Berkunjung ke Andalusia(3)

Keesokan harinya, Minggu, kami siap-siap berangkat ke
kota Cordoba. Jarak antara Madrid dan Cordoba, sekitar
400 km, ditempuh dalam waktu 5-6 jam, dengan bis
travel.
Makan siang di Cordoba, dengan biaya dari travel.
Diperjalanan selama enam jam, perut saya sudah
keroncongan, maka saya sedikit bawa bekal nasi dan
sambal ikan teri, saya makan didalam bis saja. Kenapa
saya sampai bawa bekal, bukankah sudah akan ada makan
siang di restoran bagus di Cordoba itu kelak. Benar,
saya tahu itu, tetapi sebelum berangkat ke Spanyol,
saya sudah diwanti-wanti oleh beberapa teman yang baru
saja dari Spanyol, bahwa selain biaya mahal, makanan
muslim disana susah dicari, banyak babinya saja.Itu
sebabnya saya selalu bawa bekal makanan indomie,
buahan apel, kurma dan makanan ringan lainnya, air
putih dan juice.

Ketika sampai restoran yang cukup mewah, saya sempat
terkesima melihat hidangan yang betapa kelihatan
lezatnya, ada udang kesukaan saya, ayam, daging dan
segala macam deh pokonya, kelihatan sangat lezat. Saya
menduga,  karena kita sudah memesan makanan secara
berombongan, tentu dimasakin khusus masakan muslimlah.
Hampir saya saya mau menyendokkan makanan ke piring
dengan semangat menggebu-gebu lihat hidangan itu,
tetapi belum sempat diambil, ibu ketua bertanya
dulu:”Apakah makanan semua ini, bebas dari daging
pork(babi)?.”

Apa jawab pelayannya, :”Tidak bu, sebahagian saja,
sebahagian lagi ada unsur babinya”(dengan jawaban
bahasa Spanyol tentunya, ibu ketua memang bisa bahasa
Spanyol, karena dulu pernah ditugaskan selama tiga
tahun disana, dan pelayan serta orang-orang Spanyol,
hampir rata-rata fanatic dengan bahasa nasional
mereka, entah memang ngak bisa bahasa Inggris, atau
ngak mau berbahasa Inggris, setiap kita berbelanja
atau bertanya, selalu dijawab dengan bahasa Spanyol,
ngak nyambung tentunya komunikasi, tapi itulah adanya
sebahagian besar orang Spanyol).

Langsung aja perut saya mules, patah selera, walaupun
makanan itu terpisah antara babi dan ngak babi, tetap
saja perut saya mual, karena bayangan saya,
tohk..mereka masaknya kan sama dikuali yang sama,
minyak yang sama, dan pisau yang sama, pokonya semua
serba tempat yang sama. Waduh…kacau lagi deh, saya
pikir, terpaksa nahan perut lagi nih, ngak bisa makan
sama sekali. 

Namun hanya empat atau lima orang ibu saja yang ngak
bisa makan seperti saya, karena bayangan minyak dan
tempat masak yang satu tadi, mana bisa saya makan di
dalam satu meja hidangan satu tempat ada babinya, satu
tempat lagi bebas babinya, ngak bisa sama sekali. Lain
dengan ibu-ibu yang lainnya, lahap saja mereka makan.
“Bismillah saja deh kata mereka, daripada kelaparan.”.
Yah..silahkan aja sih, saya pikir, masing-masing punya
selera dan keyakinan masing-masing . Dan saya tidak
pula mencela mereka yang mau makan begitu, ketimbang
mati pula. Beda dengan saya, memang benar-benar perut
ngak bisa menerima. Dan saya bisa tahan cukup dengan
buahan dan makanan ringan yang saya bawa aja. 

Berangkat jam 8, dari Madrid, tiba di Cordoba pukul
dua sore, selesai makan siang langsung ke mesjid
Cordoba, dengan gaet orang Spanyol penjelasan bahasa
Inggris tentunya. Namun sebelum kemesjid kami sempat
pergi ke benteng atau monument Islam masa jaya Islam
dulunya. Disana ada m,esjid Ibnu Rusd, tetapi tutup,
karena Islam dah ngak ada disana, adapun, mesjid ngak
boleh dipakai, azan ngak boleh dikumandangkan.

Disepanjang lorong yang sempit itu, ada juga monument
pendiri operasi katarak pertama, atau dokter mata
pertama, berasal dari Muslim. Jadi jelas sekali dari
dunia Islamlah ilmu kedokteran pertama, justru Barat
dan Eropah mengambil ilmu tersebut dari ummat Islam.
Namun sayangnya ummat Islam terlena sebenar-benar
terlena, hanya membanggakan kejayaan sejarah masa
lampau saja, ngak taunya lama kelamaan bangsa dan
ummat Islam semakin terpuruk saja.

Saya sempat menangis dan sedih melihat mesjid Ibnu
Rusd itu, tutup begitu saja, didalamnya sempat saya
foto dan rekam, karena kelihatan dari lobang-lobangnya
saja, pintu ngak boleh dibuka sama sekali, dari lobang
dinding masih kelihatan kaligrafi Arab, tempat imam
khutbah dan lainnya.

Dari sana, kami langsung kemesjid Cordoba yang sangat
luasnya dan megah. Luar biasa bangunannnya. Tetapi
teramat disayangkan semua itu sudah milik Nasrani,
jadi devisa bagi mereka, karena setiap person yang
masuk benteng dan mesjid tersebut harus bayar 8 euro.
Ribuan turis saya lihat ada disana, bukan ratusan,
tapi ribuan, bayangkan saja betapa banyaknya pemasukan
sehari untuk itu.

Saat masuk kesana, entah kenapa perasaan saya
disebahagian ruangannya yang masih ada mihrabnya
bagaikan di mesjid saja, saya terbiasa buka sepatu
masuk mesjid, tetapi ini ngak buka sepatu. Jelas,
karena dia bukan lagi mesjid tetapi sudah menjadi
gereja. Semua ukiran kaligrafi yang ada disana, jelas
sudah dirobah dengan gambar patung-patung juga salib,
Yesus Kristus. Bahkan mereka mulai merubah sejarah,
mereka memang akui bahwa mesjid itu dibangun oleh
ummat Islam, tetapi asal muasalnya juga adalah gereja,
karena baru dua tahun belakangan ini, ditemukan
dibawah tanah tanda-tanda itu dulunya adalah gereja
yang direbut oleh ummat islam, juga dinding-dindingnya
berasal dari romawi. Spanyol direbut ummat Islam saat
masa jayanya Thariq bin Ziyad dan kekhalifahan
Abdurrahman Addakhil(I,II,III). Yang pertama sekali
masuk ke kota Spanyol adalah Abdurrahman Addakhil,
tetapi yang menaklukkannya adalah Thariq bin Ziyad
melalui bukit Gibraltal(Inggris), masa kekhalifahan
Umayyah. 

Kalau di Mesir terkenal dengan kekhalifahan
Fatimiyyah, di Baghdad kekhalifahan Abbasiyah, di
Spanyol kekhalifahan Ummayiyah.

Thariq bin Ziyad yang sangat terkenal dengan pidatonya
saat mulai pertama sekali menaklukkan Spanyol,
berpidato didepan sekitar 7000 prajuitnya :” Wahai
saudara-saudaraku, lautan ada dibelakang kalian, musuh
ada didepan kalian, kemanakah kalian akan lari? Demi
Allah yang kalian miliki adalah kejujuran dan
kesabaran. Ketahuilah, dipulau ini, kalian lebih
terlantar dari pada anak-anak yatim yang ada
dilingkungan orang-orang yang hina. Musuh kalian
menyambut dengan pasukan bersenjata. Kekuatan mereka
sangat besar, sementara kalian tanpa perlindungan
selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain
dari barang-barang yang kalian ambil dari tangan musuh
kalian. Seandainya hari-hari ini, kalian masih
sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang
berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang, rasa
gentar yang ada pada  hati musuh akan berganti menjadi
berani pada kalian. Oleh karena itu pertahankanlah
jiwa yang ada pada kalian”.

Pidato yang menggelegar itu, menjadi kobaran semangat
yang maha hebat, dihadapan musuh yang kononnya
berjumlah 25.000 dengan senjata lengkap.

 Thariq bin Ziyad sengaja membakar kapal-kapal agar
prajuit tidak bisa kembali lagi surut, memilih antara
mati secara mulia dengan berperang melawan musuh atau
mati secara terhina, mundur kebelakang tenggelam.

MasyaAllah, adakah diantara kita ummat Islam saat ini
yang memiliki jiwa semacam ini, ada tentunya, tetapi
masih sebanyak itukah…? Belum tentu. Jiwa mati
fisabilillah, lebih baik, ketimbang hidup dalam
keterhinaan musuh Islam.Maju kedepan menghadapi
kematian, karena musuh , sementara mundur kebelakang
akan kematian juga, karena samudra lautan luas
terbentang. Kedua-duanya merupakan sebuah kematian,
tetapi kematiannya berbeda, satu mati mulia, satunya
lagi mati terhina.Mati ketakutan namanya, takut dan
gentar melawan musuh, bendingan mati tenggelam, itu
adalah jiwa pengecut. Jiwa pemberani adalah mati dalam
keberanian menghadapi berbagai tantangan hidup.

Bersambung..
Wassalam. Rahima.





 
____________________________________________________________________________________
Get your email and see which of your friends are online - Right on the New 
Yahoo.com 
(http://www.yahoo.com/preview) 



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke