Abu Bakar Ash Shidiq Khalifah Rasulullah
   
  Penulis: Al-Ustadz Ahmad Hamdani Ibnu Muslim
   
  Siapa yang tak mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu, seorang 
khalifah besar pengganti Rasulullah, manusia paling mulia dari umat Muhammad 
shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan hanya kaum muslimin yang mengenalnya, 
bahkan orang-orang kafir pun mengenalnya. Panglima besar yang berhasil 
menundukkan kekuatan dan kecongkakan negara super power Romawi. Dialah Abdullah 
bin ‘Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luai 
yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu. 
   
  Ibunya menjelaskan, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam 
melihat Abu Bakar lalu menjulukinya ‘atiiqullah minan nar, orang yang 
dibebaskan Allah dari api neraka. Ibunya bernama Ummul Khair As-Sahmi binti 
Shakhr bin ‘Amir, wafat dalam keadaan memeluk Islam. 
   
  Keagungan dan kemuliaan Abu Bakar bukan karena ketampanan dan kegagahannya, 
akan tetapi karena keimanan yang kokoh di hati yang membuahkan pembenaran 
terhadap semua apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 
Secara fisik ia seorang yang berbadan kurus, berdahi menonjol, berpundak 
sempit, berwajah cekung dan pinggang kecil. 
   
  Di saat semua orang meragukan dan mendustakan apa yang Rasulullah shallallahu 
‘alaihi wasallam sampaikan, dia seorang diri membenarkannya. Ia rela merobek 
habis robekan demi robekan bajunya untuk menyumbat setiap lubang yang ada di 
dalam gua di malam hari karena takut binatang penyengat yang bersembunyi di 
dalamnya keluar mengganggu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika 
orang-orang musyrik mengepung keduanya. Pagi harinya, Rasulullah menanyakan di 
mana pakaiannya. Setelah tahu apa yang terjadi, Rasulullah mendoakannya menjadi 
orang yang mempunyai derajat tinggi di jannah. 
   
  Ia memiliki beberapa anak. Dari perkawinan dengan Qutaibah dihasilkan 
Abdullah yang ikut perang di Thaif dan Asma’, istri Az-Zubair. Qutaibah 
kemudian dicerai dan wafat pada usia 100 tahun. Perkawinannya dengan Ummu Ruman 
melahirkan ‘Aisyah x (istri Rasulullah) dan Abdurrahman. Sebelum masuk Islam, 
Abdurrahman masuk dalam barisan kaum musyrikin yang memerangi Rasulullah. Namun 
dalam perang Badr ia baru masuk Islam. 
   
  Dari istrinya yang lain yang bernama Asma’ binti ‘Umais melahirkan Muhammad 
dan dari Habibah binti Kharijah bin Zaid melahirkan Ummu Kultsum x yang 
dinikahi shahabat Thalhah bin Ubaidillah z. 
   
  Dari sisi keilmuan, Abu Bakar radiallahuanhu melebihi shahabat lainnya. 
Banyak fatwa yang ia keluarkan di hadapan Rasulullah dan beliau menyetujuinya. 
Diangkatnya Abu Bakar menjadi imam shalat pengganti Rasulullah r, ditambah 
adanya hadits yang memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepada “dua bulan” 
(Abu Bakar dan ‘Umar) bila mengalami suatu perselisihan, menjadi saksi atas 
ketinggian ilmunya. Karenanya, sewaktu Rasulullah wafat orang-orang Muhajirin 
dan Anshar sepakat membaiatnya menjadi khalifah. 
   
  Ia seorang khalifah yang adil, tidak bergaya hidup mewah dan rendah hati. Tak 
lama setelah diangkat jadi khalifah ia berkata, bahwa ia bukanlah orang yang 
terbaik, memerintah rakyatnya mengikuti syariat dan tidak mengadakan bid’ah. 
Bila ia baik minta diikuti dan bila menyimpang ia minta diluruskan. 
   
  Abdullah bin ‘Umar c mengabarkan bahwa Abu Bakar radiallahuanhu sakit karena 
wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga menyebabkan 
kematiannya. Ahli sejarah menulis Abu Bakar z wafat antara waktu Maghrib dan 
‘Isya pada hari Rabu bulan Rabi’ul Awwal tahun 13 H, dalam usia 63 tahun. 
Wallahu a’lam. 
  Bacaan: Shifatush Shafwah, Al-Imam Ibnul Jauzi
   
  sumber : www.asysyariah.com
   
  Keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq   
  Anas meriwayatkan dari Abu Bakr bahwa ia berkata: “Saya pernah berkata kepada 
Rasululloh ketika kami berdua berada dalam gua: ‘Sekiranya salah seorang 
melihat ke arah telapak kakinya pasti dapat melihat kita!’ beliau bersabda: 
‘Bagaimana perkiraanmu wahai Abu Bakr jika ada dua orang sedang Alloh yang 
ketiganya.’” (HR. Bukhori dan Muslim)
   
  ‘Aisyah meriwayatkan bahwa Rasululloh pernah berkata kepadanya saat beliau 
sakit: “Panggilah Abu Bakr kemari, ayahmu, dan saudara laki-lakimu agar aku 
menulis sebuah pesan, sebab aku khawatir akan muncul orang yang berharap lalu 
berkata: ‘Aku lebih berhak.’ Sesungguhnya Alloh dan segenap kaum mukminin hanya 
rela menerima Abu Bakr.” (HR. Muslim)
   
  Jubeir bin Mu’thim meriwayatkan: “Seorang manusia datang menemui Rasululloh. 
Kemudian Rasululloh menyuruhnya agar datang di lain hari. Wanita itu bertanya: 
‘Bagaimana jika nantinya aku tidak menemuimu lagi?’ Maksudnya bagaimana bila 
beliau telah wafat? Rasululloh menjawab: ‘Jika engkau tidak menemuiku maka 
temuilah Abu Bakr.’” (HR. Bukhori dan Muslim)
   
  Ketiga hadis di atas cukuplah menjadi bukti kuat bahwa Rasululloh mengangkat 
Abu Bakr menjadi khalifah sepeninggal beliau. Sebagaimana juga Rasululloh 
mengangkatnya menjadi imam sholat sewaktu beliau masih hidup. Demikian juga 
kaum muslimin telah sepakat mengangkat Abu bakr menjadi khalifah dan 
membaiatnya.
   
  Di antara hadis yang menjelaskan keutamaan Abu Bakr adalah hadis: “Andaikata 
aku akan mengangkat seorang khalil (kekasih) dari umatku niscaya aku angkat Abu 
Bakr, tetapi cukuplah sebagai saudara dan sahabatku. Sungguh Alloh telah 
mengangkat sahabat kalian ini (maksudnya diri beliau sendiri) menjadi 
khalil-Nya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
   
  Dalam sebuah riwayat disebutkan salah satu keutamaan beliau yakni beliau 
masuk surga dari kedelapan pintunya. Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan 
oleh Abu Hurairah, ia berkata “Ayah dan ibuku menjadi tebusannya wahai 
Rasululloh, cukuplah seseorang dipanggil dari salah satu pintu tersebut, lalu 
adakah yang dipanggil dari seluruh pintu?” Rasululloh menjawab ”Ada, dan saya 
berharap engkau termasuk orang yang dipanggil dari seluruh pintu wahai Abu 
Bakr!”
   
  Diantara keutamaannya adalah beliaulah yang menginfakkan seluruh hartanya 
fisabilillah. Oleh sebab itu Rasululloh bersabda “Sesungguhnya yang paling 
besar jasanya padaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakr.” (HR. 
Bukhari dan Muslim)
   
  Bahkan beliau termasuk sahabat yang paling banyak mengerjakan amal kebajikan 
dan termasuk yang terdepan daripada sahabat lainnya. Dalam sebuah hadis yang 
diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasululloh bersabda, “Siapakah diantara 
kalian yang berpuasa pada hari ini?” Abu Bakr menjawab ”Saya!” Rasul bertanya 
lagi ”Siapakah diantara kalian yang mengiringi jenazah pada hari ini?” Abu Bakr 
menjawab ”Saya!”. “Siapakah yang memberi makan fakir miskin pada hari ini?” 
tanya Rasul lagi. “Saya!” jawab Abu Bakr. “Siapakah diantara kalian yang 
menjenguk orang sakit pada hari ini?” tanya Rasul pula. “Saya!” jawab Abu Bakr. 
Kemudian Rasululloh bersabda “Tidaklah terkumpul perkara tersebut pada seorang 
hamba kecuali pasti masuk surga.” (HR. Muslim)
   
  Itu hanya sebagian dari keutamaan beliau. Beliau adalah penghulu para 
sahabat, yang paling utama dan paling disayangi oleh Rasululloh. Dalam Shahih 
Al-Bukhori diriwayatkan bahwa ketika para sahabat berkumpul di aula Bani 
Sa’idah, Umar berkata “Justru kami akan membaiatmu! Engkau adalah penghulu 
kami, orang terbaik diantara kami dan yang lebih dicintai oleh Rasululloh 
daripada kami semua.” Lalu Umar meraih tangan Abu Bakr dan membaiatnya. Lantas 
kaum muslimin pun membai’at beliau.
   
  Rasululloh telah mendoakan ampunan untuk Abu Bakr, beliau berdoa: “Semoga 
Alloh mengampunimu wahai Abu Bakr!” beliau megucapakan tiga kali. Lalu beliau 
bersabda “Sesungguhnya Alloh telah mengutusku kepada kalian namun kala itu 
kalian katakan ‘Engkau berdusta!’ Sedang Abu Bakr berkata ‘Engkau benar!’ Ia 
mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk membelaku. Lalu apakah kalian hendak 
meninggalkan sahabatku itu?” beliau mengucapakan ucapan itu dua kali. Maka 
tidak ada yang berani mengganggu Abu Bakr setelah itu. (HR. Bukhori)
   
  Beliau adalah sebaik-baik hamba yang pernah menjadi khalifah. Al-Ajjuri 
meriwayatkan dari Abdullh bin Ja’far At Thayyar, ia berkata “Saat Abu Bakr 
memimpin kami, beliau adalah sebaik-baik khalifah, kasih sayang kepada kami dan 
yang paling lemah lembut kapada kami.” (HR. Bukhori)
   
  Imam Al-Laaikaai meriwayatkan dari Zaid bin Ali bin Al-Husein bin Ali bin Abi 
Tholib, ia berkata: ”Abu Bakr Ash-Shiddiq adalah imam para syakirin” kemudian 
beliau membaca ayat “Dan Alloh akan memberi balasan kepda orang-orang yang 
bersyukur.” [Ali-Imron:144]” (Syarah Ushul I’toqod karangan Al-Laaikaai).
   
  Diriwayatkan dari Muhammad bin Ali bin Husein ia berkata, “Seorang laki-laki 
datang menemui ayahku lalu berkata: ‘Ceritakan padaku perihal Abu Bakr!’ Ayahku 
berkata: ‘Apakah engkau bertanya tentang Ash-Shiddiq?’, ‘Apakah engkau 
menyebutnya Ash-Shiddiq?’ Ayahku berkata ‘Celaka engkau, hamba yang lebih baik 
dariku telah menyebutnya Ash-Shiddiq, yakni Rasululloh, kaum Muhajirin dan 
Anshor. Barangasiapa tidak menyebutnya Ash-Shiddiq niscaya Alloh tidak akan 
membenarkan ucapannya. Pergilah dan cintailah Abu Bakr dan Umar serta 
berikanlah loyalitasmu kepada keduanya. Apa yang terjadi setelah itu maka 
dirikulah menjadi tebusannya!’”
   
  Demikianlah sekilas keutamaan Abu Bakr. Beliau adalah sahabat yang paling 
utama, paling berani, paling taat, dan paling mulia. Selayaknyalah beliau 
mejadi suri teladan bagi setiap muslim setelah Rasululloh.
   
  (Disarikan dari terjemahan: Al-Ibanah Lima lish Shahabah minal Manzilah wal 
Makaanah)
   
  Sumber : http://muslim.or.id
   

 
---------------------------------
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke