Persatuan Ulama Dunia Serukan Hindari Propaganda Perpecahan 
 http://www.eramuslim.com/news/int/44ca1f82.htm
Sabtu, 29 Jul 06 11:41 WIB

Banyaknya peringatan yang dikeluarkan para ulama Islam berupa fatwa 
yang mengharamkan dukungan kepada Hizbullah dalam perang melawan 
Zionis Israel, membuat Persatuan Ulama Dunia angkat bicara dan 
mengingatkan bahayanya terjerumus ke dalam "propaganda-propaganda 
busuk" yang mencoba mengobarkan fanatisme dan perpecahan di antara 
kalangan sunnah dan syi'ah terkait dengan konflik di kawasan.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis (27/07), Persatuan Ulama 
Dunia menyebut perlawanan di Palestina dan Libanon sebagai 
pertempuran kepahlawanan melawan penjajah Israel. "Propaganda-
propaganda memecah belah telah muncul sejak munculnya kepahlawanan 
perlawanan Islam di Libanon, yang berasal dari orang-orang yang 
menginginkan perpecahan antara sunnah dan syi'ah," tegas pernyataan 
tersebut.

Salah seorang ulama senior yang menjadi rujukan fiqih di kalangan 
salafiyah di Arab Saudi, Syaikh Abdullah bin Jibrin dalam fatwanya 
telah "mengharamkan bantuan kepada pejuang Hizbullah dan tidak boleh 
berdoa untuk mereka." Karena mereka, menurut Syaikh Bin Jibrin, 
adalah kaum syi'ah rafidhah yang telah keluar dari Islam.

Namun Persatuan Ulama Dunia yang dipimpin Syaikh Yusuf al-Qardhawi 
menegaskan bahwa kalimat tauhid "Laa Ilaaha IllaLlah" adalah kata 
peneguh yang diteguhkan Allah swt buat orang-orang beriman. Kalimat 
itulah yang menjadikan pengucapnya memiliki sifat Islam. Rasulullah 
saw bersabda di dalam hadits muttafaqun `alaih yang diriwayatkan 
Bukhari dan Muslim, "Barangsiapa mengucapkan "Laa Ilaaha IllaLlah" 
maka telah terpelihara dariku harta dan jiwanya kecuali dengan alasa 
yang benar, dan masalah hisabnya ada pada Allah ta'ala." Rasulullah 
saw juga besabda, "Cukuplah seseorang dianggap jahat apabila 
melecehkan saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya 
haram darah, harta dan kehormatannya." Kemudian Persatuan Ulama Dunia 
menegaskan larangan Allah swt untuk saling berbantahan yang berakibat 
pada kekalahan. "Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang 
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu." (9/46).

Dr. Yusuf al-Qardhawi di harian al-Wafd Mesir edisi Kamis (27/07) 
telah menegaskan bahwa perlawanan Libanon adalah jihad syar'i, sama 
kedudukannya dengan jihad di Palestina. Oleh karena itu, wajib bagi 
setiap muslim untuk membantu perlawanan ini melawan penjajah Zionis 
Israel.

Dalam pernyataan khusus kepada Islamonline, Jum'at (28/07), para 
ulama Islam mengingatkan keterlibatan sebagian ahli fiqih dan para 
mufti dalam permainan politik. Mereka menyerukan agar para ulama 
memperhatikan prinsip-prinsip syara' yang hanif ini dalam fatwanya. 
Mereka menegaskan pengharaman memberikan bantuan kepada perlawanan 
Islam di Libanon adalah pemahaman yang salah tentang Islam.

Dalam kaitan ini, Jama'ah al-Ikhwan al-Muslimun Mesir juga menolak 
fatwa yang mengharamkan dukungan kepada Hizbullah dalam pertempuran 
melawan penjajah Israel.

Wakil Mursyid Ikhwan Syaikh Muhammad Habib mengatakan, "Saat ini 
bukan waktunya mengeluarkan fatwa yang seperti ini." Dia menambahkan 
bahwa fatwa semacam itu memberikan stigma bahwa di sana ada bahaya 
syi'ah yang mengancam kawasan dan menjadi alat justifikasi untuk 
tidak memberikan dukungan kepada perlawanan Libanon. Habib 
mengungkapkan, fatwa semacam ini, untuk saat ini, justru menciptakan 
perpecahan di dunia Arab dan Islam. (was/iol)





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke