Adalah Ibu Elona Melo yg konon merupakan salah satu penggagas "Koin Peduli 
Prita". Ibu ini mengalami nasib Tragis ketika putri sulungnya meninggal krn 
tenggelam di kolam renang, yg membuat ibu ini miris ia yg seorang guru renang 
tdk bisa melakukan apa2. Semoga ini bisa menjadi "pelajaran" berharga bagi kita.
 
Ini tulisan Ibu Elona yg dikirim ke milis SEHAT 
________________________________




-----Original Message-----
>From:elonam...@gmail.com
>Subject: [sehat] Selamat Jalan Khonsaa', Anak, Guru dan Sahabat Terbaik
>Mama..(terimasih atas dukungan rekan-rekan)
>
>Selasa, 17 Juli 2001, jam 10.10wib engkau hadir di tengah kehidupan kami
>nak. Sempurnalah rasanya mama menjadi seorang wanita dengan kelahiranmu.
>Engkau kami beri nama Khonsaa' Al Anshoriyah. Khonsaa' adalah nama seorang
>sahabat Rosul  wanita yg merelakan ke3 anaknya mati syahid di peperangan,
>hingga akhirnya beliaupun ikut syahid.
>Al Anshoriyah, kami pilihkan menjadi nama belakangmu dg harapan engkau
>termasuk ke dalam golongan orang-orang yg gemar menolong layaknya kaum
>anshor.
>Dari balita, engkau sudah menjadi tempat mamamu curhat, entah engkau paham
>atau tidak setiap ada kegundahan engkau bantu meringankannya dengan jalan
>mendengarkan nak. Itulah sebabnya engkau menjadi salah satu Sahabat Terbaik
>mama. Kau tenangkan mama, kau hapus airmata mama setiap mama menangis krn
>rindu dg alm opamu. Dengan lembut kau bisikan di telinga mama "jangan sedih
>ma"..lalu engkaupun memeluk mama.
>Sebagai anak pertama, engkau menjadi sekolah sekaligus guru bagi mama.
>Bagaimana naluri keibuan mama terasah dg keberadaanmu. Engkau mengajarkan
>pada mama bahwa kesabaran tidak berbatas, walau sebagai manusia sering
>sabar
>itu hilang. Engkau ajarkan pada mama, bahwa kasih sayang, kehangatan dan
>kejujuran akan berakhir dg ketiganya pula. Kau ajarkan bahwa, ibu adalah
>guru pertama sekaligus terbaik bagi anak-anaknya. Itu sebabnya papamu
>meminta mama untuk tetap di rumah menemani engkau dan adik-adikmu..
>Ketika adik-adikmu lahir, di usia yg masih sangat muda, engkau berubah
>menjadi sosok kakak yang begitu dewasa, banyak mengalah, walau kami
>orangtuamu tahu hal itu berat engkau lakukan. Kami sering memberimu
>tanggung
>jawab "titip ade-ademu ya mba" setiap mama dan papamu pergi, walau di rumah
>ada yang lain.. Kau tunaikan amanah kami dg memberi laporan singkat jelas
>dan
>padat apa yg terjadi saat mereka ditinggal.. Apabila ada mainan atau bukumu
>yg dirusak oleh adikmu, yang kau lakukan hanya menangis dan mengadu pada
>mama, dengan harapan mama akan memperbaikinya..itu sering kita bersama.
>Engkau buat kami bangga dengan keistiqomahanmu untuk mengenakan jilbab di
>usia 6 tahun, walau engkau hanya seorang diri yg melakukannya di kelasmu.
>Kau butikan kecerdasanmu dg hasil IQmu yg sangat jauh di atas rata-rata dan
>prestasimu sebagai juara kelas. Ternyata, kebanggaan ini juga dirasakan
>oleh
>eyang mama dan eyang papa, oma dan bude pakde juga om kamu nak. Mama sering
>tidak segan-segan berkata bahwa "mama banggamu nak".
>Al Anshoriyah, engkau betul-betul anak yg gemar menolong. Terbukti dari
>cerita guru-gurumu bahwa engkau tidak segan-segan menolong temanmu yg
>kesulitan dalam belajar, walau resikonya ditegur oleh gurumu. Bahkan suatu
>waktu, nilaimu dikurangi karena dengan ikhlasnya soal ujian temanmu kau
>kerjakan dari awal hingga selesai. Ingat nak..betapa marahnya mama ketika
>tahu kejadian itu, namun di sisi lain mama melihat sikap rela berkorbanmu
>yg
>begitu tinggi.
>Saat kita pindah, dari Jakarta ke Bandung, engkau terlihat sedih karena
>harus meninggalkan sahabatmu, namun sekaligus gembira setelah mendengarkan
>cerita mama bahwa kelak kamu akan mendapat teman-teman baru dg bahasa yg
>tidak biasa, Bahasa Sunda. Ingat Khonsaa' ketika tanpa engkau sadari caramu
>dan adikmu berbicara mulai berubah dan menjadi bahan becandaan sepupumu di
>jakarta...? Itu membuktikan betapa dirimu mudah bergaul nak. Mama juga
>bangga padamu ketika seorang walimurid menceritakan bahwa menurut anaknya,
>kamu adalah "the coolest girl in the class" karena wawasanmu yg luas. Dari
>masalah gadget, pelajaran, poppin (satu bentuk tarian ), music,
>buku-buku..begitu banyak yg kau ketahui nak. Engkau memang canggih nak..!
>Saat teman-teman seusiamu masih belum kenal dunia komputer dan online, kamu
>sudah begitu akrab dengan keduanya. Niatmu punya Facebook dan akrab dengan
>dunia online engkau ceritakan dalam rangka "jangan mau jadi gaptek". Engkau
>buat blog pribadi saat usiamu masih 7tahun.
>Padahal, yg engkau lakukan hanya mengamati papamu yg sedang asyik dengan
>pekerjaannya.
>Sering sekali engkau cerita ke mama hasil brosingmu ke beberapa web hanya
>untuk membedakan "akar tunggal dan akar serabut".
>Kau buktikan, bahwa dunia online seharusnya memang digunakan u hal-hal yang
>bermanfaat..,
>Sebagai mama, banyak sekali kesalahan yg mama perbuat padamu nak, bahkan
>tidak terhitung..Kemarahan yang kadang melampau batas, ketidaksabaran yang
>sebenarnya masih sangat bisa ditahan.
>Ketika mama menangis menyesal bila memarahimu dan adikmu, yang kau ucapkan
>hanya "nggak apa-apa ma". Ingat nak, ketika mama menyusui adik-adikmu
>engkau
>berada di dekat mama sambil engkau bertanya "aku dulu nyusu juga ngga ma".
>Seketika itu juga mama tidak mampu menahan tangis, sembari berucap "itu
>salah satu kebodohan mama nak, maafkan mama krn mama tdk menyusuimu". Mama
>ceritakan alasannya bahwa luka yg ada tdk mampu mama tahan. Lagi-lagi
>engkau
>menghibur mama dg berucap "nggak papa ma, yang penting sudah usaha".
>Salah satu kesalahan mama terbesar padamu ialah tanggal 13 Desember 2009.
>Hanya karena keletihan yang sebenarnya masih bisa mama tahan, mama tidak.
>menemanimu dan adikmu yg pagi itu semangat sekali ingin berenang, dan
>memang
>itulah tujuan kita menginap di hotel. Mama lebih milih berada di kamar
>hotel
>dan membiarkanmu beserta papa dan kedua adikmu ke kolam renang yg ketika
>itu
>memang ramai. Mba Rahmi dan Mba Siti, yang selama ini membantu mama
>mengurus
>rumah juga ikut menemani kalian. Padahal engkaupun belum terlalu mahir
>berenang nak, mama tahu ketakutanmu pada air yang kau coba hilangkan
>sedikit
>demi sedikit.
>30 menit kemudian papamu kembali ke kamar hotel dan, tidak lama telpon pun
>berdering memberitahu bahwa engkau tenggelam...!!!
>Bagai tersambar petir, mama dan papa langsung menjerit dan lari menuju
>kolam, namun engkau sudah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak
>sadarkan
>diri.,
>Sekelebat terlintas rasa marah dan was-was silih berganti..
>"Mana pool guard yang seharusnya menjaga kolam renang"..hanya itu kalimat
>yang mama ucapkan seraya berlari ke arah kolam.
>Mama seorang guru renang nak, papamu mahir berenang. Mama bahkan sering
>bercerita padamu kejadian-kejadian saat mama menolong beberapa orang yang
>hampir tenggelam...
>Tapi..
>Dimana mama, saat anak mama tenggelam,
>Mana guru renang yang mahir berenang 4 gaya, dengan murid tak terhitung
>jumlahnya..??.
>Mana guru renang yg berkali-kali menolong orang yang bisa saja nyawanya
>melayang di kolam renang...??
>Mana....??
>Allohu akbar..dalam perjalanan menuju rumah sakit di kepala mama yang ada
>hanya rasa sesal..
>Inikah teguran atas kesombonganku ya Alloh?"
>Sebegitu sombongkah aku hingga Engkau mengujiku seberat ini?
>Dan...hari itu Alloh menunjukkan kuasaNya..
>Mama menemuimu di ruang UGD ketika engkau telah terbujur kaku nak. Seketika
>itu dunia terasa gelap, aliran darah seakan terhenti..melihat sesosok tubuh
>tertutup kain putih...,
>Ya Alloh..Ya Robbi..Ya Rohman..Ya Rohim, inilah saatnya Engkau ambil
>titipanmu yg pernah Kau tanamkan dalam rahimku.
>Dunia seakan berhenti berputar..rasanya tidak percaya hingga mama liat
>tanda
>lahir di lengan kirimu, bekas luka kecil cacar di hidungmu, tahi lalat di
>telingamu dan sekujur badanmu yg mama hafal bentuknya satu persatu  karena
>kamu anak mama..
>Mama segera memeluk jasadmu nak, tanpa berpikir lagi apakah engkau dengar
>atau tidak, hanya kata maaf yg mampu mama ucapkan di telingamu. Dada ini
>terasa sesak menahan sebuah beban yg terasa seperti sebuah gunung yang
>sangat besar.
>Sambil memandikan jenazahmu, mama bisikkan di telingamu bahwa, mama
>buktikan
>kalau mama kuat menerima kepergianmu. Demi mengharap ridho Alloh Azza
>Wajalla, mama tahan air mata dan rasa marah yang sebenarnya lebih mudah
>bila
>diledakkan saat itu juga.
>Demi meyakini akan syahidnya seseorang yang wafat karena tenggelam, mama
>tahan emosi mama nak..
>Demi meyakini, bahwa engkau akan menjadi hijab api neraka bagi orang tuamu
>yang kotor ini, mama tahan dorongan ingin menjerit sekeras-kerasnya.
>Engkau penuhi janjimu nak..
>Al Anshoriyah, Engkau gemar menolong saat masih hidup. Dan, engkau tolong
>kami dengan kepergianmu.
>Banyak sekali janji mama padamu nak, hadiah sepeda BMX bila engkau juara
>kelas lagi, jalan-jalan ke dufan dan menaiki semua wahana krn kini engkau
>sudah tinggi, latihan renang intensif selama liburan nanti..., bermain
>hujan
>bertiga adikmu, menyambangi sahabat-sahabat dan guru-gurumu di
>Jakarta..namun, semua itu tinggal janji...
>Engkau tunaikan janjimu...tapi pada siapa mama tunaikan janji-janji mama
>nak..?
>Cita-cita kami orang tuamu ingin merawat dan mendidikmu hingga dewasa,
>digantikan dengan sebuah cita-cita mulia yg tak mampu kami ucapkan,
>mengharapkan kita semua bisa bertemu maut dengan kesyahidan. Kau tunaikan
>itu semua nak..
>Maafkan mamamu nak, yang tidak berada di dekatmu saat-saat terakhir
>hidupmu.
>Walau pedih, mama bersyukur karena telah dipercaya oleh Alloh menerima
>amanah seorang gadis kecil yang sangat special di mata setiap orang yang
>mengenalnya.
>Janji mama terakhir kalinya padamu anakku, mama akan kuat melepasmu walau
>berat. Mama akan merawat kedua adikmu, mama akan menjadi ibu yang jauh
>lebih
>baik dari sebelumnya.
>Bantu mama agar kuat nak, walau air mata penyesalan, kesedihan, kerinduan
>ingin memelukmu tak mampu mama bendung.
>Rasa sesal tidak menjadi ibu yang sempurna begitu hebatnya mama rasakan
>hingga saat ini.
>Semoga Alloh Sang Ilahi Robbi, memaafkan semua kesalahan mama padamu.
>Mama sangat mencintaimu anakku..
>Mama sangat merindukanmu..sahabatku..
>Mama bangga padamu..guruku..
>Mama akan kuat, demi janji mama padamu..syahidahku!
>Selasa, 15 Desember 2009
>elona melo binti tomela arief
>mama bagi  Khonsaa'-Zainab-Tholhah
>Powered by Telkomsel BlackBerry(r)
>
>=========================================================================
>  



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke