makna. 
-[KnC] Namanya aja dalil, tidak  bermakna dan tidak hidup kalau tidak
dijalani oleh manusia, sama dengan agama tidak akan membumi kalau
tidak dihidupkan oleh manusia


Maafkanlah saya jika saya kembali bertanya "Bagaimanakah perasaan
Rasulullah ketika para sahabat saling bunuh di perang siffin dan
perang jamal"   dimanakah hadist-hadist kasih sayang, ahlak ketika itu
bukankah dari mulut di antara mereka hadist sampai kekita.......hati
saya kembali resah bukankah mereka gernerasi terbaik?...............
-[KnC] Patokannya yang satu sudah disebut dapat jaminan masuk surga,
yang satu kagak dapet jaminan apa-apa, 

> 
> Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
> 
> Dave
>


Kirim email ke