Itulah. Tidakkah orang pindah kepercayaan, karena dia tidak menemukan kedalaman dalam menimba sumber keimanannya? jadi, janganlah supermie yang dipersalahkan..
Seorang yang dalam keimanannya, disiksapun takkan pindah agama, atau menampik kepercayaannya, sebagaimana kita lihat pada orang Kristen pertama, yang dikejar dan dibunuh prajurit prajurit kaisar Roma? Tetapi, banyak manusia yang mengukur kehebatannya agamanya dari adu banyak jumlah pengikut. Ini agama atau partai politik? karena agama dianggap kekuasaan. Kehilangan penganut berarti kehilangan pamor.. Atau? Salam Danardono --- In mediacare@yahoogroups.com, imcw <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > imho, > > mengapa orang tersebut begitu gampang pindah agama setelah diiming > imingi duit?...mengapa kadar keimanan mereka bisa dibeli dengan > segepok uang?...mengapa orang orang yang menjadi panutan agama/imam > mereka selama ini gagal memberikan penebalan keimanan kepada > mereka?...tanya kenapa?... > -- > i made cock wirawan > > Wido Q Supraha quotes, > > WQS> Benar, bahwa adalah hak seseorang untuk pindah agama, tapi > WQS> kalau Anda mengikuti bagaimana usaha Kawan-kawan di e-mail di > WQS> bawah ini, maka Anda tidak akan mungkin berkata bahwa mereka > WQS> telah tenang, tentram, dan damai, karena ada faktor ekonomi di > WQS> balik kristenisasi ini, dan yang kami lakukan adalah membantu > WQS> masalah ekonomi tersebut, karena memang itulah pangkal > WQS> masalahnya. Dan terus terang, yang terkait masalah ekonomi ini > WQS> cukup banyak sekali terjadi di wilayah Indonesia, dan tentu cukup > WQS> memprihatinkan kita semua, tatkala bantuan diberikan dengan > WQS> pamrih agama. > > -end quotes- > > AIDS bisa dicegah tetapi tidak bisa diobati