itulah..kita harus merubah cara berpikir orang2 indonesia saat ini yg 
rasanya sudah ikut dalam permainan yg dilakukan oleh negara2 kafir, 
dan yg buat sedih adalah..kita sibuk menghakimi diri kita sendiri dgn 
sesuatu yg dianggap belum mampu dan sibuk mengelu2kan kehebatan 
orang2 barat dan kita nda sadar, kalau salah satu penyebab kelumpuhan 
negara ini dari kemajuan teknologi yg dibandingkan oleh barat, itu 
semua ulah pemerintah dan masyarakat kita sendiri yg tidak pernah 
yakin akan kemampuan anak2 bangsa indonesia sendiri.

segala sesuatu yg akan kita lakukan pasti menanggung resiko, tapi 
apakah dgn alasan tidak mau terkena resiko, lalu kita diam tidak 
bergerak dan tidak melakukan sesuatu apapun??

salam
hana



--- In media-dakwah@yahoogroups.com, "Ketut Junaedi" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
>  
> 
> Seperti kata-kata bijak dari AA Gym, " Jika kita ingin berubah 
maka :
> Mulailah dari Diri Sendiri, Mulailah dari hal yang kecil dan 
mulailah
> saat ini........"
> 
>  
> 
>  Saya rasa banyak putra - putri bangsa kita sendiri yang sudah mampu
> untuk melakukan hal-hal penting di Negeri ini, khusus untuk 
pengelolaan
> pertambangan dan Industri sudah banyak contoh dan keberhasilan yang
> dicapai, seperti yang disampaikan ukhti Nana .....tentang PLTN......
> 
>  
> 
> Untuk masalah PLTU memang ada beberapa hal yg harus diperhatikan 
(saya
> menambahkan dari pernyataan Ukhti Nana)
> 
> 1.    PLTU bisa lebih Visible karena sumber daya batubara di 
Indonesia
> sangat banyak(lebih dari 50 Juta Ton Per Tahun)n Uap untuk adalah 
proses
> pemanasan air yg dijadikan uap untuk an yg pernah diuji cobakan di 
P,
> dengan dibukanya PLTU Mulut Tambang akan lebih murah karena bisa 
menekan
> biaya angkut batubara.
> 2.    Pencemaran akibat pembakaran batubara pada tungku dapat
> diperkecil atau ditiadakan dengan peralatan yg pernah diuji cobakan 
di
> PLTU Salak Sawahlunto oleh JICA dengan investasi yg tidak terlalu 
mahal
> 3.    Pencemaran lainnya adalah debu batubara hasil pembakaran yg
> keluar dari cerobong asap PLTU, tapi itu radiusnya sangat kecil 
(tidak
> lebih dari 2 Km, tergantung kekuatan angin).
> 4.    Debu batubara hasil pembakaran dari tungku yg berbentuk 
Klinker
> dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan bangunan (adukan semen dan
> pasir).
> 5.    menurut catatan belum pernah terjadi ledakan dari tungku
> pembakaran, karena proses pembakaran langsung di distribusikan 
melalui
> cerobong asap.
> 6.    proses yg paling banyak pada operasional PLTU adalah proses
> pemanasan air yg dijadikan uap yang tekanan nya disalurkan untuk
> menggerakkan turbin Uap untuk menghasilkan listrik.
> 
>  
> 
> Silahkan jika ada yg menambahi....
> 
>  
> 
> Wassalam / ktj
> 
>  
> 
>  --- In [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%
40yahoogroups.com> ,
> "suhana032003" <suhana032003@> 
> wrote:
> 
> sharring aja..
> 
> tidak adil bila menjudge sesuatu yg belum tentu terjadi dgn 
kesalahan 
> yg dilakukan oleh pihak lain.
> kasus lapindo itu karena ulah kecerobohan orang yg rasanya tidak 
> tepat untuk menangani hal itu, tapi dipaksakan.
> kalau disangkut pautkan dgn kemungkinan kebocoran reaktor di muria, 
> rasanya nda adil, karena hal itu belum tentu terjadi. karena apa..?
> 
> Indonesia sudah mempunyai 3 reaktor yg dibangun pertama kali yaitu 
> Reaktor Triga Mark sejak tahun 1961 di bandung dan sudah melalui 
masa 
> kritis tahun 1964 bahkan diperpanjang operasi pada tahun 1996 dan 
> melewati kritis tahun 2000.
> 
> Reaktor ke dua yaitu tahun 1975 yg bernama Reaktor Kartini di 
> Yogyakarta dan sudah melewati masa kritis tahun 1979.
> 
> Reaktor ke tiga yaitu Reaktor Serba Guna GA-Siwabessy tahun 1983 
dan 
> sudah melalui masa kritis tahun 1987. dan menjadi Reaktor terbesar 
di 
> Asia Tenggara. dan saat ini sudah memasuki usia 19thn dan masih 
terus 
> beroperasi sampai sekarang. 
> 
> hmm..bila disangkut pautkan dengan kasus Lapindo rasanya nda adil 
> menilai kecerobohan satu pihak dgn pihak lain yg mengutamakan 
> keselamatan dan terbukti hingga sekarang tidak pernah ada masalah 
> kebocoran tuch???
> 
> kapan kita akan maju, bila selalu melihat pada satu kegagalan 
sebagai 
> cermin, tanpa melihat sesuatu yg pernah berhasil dilakukan oleh 
pihak 
> lain?aneh???
> 
> siapa bilang..PLTU lebih safe untuk memenuhi kebutuhan listrik???
> Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik harus dilakukan 
> pembakaran terlebih dahulu. nah..pada saat pembakaran terjadi akan 
> menimbulkan pemanasan global yg berakibat terjadinya emisi rumah 
> kaca. Jadi bayangin ya..berapa banyak batu bara yg harus digunakan 
> dan melakukan pembakaran tiap harinya untuk pasokan pembangkit 
> listrik?? dan otomatis suhu udara panas makin meningkat yg 
berakibat 
> naiknya permukaan air laut yg bisa menenggelamkan pulau2 kecil dan 
> daratan di sekitar pantai dan akibat pembakaran tsb pun akan 
> mengakibatkan penyimpangan perubahan iklim. dan perusakan lapisan 
> ozon.
> 
> belum lagi gas2 beracun yg dikeluarkan pada saat terjadinya 
> pembakaran batu bara yg dapat mencemari lingkungan sekitar?pada 
saat 
> melakukan pembakaran batu bara, maka akan mengeluarkan gas karbon 
> dioksida dan monoksida yg bisa mengakibatkan sesak nafas dan 
meracuni 
> sel2 darah merah, sehingga sel darah tidak bisa mengangkut oksigen 
ke 
> dalam jaringan tubuh.
> 
> hmm..aku memang bukan ahlinya dalam masalah gas2 beracun, tapi coba 
> anda tanyakan pengaruh gas2 beracun pada orang2 yg ahli ttg hal2 
itu 
> bila anda nda yakin.:)ya..minimal aku pernah belajar dan baca 
> lah..pengaruh efek negatif akan gas2 beracun yg dikeluarkan karena 
> pembakaran batu bara.
> 
> nah..itu baru pengaruh yg terjadi dan tidak disadari oleh orang2 
> awam, memang anda pikir..dgn membangun PLTU tidak ada resiko 
> kebocoran dan meledak???hehehe.. kompor aja punya resiko bisa 
meledak 
> mas..apalagi PLTU dan PLTN??:)tapi..kapan kita mau maju, kalau nda 
PD 
> dengan kemampuan negara kita sendiri hanya karena ketidakmampuan 
> orang lain yg dijadikan cermin???? hanya yg aku tahu resiko 
terhadap 
> lingkungan dgn membangun PLTN itu tidak ada dan lebih murah dari 
> PLTU. karena hanya menggunakan tenaga air laut or sungai untuk 
> menggerakan PLTN. tapi..resiko meledak mah..PLTU dan kompor minyak 
> juga punya resiko meledak dan bocor mas..:)
> 
> afwan kalau rada nyeleneh..nda rela aja kalau orang yg mampu 
> melakukan sesuatu dijadikan kambing hitam oleh ketidak mampuan 
pihak 
> lain:)
> 
> salam
> hana
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%
40yahoogroups.com> ,
> Syaikhul Amin - MTD <Syaikhul@> 
> wrote:
> >
> > ***********************
> > Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
> > ***********-***********
> > 
> > 
> > jum'at mabruk,
> > 
> > saya tidak perlu 'ndakik-ndakik' atau mendetail untuk mengatakan 
> bahwa kita masih belum mampu (menolak) untuk sekarang ini membuat 
> PLTN, saya orang praktisi dan tahu benar tentang apa yg terjadi 
> dengan project2 di indonesia. contoh yg paling gampang kasus 
project 
> pengeboran oil and gas pt. lapindo brantas di porong-sidoarjo, 
> ratusan (mungkin ribuan) hektar lahan terendam dalam lumpur dan 
info 
> yg terakhir pipa gasnya meledak, kasihan rakyat di sono. apa 
jadinya 
> sekiranya di gunung muria misalnya di bangun PLTN terus 
> karena 'ketidaksiapan' / kecerobohan pengelolanya reaktornya bocor?
> > so what gitu loh...
> > untuk saat ini yg paling memungkinkan dan paling safe adalah 
dengan 
> memperbanyak PLTU dengan bahan batubara atau dengan panas bumi 
untuk 
> memenuhi kebutuhan listrik negara ini.
> > 
> > demikian.
> > 
> > syaikhul
> > 
> > setahu saya iran dan pakistan sudah bisa membuat bom nuklir, tapi 
> mereka belum bisa membuat PLTN.
> > 
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: arnoldison nawar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Thursday, November 23, 2006 4:46 PM
> > To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%
40yahoogroups.com> 
> > Subject: Re: [INSISTS] Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir 
(Bagian 
> Ke-2)
> > 
> > 
> > Ketika alm Prof Kuncoroningrat menulis dalam sebuah buku 
> yang
> > mengkritik mayoritas mental bangsa Indonesia yang belum 
> siap
> > membangun, namun beliau tidak menulis agar membubarkan negara 
ini, 
> dan
> > membentuknya kembali sampai bangsa ini sudah siap.
> > 
> > Begitu pula kritik terhadap cara dan etos kerja terhadap 
> rakyat
> > Indonesia yang masih rendah lantas berkesimpulan untuk tidak 
> melakukan
> > apa-apa (nothing to do), takut berbuat sesuatu, tapi dengan 
> kritik
> > tersebut seharusnya orang menjadi termotivasi untuk tetap 
> melalukan sesuatu dengan cermat
> > serta kehatian-hatian.
> > 
> > Dalam suatu rapat persiapan kemerdekaan RI beberapa diantara 
> tokoh
> > yang mengikuti rapat tersebut juga meragukan kemampuan 
> bangsa
> > Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, melihat kebanyakan rakyat 
> yang
> > masih buta huruf, hidup dalam kemiskinan, dan faktor-faktor 
> lainnya
> > yang secara perhitungan ekonomi tidak akan mampu berdiri 
> sebagai
> > bangsa, kalau mengikuti pendapat-pendapat yang demikian kita 
> bisa
> > bayangkan pada waktu itu pastilah bangsa ini belum merdeka.
> > 
> > Saya juga ingin mengatakan bahwa memang tidak mudah memiliki 
> dan
> > mengelola suatu reaktor nuklir, tetapi dengan meniru suatu 
> jingle
> > dalam iklan saya coba meyakinkan 'anda pasti bisa'.
> > Kalau kita perhatikan banyak orang-orang Indonesia yang pintar 
dan 
> potensial yang
> > parkir di negara lain, bekerja sebagai peneliti 
> di
> > universitas-universitas ternama, atau bekerja di pabrik-pabrik 
> besar
> > dunia yang bermuatan teknologi tinggi, mereka enggan kembali 
> ketanah
> > air, dari alasan lapangan kerja yang belum ada, gaji yang tidak 
> cocok,
> > penghidupan yang susah, tapi menurut saya yang utama 
> adalah
> > penghargaan terhadap mereka yang sangat kurang, penghargaan 
> bukan
> > dalam bentuk gaji atau remunerasi tapi lebih merupakan pengakuan 
> dari
> > negara dan bangsa ini atas pengakuan mereka.
> > Kembali kepada realitas yang disebutkan bahwa para birokrat 
> yang
> > bermental korup, yang melihata suatu proyek merupakan ladang 
> mereka
> > untuk memperoleh komisi, atau birokrat yang berwenang 
> mengelurakan
> > perijinan dan pengawasan yang mudah disogok, bisa dibayangkan 
> bila
> > birokrat bermental seperti ini diberikan wewenang untuk 
> mengeluarkan
> > ijin atau penguasan untuk proyek-proyek yang memiliki 
> potensi
> > membahayakan lingkungan.
> > Namun realitas ini tidaklah harus menjadikan surut untuk 
> berbuat
> > sesuatu, meragu-ragukan kemampuan sendiri dengan tidak 
> membandingkan
> > kenapa orang lain bisa dan kita tidak bisa, itu juga bukan 
> tindakan
> > bijaksana. Akhirnya saya ingin mengatakan bahwa terlalu prematur 
> atau
> > teruburu-buru untuk mengatakan bahwa kita 'tidak mampu'.
> > 
> > salam
> > 
> > Arnoldison
> > 
> > ----- Original Message ----
> > From: Syaikhul Amin - MTD <Syaikhul@>
> > To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%
40yahoogroups.com> 
> > Sent: Wednesday, November 22, 2006 8:44:30 PM
> > Subject: RE: [INSISTS] Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir 
(Bagian 
> Ke-2)
> > 
> > 
> > ***********************
> > Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
> > ***********-***********
> > 
> > 
> > bung arnold,
> > 
> > pendapat saya untuk sementara indonesia belum butuh energi 
nuklir, 
> bukan masalah kebutuhan energinya tapi mental pemerintahan/birokrat 
> kita belum siap. sebagai orang yg pernah bergelut di dunia 
> construction rasanya akan sangat berbahaya kalau dibangun PLTN di 
> indonesia. padahal untuk pengadaan energi ini butuh safety, 
> ketelitian dan kedisplinan yg tinggi, dan rata2 project di 
indonesia 
> belum mencapai tingkat yg seperti itu.
> > 
> > demikian.
> > 
> > syaikhul
> >
> 
> --- End forwarded message ---
> 
>  
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke