Waalaykumussalam Wr.Wb. Subhanalalloh, Alhamdulillah, Astaghfirullohaladziim, Allohuma sholiwasalim wabarikala sayyidina Muhammadin waala ali sayyidina Muhammad, robbi sohri shodri wayasirli amri, ammabadu. Alhamdulillahirobbilalamiin atas nikmatNYA sehingga saya bisa menjumpai saudaraku, mas Handriyanto dan saudaraku semuanya dalam kondisi sehat dan dalam lindungan rohmat Alloh SWT, setelah libur yang menyenangkan , silaturohim kepada handai taulan dikampung halaman.
Taqoballahu mina wa minkum, taqoballahu yaa Kariim, mohon maaf atas kesalahan dan kehilafan kami sekeluarga pada saudaraku semua. Mas Handri yang selalu dirohmati Alloh SWT, pertama saya haturkan terima kasih yang banyak, atas kiriman tulisan yang sangat bagus, sangat tertata, dan isinya, faa insya Alloh sangat bermanfaat bagi kita semua, yang mau berusaha mengambil manfaat, dan hikmah akan IlmuNYA Alloh taala yang begitu luasnya, begitu dalamnya,ibarat tujuh lautan dan tujuh dunia digunakan sebagai pena dan tintanya, tidaklah akan cukup untuk menuliskannya, semoga kita semua ditolong, dibimbing dan dikaruniai rohmat, hidayah, barokah dan inayyahNYA, untuk memehami sebagian ILMUNYA, amiin. Dan semoga, insyAlloh, jerih payah Mas Handri ini dalam menulis yang begitu panjang, serial 1 sampai 10, akan dicatat Alloh sebagai amal sholih bagi mas, amiin. ( Mas Handri ini di Sumatra sebagai dosen to mas ? paling tidak, pengajar Ilmu Agama ya Mas ? subhanalloh ..) Mas Handri yang dirohmati Alloh, sebelumnya mohon maaf, baru sekarang aku menulis balasan ini, wahh ..buat baca surat mas, gak cukup seminggu mas .he-he-he .apalagi, maknanya kan bueraaat .abot cak Dalam membalas ini, saya hanya akan menulis atau menambah untuk hal-hal yang mungkin agak berbeda dalam memahami, dan untuk hal yang sudah kita fahami dengan sama, tidak akan saya tulis. Dengan sependek pengetahuan saya dalam berdiskusi, semoga Alloh mau menolong untuk menetapkan kita bersama didalam shiroothol mustaqiimNYA dalam memahami akan ILMUNYA ini nanti, amiin. Mas Handri, tentang keutamaan dan kewajiban menuntut ilmu SyarI, saya sepakat dengan mas akan pentingnya hal ini . Tambahan dari saya, adalah : Ilmu SyarI itu tiddak hanya ilmu dhohir saja, namun juga mengandung Ilmu SyarI secara bathin, sebagai contoh : Sholat, secara lahir syarinya adalah dimulai dengan Takbirotul Ikhrom , dan diakhiri hingga salam lengkap dengan bacaan dan gerakannya. Secara bathinnya, diantaranya adalah ikhlasnya niat melakukan sholat, dan khusyu dalam sholat, membersihkan dari was-was ketika sholat, dan sebagainya. Firman Alloh ini sebagai satu contoh yaitu QS Tho-haa ayat 14 : Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Disini ada perintah syarI secara dhahir dan secara Bathin, bahwa sholat itu harus didirikan untuk mengingat ( secara bathin) kepada Alloh. Salah satu firmanNYA masalah ini juga tergambar pada QS Al Aroof ayat 26.: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Nah, KETAQWAAN ( Pakaian TAQWA) adalah masuk pada kategori Ilmu SyarI yang bathin. Pakaian TAQWA hanya bisa diidentifikasi dengan bathin kita, qolbu kita, hati Nurani kita. Sering kita melupakan terhadap Syariat Bathin ini, karena lebih senang dan menyukai hal-hal yang Ilmu SyarI yang bersifat Dhohir saja. Padahal, Islam itu terdiri tiga pokok, ISLAM, IMAN, dan IHSAN. Semoga kita terhindar dari yang sedemikian (hanya satu bagian yang dipelajari), amiin. Syariat-syariat bathin yang merupakan perintah atau anjuran diantaranya adalah Ikhlas, Sabar, Syukur, WiraI (hati-hati) , Malu, Tawakal, Khusyu, Qonaah , dan sebagainya. Sedangkan Syariat bathin yang dilarang atau dihimbau untuk ditinggalkan diantaranya Ujub, Takabur, Sombong, Riya , Hasud, Iri dengki, Amarah, Namimah, Bakhil (Pelit) , Rakus atao Thoma, dan sebagainya. Saudaraku yang aku sayangi, semoga kita tidak meninggalkan mempelajari Ilmu SyarI ini, baik yang dhahir (biasa dikenal dengan Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqihnya) , maupun Ilmu SyarI Bathin (biasa dikenal dengan Ilmu Akhlak atau Tassawuf) , karena Rosululloh SAW dan para Sahabat Beliau, Para Tabiin maupun Para Tabiut-Tabiin mencontohkan semua itu secara lengkap, tidak sepotong-sepotong. Imam Malik berkata : Orang yang bertassawuf tetapi tidak berFiqih, maka orang tersebut ZINDIQ, sedangkan orang yang berfiqih dan tidak bertassawuf maka dia bisa menjadi orang yang FASIQ, Adapun orang yang berFIQIH dan berTASSAWUF, dia lebih mencapai sebuah kebenaran . ( Semoga Alloh merohmati beliau, amiin) Mas Handriyanto, tambahan juga dari saya, Hujjatul Islam, Al Imam Al Ghozali mendefinisikan Ilmu Syariah ini sebagi Ilmu yang terpuji dan membaginya menjadi 4 bagian , yaitu : Yang pertama USHUL (POKOK) yaitu yang ada pada Kitabulloh Azza wajjalla, Sunnah Rosululloh SAW, Ijma , dan peninggalan para Shabat (Atsar sahabat). Yang kedua FURU (CABANG) yaitu apa yang difahamkan dari USHUL diatas. Furu ini bermuara pada 2 macam, yaitu kesatu : yang menyangkut kepentingan duniawi, ini termuat dalam kitab-kitab Fiqih dari para Ulama Fiqih sebagai penanggung jawabnya. Kedua adalah yang menyangkut kepentingan Akhirat, yaitu yang berisi hal-hal keadaan hati, budi pekerti terpuji dan tercela, hal yang diridloi dan dibenci Alloh, ini termuat dalam kitab-kitab Akhlak / tassawuf , ulama-ulama ahli akhlak adalah penanggung jawabnya. Ketiga adalah MUKADIMAH ( PENGANTAR) , yaitu Ilmu yang merupakan ALAT seperti Ilmu Bahasa, Tata Bahasa. Keempat adalah PENYEMPURNA, yaitu mengenai Ilmu Al Quran seperti yang berhubungan dengan kata-katanya semacam Qiroah (cara membaca), Makhroj Hurufnya, juga pengertian terkait dengan hukumnya seperti mengetahui yang nasikh dan mansukh, yang umum dan yang khusus maknanya, yang nash dan yang dhohir, serta cara menggunakan sebagian ayat terhadap sebagian ayat lainnya. Juga ilmu ushul fiqih sebagai pelengkap Sunnah Nabi SAW. Dalam masalah ilmu penyempurna Hadits Nabi dan Atsar Sahabat, adalah ilmu mengenai Perawi-perawi , namanya, kepribadiannya, umurnya, dan sebagainya, juga yang berhubungan dengan musnad . Itulah saudaraku, Ilmu-ilmu SyarI yang terpuji yang hukumnya fardhu kifayyah bagi kita untuk mempelajarinya, semoga Alloh menolong memberi kesempatan dan bimbingan agar kita dapat mempelajari ilmu-ilmu tadi, setidaknya saat ini sudah kita mulai, amiin. Mas Handri yang baik, Rosululloh SAW bersabda : Ilmu itu adalah Gudang-gudang, Anak kuncinya adalah PERTANYAAN. Dari itu bertanyalah. Sesungguhnya diberi pahala pada bertanya itu empat orang, yatiu : Penanya, Yang Berilmu, Pendengar, dan Yang Suka kepada Mereka yang Tiga tersebut tadi ( HR Abu Naim dari Sahabat Ali ) Juga Nabi SAW bersabda : Suatu bab dari Ilmu yang dipelajari seseorang, adalah lebih baik baginya dari pada dunia dan isinya ( HR Ibnu Hibban dan Ibnu Abdul Birri, dari Al Hasan Al Bashari) Makanya mas, aku mohon maaf lhooo .., akibat aku bertanya jadi membuat mas Handri membuka kitab dan menulis yang saaaaangguuuuatttt puanjanggggg ., semoga Alloh SWT akan menetapkan dan menjadikannya pahala bagi Mas yang nilainya lebih baik dari dunia seisinya, amiin. Mas Handriyanto, tambahan lagi, selain Ilmu Syariah , ada juga Ilmu Yang Bukan Syariah. Ilmu yang Bukan Syariah ini ada Ilmu yang terpuji dan wajib dipelajari juga yaitu Ilmu yang berhubungan dengan urusan kepentingan duniawi seperti berhitung ( Matematika ), Kedokteran, dan sebagainya. Disamping itu, Ilmu Bukan Syariah ini ada yang tercela, yaitu diantaranya adalah Ilmu Sihir, mantera-mantera, Ilmu Tenung, dan sebagainya. Juga ada Ilmu yang dibolehkan, yaitu Ilmu tentang Pantun/syair yang tidak cabul, berita-berita sejarah, dan sebagainya. Sekian dulu ya Mas, tambahan dari saya, mohon maaf jika ada kekeliruan, hanya Alloh SWT yang maha Benar, semoga Alloh SWT menolong dan menetapkan kita untuk memahami IlmuNYA dan menganugerahi kita dengan IlmuNYA yang lurus dan bermanfaat, amiin. Oh iya mas, kita semua sangat sepakat untuk menjauhi perbuatan Bidah, namun, saya kok agak gimana gitu, ketika mas sangat mudah untuk mendengungkan Ulama Bidah , Ahli Bidah , mohon bantuan Mas, sudilah kiranya nanti didetailkan lagi tentang makna hal ini, Bidah yang bagaimana yang mas Maksud ? Perbuatan apa saja yang kiranya mas anggap Bidah ? hal ini saya ulangi lagi, karena banyak pengertian tentang Bidah ini oleh para Ulama, dan juga , mungkin kita bisa belajar bersama dan mengurai perbuatan-perbuatan yang mas anggap bidah tadi, siapa tahu, ternyata ada ilmu dan Nash yang shah yang mendasarinya sesuai Al Quran dan hadits Nabi SAW, sehingga kita terhindar dari perbuatan Menuduh Hal Jelek kepada saudara kita yang lain, karena jika sampai kita melakukan hal sedemikian itu, sangat berat lho adzab Alloh nantinya yang akan menimpa kita. Mas Handri yang baik, tambahan pertanyaan dari saya, mas kan mengutip hadits dan atsar perihal Ahli Bidah berikut ini : ==================== Akan tetapi pantas disayangkan, pada zaman ini kita melihat fenomena pengambilan ilmu dari para ahli bidah marak di mana-mana, padahal perbuatan tersebut sangat ditentang oleh para ulama Sataf. Maka benarlah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , yang telah memberitakan bahwa hal itu merupakan salah satu di antara tanda-tanda dekatnya kiamat. Beliau bersabda : Sesungguhnya di antara tanda hari Kiamat adalah, ilmu diambil dari orang-orang kecil (yaitu ahli bidah). Riwayat Ibnu ( Mubarak, al Lalikai, dan al Khaththib al Baghdadi. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shohih al Jami ash Shaghir, no. 2203, dan Syaikh Salim al Hilali dalam kitab Hilyatul Alim, hlm. 81. Imam Ibnul Mubarak Rohimahullah. ditanya : Siapakah orang-orang kecil itu? Betiau menjawab: Orang-orang yang berbicara dengan fikiran mereka. Adapun shaghir (anak kecil) yang meriwayatkan dari kabir (orang tua, Ahlus Sunnah), maka dia bukan shoghir (ahil bidah). Lihat Jami Bayanil Ilmi, hlm. 246. ================================= Nah, yang saya ingin tanyakan adalah : Apa itu FIKIRAN, apa itu AKAL, apa itu NAFSU, dan apa itu QOLBU, dan apa itu RUH dan JIWA. ( mas Handri, semua istilah ini ada dalam Al Quran dan Hadits Nabi SAW lho ) Juga, bagaimana susunan kesemuanya itu pada diri manusia, dan apa hubungannya satu dengan lainnya ? Kemudian, jika kita telah kembali kehadirat Illahi, mana dari kesemuanya itu yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh SWT ? Kenapa yang berbicara dengan fikiran disebut ahli bidah ? Dimana posisi dan fungsi akal dan fikiran ketika mencari Ilmu ? Apa seharusnya yang harus menjadi dasar ketika bicara, dimana fikiran ketika itu ? Whuallaaahhhh .kok nanya lagi yo mas Handri, mohon maaf lho, kok saya jadi tambah ngrepoti ..semoga Alloh yang akan membalas budi baik dan amal shalih mas Handriyanto. Udah dulu ya Mas, salam hormat dan sayang buat keluarga mas semua, khususnya buat nanda Fahmi di rantau dari aku dan keluargaku, semoga Alloh nanti bisa mempertemukan kita, kalaupun tidak di dunia, semoga kelak disorgaNYA , amiin. Subhaanakallohuma Wabihamdika Asyhaduanlaailahaillaa anta Astaghfiruka wa'atubuilayka. Wassalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu, dodi indra ======================== Bismillahirrohmaanirrohiim Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman (Akhirot Tanah Air Haqiqi) 10 ____________________________ Bersambung kejawaban untuk email bagian-2 ============================================ --- handri yanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu, > Segala puji hanya milik bagi Allah Jalla Jalaluhu, > kita memujiNya, meminta pertolonganNya, memohon > ampunanNya dan kita meminta perlindungan kepadaNya > dari kejelekan diri dan amal kita. Barang siapa yang > diberi petunjuk oleh Allah Jalla Jalaluhu maka tidak > ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan > barang siapa yang disesatkanNya, maka tidak ada > seorang pun yang dapat memberi petunjuk. Aku > bersaksi tidak ada sesembahan yang benar kecuali > Allah Jalla Jalaluhu, tiada sekutu bagiNya, dan aku > bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alahi wa > sallam adalah hamba dan utusanNya. > Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah > Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk > adalah petunjuk Muhammad shalallahu 'alaihi > wasallam. Seburuk-buruk perkara > adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara > yang diada-adakan adalah > bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap > kesesatan ada di neraka. > > Sebelumnya saya mengucapkan Taqobalallohu mina wa > minkum. Mudah-mudahan amal ibadah kita pada bulan > Ramadhan diterima Allah Tabaroka wa taala dan kita > bisa dipertemukan pada bulan Ramadhan tahun depan. > Amin. > > Pada kesempatan ini juga saya selaku pribadi yang > selalu tidak terlepas dari salah dan dosa, bila > selama dalam pergaulan didalam millis sempat > menyinggung saudara- saudaraku kaum muslimin saya > meminta maaf atas kekasaran dan ketidak patutan > yang telah saya lakukan baik yang disadari atau > tidak disadari. Marilah kita jalin persatuan kaum > Muslimin dengan menegakkan Tauhid dan menegakkan > Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. > > Mas Dodi, sampai bertemu kembali di kesempatan > yang muliya ini. Mudah-mudahan antum dan keluarga > sehat dan segar kembali habis mudik lebaran. Insya > Allah ya Mas. > > Melanjutkan pertanyaan antum tentang beberapa > Minggu yang lalu , berikut saya sampaikan jawaban > dari pertanyaan Mas Dodi. Mohon maaf bila ditemukan > kekurangan kekurangan, ini dikarenakan adalah > keterbatasan saya yang masih dalam taraf Thullabul > illmiy. Kiranya bila ditemukan kesalahan , saya > berharap dari saudara-saudaraku Fillah bisa > memberikan koreksi . Mudah- mudahan diskusi ini bisa > bermanfaat khususnya buat diri saya dan buat Mas > Dodi serta bagi saudaraku kaum muslimin. > > Saya mau menekankan kembali tentang keutamaan > Menuntut Ilmu Syari. > Betul sekali apa yang disampaikan Mas Dodi bahwa > menuntut ilmu adalah kewajiban bagi tiap kaum > Muslimin Muslimat mulai dari buaian hingga akhir > hayat. > > Untuk itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju > kebahagiaan yang abadi. > Seorang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu > syari. > Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: > > Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. > HR. Ibnu Majah (no. 224) dari Shahabat Anas bin > Malik Radhiyallahu 'anhu, lihat Shahiih al-Jamiiish > Shaghiir (no. 3913). Diriwayatkan pula dari beberapa > Shahabat seperti Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu > Masud, Abu Said al-Khudri, Husain bin Ali > Radhiyallahu 'anhum oleh imam-imam ahli hadits > lainnya dengan sanad yang shahih. Lihat kitab > Takhriij Musykilatul Faqr (no. 86) oleh Syaikh > Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. IV/ Al-Maktab > al-Islami, th. 1414 H. > > Menuntut ilmu adalah jalan menuju Surga. > Rasulullah bersabda: > ...Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam > rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan > dirinya dengannya jalan menuju Surga. HR. Muslim > (no. 2699) dan selainnya, dari Shahabat Abu Hurairah > Radhiyallahu 'anhu. > > Kewajiban apakah yang harus kita laksanakan kepada > Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan > karunia-Nya kepada kita? Jawabannya, karena Allah > Azza wa Jalla telah memberikan karunia-Nya kepada > kita dengan petunjuk ke dalam Islam, maka bukti > terima kasih kita yang paling baik adalah dengan > ber-ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla secara > ikhlas, mentauhidkan Allah Subhanahu wa Taala > menjauhkan segala bentuk kesyirikan, ittiba > (mengikuti) Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa > sallam serta taat kepada Allah Azza wa Jalla dan > Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam, yang dengan > hal itu kita menjadi muslim yang benar. Oleh karena > itu, agar menjadi seorang muslim yang benar, kita > harus menuntut ilmu syari. Kita harus belajar agama > Islam karena Islam adalah ilmu dan amal shalih. > Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diutus oleh > Allah Azza wa Jalla dengan membawa keduanya. > > Allah Azza wa Jalla berfirman. > > "Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan > petunjuk (Al-Qur-an) dan agama yang benar untuk > diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang > musyrik tidak menyukai. [At-Taubah: 33] > > Allah Azza wa Jalla juga berfirman. > > "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa > petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya > terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai > saksi. [Al-Fat-h: 28] > > Juga lihat Ash-Shaaff ayat 9. > Yang dimaksud dengan (petunjuk) adalah ilmu yang > bermanfaat, dan (agama yang benar) adalah amal > shalih. Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad > Shallallahu alaihi wa sallam untuk menjelaskan > kebenaran dari kebathilan, menjelaskan Nama-Nama > Allah, Sifat-Sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, > hukum-hukum dan berita yang datang dari-Nya, serta > memerintahkan semua yang bermanfaat bagi hati, ruh > dan jasad. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam > memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah semata-mata > karena Allah Azza wa Jalla, mencintai-Nya, > ber-akhlak dengan akhlak yang mulia, beramal shalih > dan beradab dengan adab yang bermanfaat. Beliau > Shallallahu alaihi wa sallam melarang perbuatan > syirik, amal dan akhlak buruk yang membahaya-kan > hati dan badan juga dunia dan akhirat. ]. Lihat > kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiril > Kalaamil Mannaan (hal. 295-296) oleh Syaikh > Abdurrahman bin Nashir as-Sadi (wafat th. 1376 H), > cet. Muassasah ar-Risalah, th. 1417 H. > > Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat > Allah Subhanahu wa Taala adalah dengan menuntut > ilmu syari. Menuntut ilmu merupakan jalan yang > lurus (ash-Shirathal Mustaqim) untuk memahami antara > yang haq dan yang bathil, antara yang maruf dan > yang mungkar, antara yang bermanfaat dan yang > mudharat (membahayakan), dan menuntut ilmu akan > membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. > > Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan > menyata-kan ke-Islamannya tanpa memahami dan > mengamalkannya. Pernyataannya itu haruslah > dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari > Islam. ( 1) > > Sebuah kebenaran dalam Agama , tidaklah dilihat > dari > -> Banyaknya jumlah orang yang melaksanakan > -> Banyaknya jasa yang diberikan > -> Banyaknya ilmu yang dimilkinya sampai bergelar > Lc, M A, DR sekalipun > -> Sikap seseorang yang berlemah lembut > -> Bagaimana seseorang itu merangkai kata dengan > baik. > > Alangkah terpujinya apabila kebenaran itu hanya > dipandang dari Al Qur'an dan As Sunnah , dengan > pemahaman yang benar yang menjadi pedoman hidup > setiap muslim > tentunya dengan bimbingan para 'Ulama Ahlus Sunnah > -semoga Allah Ta'ala merahmati dan menjaga mereka > semua- > > Al Haq ibarat barang yang hilang dari seorang > mu'min barang siapa yang mendapatkannya maka > ambillah dia. > > > Mas Dodi said : Tambahan saya, akan lebih baik, > jika yang kita kaji, tidak saja yang kita senangi, > atau kita panuti aja para Ulamanya tersebut, namun > juga para ulama lainnya, baik sefaham maupun, > tidak, ekstrimnya malah yang bermusuhan.Pemahaman > saya, adalah meniru cara Alloh SWT dan RosulNYA. > Alloh dalam firman-firmanNYA, serta > Hadits-hadits Nabi SAW, adalah menyampaikan secara > berimbang, baik yang baik untuk dikerjakan, maupun > yang jelek untuk dihindari, semuanya disampaikan > untuk > ditafakuri oleh kita , HambaNYA yang mau berfikir. > > > > Jawab : Mas Dodi yang saya hormati, dalam hal > mengakaji suatu pendapat atau perkataan ulama mana > saja sah-sah saja tetapi haruslah dengan perincian. > 1. Bila perkataan ataupun pendapat ulama tersebut > selaras dengan Kitabullah dan Sunnah yang sahih ( > atau lebih umumnya yang disebut ulama ahlu sunnah > wal === message truncated === ================================ Bismillaahirrohmaanirrohiim CINTA TANAH AIR BAGIAN DARI IMAN Akhirat Tanah Air Haqiqi 10 -------------------------------- ____________________________________________________________________________________ Sponsored Link Compare mortgage rates for today. Get up to 5 free quotes. Www2.nextag.com