Dari milis tetangga
 
 
Alquran Mewarnai Seremoni Kongres AS

Bukan hanya ingin tampil beda, Keith Ellison bertekad menggunakan Alquran
bersejarah dalam pengambilan sumpah jabatannya sebagai anggota Kongres AS.
Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres AS ini berkeinginan 
kuat mengkampanyekan semangat toleransi lewat seremoni tersebut.
Anggota Kongres AS yang baru saja terpilih lewat pemilu beberapa waktu lalu
diambil sumpahnya pada Kamis (4/1) waktu setempat. Hampir semua anggota 
Kongres, menggunakan Injil dalam acara tersebut. Namun Ellison memilih
menggunakan Alquran. Lewat Kitab Suci tersebut, dia ingin menyampaikan pesan
bahwa perbedaan agama bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti.
Tak cuma itu, Alquran yang akan digunakan Ellison dalam pengambilan sumpah
jabatannya itu adalah Alquran yang sudah berumur tua dan bersejarah. Kantor
Berita AP, menulis Alquran tersebut murupakan salah satu koleksi bersejarah 
milik Thomas Jefferson (mantan presiden AS).
Presiden ketiga AS ini memang memiliki hobi mengoleksi buku tentang berbagai
topik. Alquran yang semula menjadi koleksi bersejarahnya itu kemudian dijual
ke Kongres AS pada 1815. Hingga saat ini, Alquran tersebut masih tersimpan 
di perpustakaan Kongres. Tak hanya bersejarah, Alquran ini juga selamat dari
kebakaran yang pernah melalap gedung Kongres pada 1851.
Penjualan Alquran ini merupakan bagian dari penjualan sebanyak 6.400 buku
koleksi Jefferson kepada perpustakaan Kongres AS. Transaksi senilai 24 ribu 
dolar AS itu dilakukan supaya perpustakaan Kongres kembali terisi buku. Pada
perang 1812, seluruh koleksi perpustakaan ini dibakar tentara Inggris.
Alquran dengan terjemahan berbahasa Inggris ini diterbitkan di London pada 
1764. Ini merupakan terbitan ulang dari Alquran yang edisi awalnya
diterbitkan pada 1734. ''Keberadaan Alquran ini sebagai bentuk dari
pengetahuan masyarakat Eropa terhadap Alquran,'' tutur Kepala Divisi Buku 
Langka dan Koleksi Khusus Perpustakaan Kongres AS, Mark Dimunation.
Dimunation akan menjadi orang yang mengambil peran penting dalam pengambilan
sumpah Ellison. Dia akan menjadi pembawa Alquran tersebut dari perpustakaan 
menuju ruang pengambilan sumpah jabatan. Dimunation akan membawa Alquran
tersebut dengan berjalan kaki. Usai seremoni, dia segera mengembalikan
Alquran bersampul kulit itu ke tempat semula. Dia menyebut peristiwa ini 
sebagai sesuatu yang spesial.
Ide pengambilan sumpah menggunakan Alquran bersejarah itu mulanya muncul
dari selembar surat yang dikirim orang tak dikenal kepada Ellison. Dari
surat tersebut, pria berketurunan Afro-Amerika ini mengetahui keberadaan 
Alquran bersejarah tersebut. Dari situlah dia kemudian merancang penggunaan
Alquran dalam sumpah jabatannya. Rencana ini kemudian terendus pers, dan
kali pertama disiarkan Washington Post edisi Rabu (3/1).
Ide tersebut, dikatakan Ellison, sebagai langkah untuk mengikuti tokoh yang 
pernah menjadi pendahulunya, yakni Jefferson. ''Kita memiliki tokoh yang
sangat visioner, sangat religius dan toleran, juga sangat percaya
nilai-nilai kearifan bisa diambil dari mana saja, termasuk Alquran,'' ungkap 
Ellison dalam wawancara lewat telepon dengan AP.
Dia menambahkan tokoh visioner seperti Jefferson berani memiliki kepercayaan
yang berbeda dari umumnya kepercayaan bangsa AS waktu itu. ''Ini menunjukkan
toleransi beragama merupakan sendi dasar negara kita (AS). Dan perbedaan
agama bukanlah sesuatu yang pantas ditakuti,'' tutur dia. Koran USA Today
juga menuliskan bahwa Theodore Roosevelt tidak menggunakan Injil dalam 
pengambilan sumpahnya sebagai presiden AS ke-26 pada 1901.
Keberadaan Ellison di Kongres AS memang menjadi sejarah baru bagi Muslim AS.
Tak heran jika kiprah pria kelahiran Detroit 43 tahun lalu itu kerap menjadi 
sorotan pers. Mulanya, Ellison adalah penganut Katolik Roma, seperti kedua
orang tuanya. Namun saat duduk di bangku kuliah dalam usia 19 tahun, dia
menemukan Islam dan langsung mengucap dua kalimat syahadat.
Dalam pemilihan anggota Kongres AS, November 2006, dia mewakili daerah
pemilihan Minneapolis. Dengan meraup suara sebanyak 56 persen, dia berhasil
terpilih sebagai anggota Kongres AS untuk Partai Demokrat. Dia juga
sekaligus sebagai orang keempat yang mewakili daerah pemilihan tersebut di
Kongres AS sejak 1943. Selain toleransi beragama, dia juga menentang sangat
keras agresi militer yang dipimpin AS ke Irak.
Rencana Ellison untuk bersumpah di bawah Alquran ini rupanya mengundang 
komentar sinis dari wakil Partai Republik di Kongres AS, Virgil Goode.
Komentar sinis Goode tidak hanya ditujukan kepada Ellison dan Alquran, tapi
juga kepada umat Islam secara luas. Dalam surat terbuka yang dibuat untuk 
konstituennya, dia memperlihatkan kekhawatiran akan munculnya Muslim lain
selain Ellison di Kongres AS, jika pemerintah AS tidak segera memperbaiki
aturan tentang imigrasi.
''Jika rakyat AS tidak segera bangkit dan tidak mengadopsi ide saya tentang 
imigrasi, nanti akan lebih banyak Muslim yang terpilih (menjadi anggota
Kongres AS) dan akan menggunakan Alquran dalam upacara pengambilan sumpah,''
ujar dia dalam situs USA Today.
Koran ini pun mengungkapkan bahwa sebenarnya sebagian warga Yahudi yang 
terpilih juga tidak menggunakan Injil dalam pengambilan sumpah jabatannya.
Ellison pun enggan menanggapi pernyataan ini. Dia tetap pada tekadnya untuk
bersumpah menggunakan Alquran.

  
<http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1705076179/msgId=12894/stime=1168339213/nc1=3848523/nc2=3848568/nc3=3848576>
 
 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke