semalam aku membaca ungkapan yg menurutku bagus dan mengingatkan akan
lika liku hidup ini.

"kesulitan itu memperbaiki jiwa sebesar kehidupan yg dirusaknya,
sedangkan kesenangan itu merusak jiwa sebesar kehidupan yg
diperbaikinya" (PLATO)

aku teringat besarnya cobaan para nabi dan Rasul serta sahabat2
dahulu, rasanya mustahil mereka menjadi pribadi2 yg tangguh bila
sebelumnya tidak melalui beraneka macam kesulitan yg terjadi pada dirinya.

hmm..bertubi2 rentetan kesulitan menimpaku seolah2 beruntun tidak ada
habis2nya, hingga mencapai puncaknya pada satu keputusan perceraian yg
menjadi dilema saat itu. dimaki, diancam, diusir, hingga satu titik
harus benar2 angkat kaki pergi dari rumah. tidak tahu apa lagi yg
harus aku lakukan, dan saat itu aku hanya bisa bersimpuh dan bersujud
mengadukan semua kesulitan2ku pada Allah. sholat 2 rakaat yg aku
lakukan sebagai sholat sunnat yg paling khusyu yg pernah aku kerjakan
saat itu.

seperti layaknya tentara yg kalah perang dan sudah tidak punya lagi
persenjataan maupun perbekalan, aku layaknya seorang tawanan yg
meminta ampun tanda menyerah kalah dan butuh pertolongan dari sang
Raja yg mengharap akan mengampuni dan menolongku. Tenggorokanku
rasanya tercekat, entah apa yg harus aku katakan dan panjatkan, entah
apa yg harus aku minta dan mohonkan, hanya tangisan dan air mata yg
seolah2 tidak mau menunjukkan akan berhenti, spt tanggul yg sudah lama
 dibendung dan akhirnya jebol dengan luapan airnya.

Saat itu yg keluar hanya sebaris kalimat "inna lillahi wa inna illaihi
rojiuun" apa lagi yg ingin Kau berikan kepadaku ya Rabb?? apa lagi yg
ingin Kau persembahkan untukku yg Rabb??andai semua ini menyebabkan
RidhoMu padaku, aku terima ya Rabb..aku terima ya Rabb..namun tolong
bantu aku ya Rabb..bantu aku dengan kekuatanMu agar aku kuat menerima
semuanya. marahkah Engkau padaku ya Rabb..?ampunilah dosa2ku ya
Rabb..ampunilah semua dosa2ku ya Rabb..

tidak ada kenikmatan saat itu, kecuali pasrah menerima semua
kehendakNya, tidak ada kedamaian saat itu, kecuali menyerahkan semua
keputusan padaNya.

saat kejadian maling mengambil semua sisa2 barang dirumahku yg aku
tinggalkan pada saat menghindari ancaman, dan saat kembali yg aku
temukan hanya porak porandanya rumahku, tidak ada lagi sisa barang yg
lebih berharga dari yg selama ini aku miliki. saat itu aku harus
mendekap 2 orang buah hatiku yg menangis dipelukanku, saat melihat
rumah dan barangnya dibongkar maling. dan harus mendengar protes polos
dari mulutnya

"maling itu jahat mama..kenapa maling ambil semua punya kita..kenapa
maling nda membeli sendiri aja..kenapa dia ambil punya kita mama.."
tangis dan ucapannya saat itu merobek dan menambah luka yg selama ini
aku rasakan dan aku pendam, anak kecil ini hanya menangis dan
mengglayuti tanganku, sementara yg besar tidak ada kata2 sedikitpun
dari mulutnya, namun derasnya air mata sudah menunjukkan betapa
terpukulnya dia, akan semua kejadian2 yg menimpa kita.

saat mereka membutuhkan dan mengharapkan ayahnya berada disana untuk
melindungi mereka, andai maling2 itu datang lagi, ternyata tidak ada.
saat  ketakutan mereka dan berharap ada tangan2 kuat seorang dewasa yg
menggendong dan memeluknya, ternyata tak ada. Saat mereka melihat
tidak ada lagi pintu dan jendela rumah untuk melindungi mereka dari
kencangnya angin dan gelapnya malam, ayahnya pun tidak ada. dan saat
itu pula kekecewaan terucap dari mulut kecilnya dan sisa2 air matanya
yg dari tadi sore hanya menetes tanpa suara, namun akhirnya terucap
semua kekecewaan itu

"kita pergi aja dari sini..aku takut maling itu datang lagi ke rumah
kita mama..nanti maling itu bisa membunuh kita mama, aku ingin pergi
dari rumah ini ..." ucapnya lancar dengan air mata yg masih deras

"kita mau pergi ke mana sayang..?bagaimana dengan ayah..?"

"aku nda mau ayah lagi mama..dia nda perduli sama kita, ayah biarkan
kita sendirian disini, ayah nda datang dan bantuin kita.."

"kamu setuju mama berpisah dengan ayah..?nanti orang2 akan mengejek
dan menanyakan dimana ayah kamu..?kamu nda malu sayang..?"

"aku akan bilang sama orang, kalau aku punya ayah tapi dia nda tinggal
lagi sama kita..buat apa kita sayang sama orang yg tidak sayang sama
kita..?ayah nda sayang sama kita mama..ayah biarkan kita sendirian
disini, ayah biarkan maling ambil semua barang kita, tapi ayah nda jg
cepat datang tengokin kita, ayah nda juga perbikin pintu dan jendela
rumah kita, aku takut maling itu datang lagi mama..aku ingin pindah
dari sini.." ucapnya lancar dengan derasnya air matanya, kontan
membuat dadaku perih..perih sekali..melihat buah hatiku yg berbicara
lancar spt itu.

"baiklah..mama akan melanjutkan untuk mengurus perceraian mama dengan
ayah, tapi..kalau kita harus pindah dari sini, kemana kita harus
pindah ka..?hanya ini rumah yg bisa kita tempati?dan nda mungkin kita
tinggal dengan nenek..?" tangis dan bingungku saat itu

"beli rumah ma..aku pingin mama beli rumah lagi untuk kita
tinggal..aku nda mau tinggal disini lagi ma.." tangisnya penuh harap

dug!!ya Rabb..kemana harus aku bawa mereka? kemana lagi aku harus
memberikan perlindungan untuk mereka? mereka korban ke egoisan kami,
mereka tidak bersalah ya Rabb..kami yg salah..hanya rumah yg mereka
minta dan butuhkan saat ini. hanya rumah yg mereka minta atas semua yg
 sudah kami lakukan dan mengorbankan mereka..tolong aku ya
Rabb..tolong luluskan permintaannya ya Rabb..mereka titipan Mu ya
Rabb..rasanya tidak mungkin aku biarkan dirinya hidup tanpa tempat
kami untuk tinggal..hanya rumah yg mereka minta ya Rabb..berikan rumah
itu untuk mereka ya Rabb..

tidak ada lagi yg bisa aku lakukan saat itu, kecuali bersimpuh dan
mengharap penuh hanya kepadaNya, tidak ada uangku untuk membeli rumah,
tidak ada uangku untuk memindahkan semua barang2 dari sini, tidak ada
kekuatanku untuk meninggalkan semua ini, kecuali dengan bergantung
penuh padaNya saat itu.

dengan mata sembab karena semalaman menangis dihadapanNya, hari itu
juga kuberanikan diriku untuk bertemu dgn guruku

"bapak..tolong pinjamkan aku uang untuk membeli rumah, agar aku bisa
pergi dari rumah itu bersama anak2ku.."

"hmm..kamu nda salah datang pada saya..?kamu yakin saya punya uang
sebanyak itu untuk membeli sebuah rumah..?" komentarnya bingung saat
itu mendengar permintaanku

"iya..aku yakin bapak bisa membantuku, aku yakin..lewat tangan bapak
lah..Allah akan membantuku..jadi tolong bantu aku..?" jawabku pasti
sambil menahan tangisku 
 
"oke! kalau kamu yakin, saya bisa membantu kamu..insya Allah, akan
saya coba untuk membantumu, tapi ingat..saat ini saya tidak punya uang
sebanyak untuk dapat membeli sebuah rumah, tapi akan saya usahakan
untuk mencarinya karena keyakinanmu itu, dan tunggu berita dari saya
dalam jangka waktu seminggu, andai seminggu ini saya mempunyai uang
sebanyak itu, maka itu adalah rejeki kamu dari Allah lewat tangan
saya.." jawabnya mantap dan memantapkan hatiku, hingga hanya anggukan
mantap dariku yg menyakini akan pertolongan itu datang padaku.

Subhannallah dalam waktu 2 hari, guruku menghubungiku lewat lewat
telphon di lobi kantorku

"Assalamu'alaikum..hana..ini uang kamu untuk membeli rumah sudah saya
dapatkan, silahkan ambil dan gunakan uang ini"

Subhannallah..tidak ada yg tidak mungkin bagiMu ya Rabb..tidak ada yg
tidak mungkin terjadi atas kehendakMu ya Rabb..Kau tunjukkan kuasaMu
padaku, Kau permudah jalan kami untuk mendapatkan pertolonganMu.
lalu..masihkan layak bagiku untuk mengeluh akan semua perpisahan ini. 

yakinlah..diantara kesulitan akan datang kemudahan, dan kemudahan2 itu
mulai satu persatu diberikan padaku, kemudahan2 itu diberikanNya pada
saat tidak ada lagi kemudahan yg bisa dilakukan oleh manusia.

Rabb..tidak layak bagiku untuk menangisi perpisahan ini, tidak layak
bagiku untuk menolak didikanMu padaku. ada satu pelajaran diantara
kepahitan, sesungguhnya Engkau sangat baik dan memberikan pelajaran yg
terbaik dalam hidup ini, baik berupa kepahitan ataupun kemanisan.
namun sesungguhnya dengan kepahitan itulah timbul satu kekuatan dan
keyakinan akan kebenaranMu...

Maha Suci Engkau ya Allah..tidak ada satupun yg akan terjadi tanpa
ijinMu dan tidak ada satupun yg akan menimpaku kecuali atas ijinMu
pula, namun banyak pelajaran yg Kau berikan dalam hidup ini bagi
orang2 yg mau berfikir.


salam
hana




Kirim email ke