Assalammu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Saya mohon pendapat dari ikhwan fillah mengenai artikel di bawah ini. Karena 
kondisi di tempat kerja saya akhir_2 ini sedang gencar-gencarnya dilakukan 
pengiriman email yang isinya mengeluk-elukan golongan tertentu (IM dengan 
PKSnya). Bagaimana saya harus bersikap menghadapi para Murobbi yg begitu 
gencarnya menyebarkan email di tempat kerja saya tanpa menyinggung perasaan 
mereka (Murobbi) ? Karena saya tidak mau terkena syubhat mereka.

Jazakallahu khoiron katsiro.

Wassalammu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh...


Pengakuan Jujur Seorang Penyusun Buku " Hakikat IM "
Written by gaza
Friday, 01 June 2007


Assalamu'alaikum warohmatullohi Wa Barokatuh,


Saudaraku, di bawah ini saya tampilkan pernyataan Akhi Anwar Shiddiq, dia 
pernah menyusun buku judulnya " Hakikat Ikhwanul Muslimin (IM) ", tetapi 
setelah berjalan waktu dia menyesal & ingin menarik buku itu. Akhi Anwar nitip 
supaya bisa memakai forum MyQuran buat menampilkan surat terbuka. Beliau tak 
melayani debat di forum, tapi mau terima e-mail ke [EMAIL PROTECTED]


Berikut ini pernyataan Al Akh Anwar Shiddiq:


Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. 
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., keluarganya, dan 
para shahabatnya. Amma ba'du.


Allah berfirman dalam Al Qur'an: "Dan orang-orang yang apabila mengerjakan 
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu 
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni 
dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, 
sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran 135).


Ikhwan fillah rahimakumullah, semoga Allah Swt. senantiasa merahmatimu, 
menganugrahkan ilmu bermanfaat, menunjuki dengan hidayah, menguatkan dengan 
taufiq untuk berbuat kebaikan amal, lahir dan batin. Amin ya Rabbal 'alamin.


Melalui forum yang mulia ini perkenankan ana (Anwar Shiddiq) menyampaikan 
sebuah pengalaman penting yang ana alami sendiri saat berinteraksi dengan 
ikhwan-ikhwan Salafi yang yang akhir-akhir ini sering disebut Salafi Yamani 
(meminjam istilah ustadz tertentu). Maksud dari penuturan ini yakni agar ana 
bisa memohon maaf atas kesalahan yang pernah ana lakukan saat ana mendapat 
pengaruh yang sangat kuat dari pemikiran Salafi Yamani itu. Secara khusus 
permohonan maaf ini ana tujukan kepada saudara-saudaraku dari Ikhwanul Muslimin 
(IM) di Indonesia, khususnya yang sudah membaca buku yang ana susun.


Di bawah ini penuturan ana:


"Ana dulu beramal jama'i bersama Jamaah Tarbiyah (Ikhwanul Muslimin/IM) selama 
bertahun-tahun. Suatu saat ana putuskan mundur dari IM secara baik-baik, yakni 
maksudnya ana mundur karena kesadaran sendiri, tidak dipaksa-paksa atau 
diprovokasi. Ana sudah bertekad, meskipun tidak lagi bersama Tarbiyah (IM) ana 
akan tetap menjalin hubungan baik dengan mereka. Hal ini ana tempuh, sebab ana 
tahu Ustadz Jakfar Talib, seorang pemimpin Salafi di Indonesia, tadinya dia 
ikut IM juga, tapi setelah jadi Salafi, dia sangat membenci IM setengah mati. 
Ana tidak mau seperti itu, ana mau jadi diri sendiri, tidak terpengaruh orang 
lain. Ana merasakan sendiri di IM itu tidak sedikit kekurangan-kekurangan, tapi 
ana juga tidak pungkiri disana ada kebaikan-kebaikannya, maka itu ana ingin 
sikap proporsional saja, tidak berlebih-lebihan seperti sikap Ustadz Jakfar 
Talib itu.


Sayang seribu sayang, sikap baik ana ini pelan-pelan berubah saat ana mulai 
mengambil pemikiran-pemikiran dari Salafi Yamani. Ana membaca majalah Asy 
Syariah, ana mendengar kaset ceramah Ustadz Muhammad Sewed, ana bergaul dengan 
mantan Larkar Jihad (LJ), ana mengikuti berita-berita seputar dakwah Salafi, 
ana berteman dengan pengikut Salafi Yamani, ana membuka-buka situs 
www.salafy.or.id, dan apa-apa yang bisa ana peroleh. Sikap ana yang dulunya 
baik ke teman-teman IM berubah jadi kebencian dan rasa muak. Ana seperti orang 
yang mengalami "cuci otak", pendirian santun ana dulu saat baru keluar dari IM 
seperti tidak berbekas. Ana dulunya benci sama sikap keras Ustadz Jakfar Talib, 
tapi ana akhirnya ikut terseret juga ke sikap semacam itu.


Bila dilukiskan, majlis-majlis ilmu yang berhubungan dengan Salafi Yamani itu 
seperti kobaran api. Siapa saja yang ada di dekatnya akan merasa kepanasan, 
atau menularkan panas ke orang lain. Ana merasakan pengaruh ini ke diri ana 
sendiri, yang tadinya baik-baik saja jadi timbul kebencian ke orang lain. 
Selama interaksi dengan pengikut Salafi Yamani, yang dibicarakannya tahdzir 
ahli bid'ah, hajr, firqah sesat, bantahan, celaan, dsb. Apalagi kalau mereka 
sudah angkat bicara soal Sururiyah atau kesesatan tokoh-tokoh IM, panas sekali 
suasana yang terbentuk. Orang yang semacam ana ini tidak sedikit di 
tempat-tempat lain.


Kebencian ana ke IM semakin besar saat seorang ikhwan Salafi itu menyodorkan 
sebuah buku berjudul "AL IKHWAN AL MUSLIMUN, Anugerah Allah yang Terzalimi". 
Buku ini karangan Ustadz Farid Nu'man, penerbitnya Pustaka Nauka dari Kukusan 
Depok. Sebetulnya buku ini diberikan atas rekomendasi aktivis PKS juga, biar 
orang-orang Salafi mau membacanya, termasuk ana di dalamnya. Sehabis membaca 
buku itu ana malah semakin tidak simpati ke IM. Selain memberi rekomendasi, 
aktivis PKS itu juga melontarkan kritikan-kritikan tidak sedap ke Salafi, 
sehingga semakin bulat hati ana untuk menyusun sebuah bantahan.


Ana kumpulkan saja buku-buku, tulisan-tulisan yang mengupas penyimpangan IM, 
lalu ana ambil materi dari sana-sini (istilahnya 'menjahit materi'). Ana 
tambahkan disitu komentar-komentar ana, sampai jadilah sebuah buku berjudul, 
"Hakikat Ikhwanul Muslimin (IM)". Selanjutnya buku itu diedarkan secara 
terbatas di bawah UISP (milik kami sendiri). Sudah tentu aktivis PKS yang 
mengkritik kami itu, kami sodori buku itu juga. Jujur saja, kalau tidak 
diprovokasi oleh sikap aktivis itu mungkin buku tersebut tidak pernah disusun.


Sesudah waktu berjalan cukup lama, sesudah ana baca-baca buku, tulisan-tulisan, 
ana diskusi-diskusi, akhirnya ana putuskan untuk membersihkan diri dari 
pemikiran-pemikiran "Salafi ekstrem" yang telah bercokol di pikiran ana. Ana 
tidak mau ketempatan sesuatu yang bisa merusak diri sendiri. Kalau ingat 
keadaan seperti ini rasanya ana ingin kembali ke situasi dulu saat baru keluar 
dari IM secara baik-baik. Dulu ana bisa tersenyum saat bertemu teman-teman IM, 
tapi sekarang ini sulit. Ana sepertinya sudah terjerumus ke sebuah permusuhan 
keras. Saat ana baca kembali buku "Hakikat Ikhwanul Muslimin (IM)" yang tak 
lebih hanya buku 'jahitan' itu, ana sedih bukan main. Kenapa ana sampai menulis 
kalimat-kalimat kasar, emosional, menzhalimi saudara sendiri? Padahal tekad ana 
semula tidak begini. Ya Rabbi, ana memohon ampunan kepada-Mu atas 
kesalahan-kesalahan ana. Hamba-Mu ini dhaif, sedangkan Engkau Maha Pemaaf lagi 
Maha Pengampun. Ampuni ana Rabbi. Amin. Sekian penuturan dari ana.


Selanjutnya melalui forum yang mulia ini ana ingin menyatakan:


SATU, Ana bertaubat kepada Allah Yanga Maha Pengampun atas kesalahan-kesalahan 
ana dengan menyusun buku "Hakikat Ikhwanul Muslimin (IM)".


DUA, Ana memohon maaf kepada seluruh jajaran Jamaah Tarbiyah (Ikhwanul 
Muslimin) di Indonesia, baik pengurus, anggota, atau simpatisannya, atas 
tersebarnya buku "Hakikat Ikhwanul Muslimin (IM)" di atas, terutama atas 
kalimat-kalimat tidak adil yang termuat di dalamnya.


TIGA, secara terbuka ana cabut buku tersebut di atas, sebab resiko madharatnya 
lebih besar daripada manfaatnya. Ana nyatakan buku itu tidak sah lagi dan tidak 
boleh diedarkan atas nama siapa pun.


EMPAT, ana tetap mengakui adanya kelebihan dan kekurangan pada diri setiap 
muslim atau kelompok Islam. Namun hendaknya kita bersikap proporsional, yakni 
tidak memutlakkan kebaikan atasnya dan juga tidak memutlakkan keburukan 
baginya. Setiap muslim memiliki kelebihan-kekurangan tertentu. Kita harus 
bersikap adil sebab Allah mencintai orang-orang yang adil. (QS. Al Maa'idah 42; 
QS. Al Hujurat 9; QS. Al Mumtahanah .


LIMA, ana nasehatkan kepada ikhwan-akhwat yang sedang belajar ilmu-ilmu 
keislaman agar berhati-hati dari sikap ekstrem (berlebih-lebihan) dalam segala 
wujudnya. Kalau dipengaruh-pengaruhi agar bersikap ekstrem, tinggalkan saja 
sebab doktrin semacam itu akibatnya cuma kerugian saja. Ingatlah selalu sabda 
Nabi Saw. dalam haditsnya, "Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak akan pernah 
seseorang menyulit-nyulitkan perkara agama ini, melainkan ia akan dikalahkan." 
(Riwayat Imam Bukhari, dari Abu Hurairah Ra.). Sekian pernyataan ana.


Pernyataan di atas ana sampaikan apa adanya, secara ikhlas, tidak ada paksaan 
atau tekanan. Buat sahabat-sahabat yang mendapatkan manfaat dari pernyataan 
ini, mohon doa antum semua agar Allah selalu membimbing ana (dan antum semua) 
buat menetapi jalan yang diridhai-Nya. Amin ya Rabbal 'alamin. Buat 
ikhwan-akhwat yang keberatan, tidak setuju, atau kecewa atas pernyataan ini, 
silakan antum mengirim ke [EMAIL PROTECTED] This e-mail address is being 
protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it Ana akan 
usahakan menjawab surat-surat antum, yakni surat-surat yang layak dijawab. 
Siapa saja yang mau beri masukan, kritik, atau kecaman (mungkin), silakan juga 
menulis ke e-mail di atas.


Akhirnya ana berdoa kepada Allah, "Ya Rabbana, kami telah menganiaya diri kami 
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, 
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al A'raaf: 23). 
Ya Rabbi, ana memohon ampunan dan rahmat dari-Mu. Shalawat dan salam semoga 
tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang 
yang mengikuti sunnahnya akhir jaman. Amin ya Rabbal 'alamin.


MyQuran, 5 Agustus 2006
Al faqir ila Rabbi



Anwar Shiddiq

Kirim email ke