beberapa hari ini pikiran saya terganggu oleh berita ini, mohon pendapatnya
dr bapak/Ibu disini & bagaimana cara menyikapinya


------------------------------------------------------

 Tragedi Akademik paling Memalukan

Senin, 23 November 2005, sekitar pukul 11.15-an, di hall Universitas Islam
Negeri (IAIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta, saya kira bisa dibilang sebagai
"insiden akademik yang paling memalukan tahun ini". Dalam diskusi publik
"Refleksi Sosial Agamawan terhadap Kenaikan Harga BBM di Indonesia" itu
hadir sebagai pembicara Prof. DR. Musa Ansyari, Ustadz Ja'far Umar Thalib,
dan DR. George Junus Aditjondro. Sedang Prof. DR. Mochtar Mas'ud tidak bisa
hadir.

Seperti biasa, ketiga pembicara memberi paparan awal sebagai pengantar
diskusi. Dua akademisi, Musa dan Aditjondro, melengkapi paparan dengan
makalah lengkap beserta data-data. Aditjondro dengan makalah "Disandera
Kabinet Pedagang Migas: Membongkar Kepentingan-kepentingan Domestik dan
Internasional di Balik Kenaikan Harga BBM di Indonesia", dan Prof. Musa
dalam kapasitasnya sebagai representasi Departemen Komunikasi dan
Informatika memberi dalih lewat "Latar Belakang dan Kebijakan Mengenai BBM".
Sedang Ja'far melisankan semua paparannya, tentu dengan perspektif agama
Islam.

Pada saat sesi tanya jawab, ada 5 penanggap dari floor yang dengan segera
direspon balik oleh ketiga pembicara, dimulai dari Musa, Ja'far dan terakhir
Aditjondro. Musa senderung defensif dan membela pemerintah. Memang itulah
wilayahnya. Tak menjadi soal.

Ja'far menjawab dengan pendekatan norma2 agama seperti laiknya ustadz yang
baik. Nah, ketika respon balik inilah Aditjondro mencoba memberi perluasan
cakupan persoalan dengan membeberkan banyak (kemungkinan) praktik konspirasi
dalam banyak kasus bisnis militer dalam industri perminyakan di Indonesia.
Hingga ihwal dugaan Prabowo yang memiliki dua kaki di Laskar Jihad dan
kelompok Nasrani dalam konflik Maluku untuk menjaga keberlangsungan bisnis
minyaknya di sana. Semua dipaparkan dengan runtut beserta dukungan data dan
argumentasi yang masuk akal. Beberapa kali respon riuh dari audiens
menimpali paparan Aditjondro ini. Juga ketika itu Aditjondro dengan cukup
panjang memberi perspektif Islam dari garis pemikiran Arkoun (dan pemikir
Islam progresif lain) untuk dibumikan dalam menyikapi problem sosial di
tanah air. Juga tentang resistensi Gus Dur, dan lainnya dehÂ…

Nah, ketika sesi kedua akan dibuka oleh moderator inilah, tiba-tiba Ja'far
meminta waktu untuk bicara kembali. Di sinilah awal "tragedi" itu terjadi.
Ja'far langsung membuka responsnya dengan:* "Kita telah mendengarkan gosip
gaya ibu-ibu PKK dari intelektual bernama doktor George Aditjondro"*.
Audiens segera terhenyak. Mereka kaget. Suara Ja'far lambat laun makin
keras, intonasinya kian tegas, jarinya sesekali menunjuk-nunjuk, juga
mengepalkan tangan kanannya. Audiens segera merespons dengan melontarkan
kata2: "Bubar saja! Sudah tidak kondusif!" Atau "Huuuu, payah!", "Tidak
intelek!" dan lainnya. Sementara beberapa pendukung Ja'far berteriak: Allahu
Akbar, Allahu Akbar!!
Moderator yang suaranya mungil tak digubris Ja'far.

Sebaliknya Ja'far kian tak terkontrol. Bicaranya kemana-mana !
Antara lain,* "Siapa yang mendalangi kerusuhan Maluku? Gereja ! Pendeta
Damanik-lah dalang kerusuhan di sana!"*
*"Gus Dur Jangan Dipercaya! Gus Dur Adalah Presiden Paling Sinting dalam
Sejarah Indonesia !"*
*"Siapa yang Teriak-teriak itu, Marilah Berkelahi dengan Saya Setelah Acara
Ini !",* teriaknya lantang sembari berdiri dan tangan kanannya menggebrak
meja.

Diskusi betul2 kalang kabut. Mahasiswa UIN yang kemungkinan berbasis
organisasi PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Ind yang berafiliasi ke NU)
berteriak riuh-rendah. Wajar, wong Gus Dur dilecehkan. Anak2 buah Ja'far
demikian juga. Mereka teriak dan menuding agar mahasiswa jangan kabur
(seperti mau menantang berkelahi). Untung saja belum ada kursi yang
melayang. Dan moderator dengan segera membubarkan acara setelah Ja'far
berhenti bicara, bukan menghentikan bicaranya. Musa segera merangkul Ja'far
dan memisahkan diri dari moderator dan DR. Aditjondro. Ja'far masih terlibat
perbincangan dengan Musa dan beberapa dosen UIN. Sementara puluhan
mahasiswa/i ramai2 mendekati DR Aditjondro untuk menyalami, dan beberapa di
antaranya berucap: "Saya mendukung Anda, Pak!" Beberapa malah langsung
meminta nomor hape.


http://www.kliknet.biz/?p=52#more-52


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke