Bung Swara,
   
  Di Timur Tengah, negara sudah berasaskan Islam. Warganya dibebaskan 
sebebas-bebasnya untuk mempraktekkan ajaran agama (Islam) tapi kenapa keamanan 
tidak kunjung terwujud? Kenapa aksi terorisme juga terjadi disana?
   
  Dari tulisan Hafsah, sudah jelas bahwa di Timteng, terjadi juga penggunaan 
burqa yang  disalah gunakan. Kalau di Timteng yg adalah negara muslim saja, 
simbol-2 agama islam (burqa) sudah dilecehkan atau disalah gunakan bagaimana 
mungkin anda bisa meyakinkan bangsa sekuler/non muslim (belanda) bahwa burqa 
tidak disalahgunakan????
   
  Anda yg harus buka mata lebar-lebar bung bahwa penggunaan simbol-2 agama 
islam untuk keperluan terorisme bukan hanya ceritera isapan jempol tapi adalah 
merupakan fakta yg tidak terbantahkan.
   
  Di Indonesia, salah satu butir pengamalan sila ketiga dari Pancasila berbunyi 
: "Menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan 
golongan". Wajar dong kalau warga pendatang yg minoritas itu harus menomor 
duakan kepentingan pribadi atau kelompoknya demi keamanan publik/negara 
belanda. 
   
  Kita juga punya pepatah bijak, "Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung". 
harus menyesuaikan dong dengan tempat dimana kita berada. Kalau karena HAM lalu 
kita ngotot untuk selalu bebas berbuat seperti yg kita inginkan, maka itu HAM 
yg kebablasan........ Manusia itu makhluk sosial bukan makhluk individu. Kita 
harus ingat bahwa selain kita punya HAM, orang lain juga punya HAM. Kita boleh 
menuntut HAM kita sepanjang tidak menggangu HAM orang lain. Jadi tidak ada apa 
yg namanya semau gue......termasuk dalam hal berbusana.
   
  Sudah jelas memakai burqa itu tidak wajib bagi muslimah seperti misalnya 
kewajiban melakukan sholat 5 waktu. Buktinya mayoritas perempuan Indonesia 
tidak berburqa. Jangan kan berburqa, yg berjilbab saja masih kalah jumlahnya 
dengan yg tidak berjilbab.
  Kalau mau ngotot pakai burqa, silahkan pindah saja ke negara-2 TimTeng supaya 
bebas berburqa ria tanpa ada yg mempermasalahkannya. Giru saja kok repot
   
  Salam perdamaian

Swara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
              Sama saja Bung,

Negara Sekuler tidak pernah ngurusin agama, itu omongan anda doang. Prakteknya 
jauh dari itu.
Kalau mau aman, justru harus ada interaksi antara warga negara dan 
pemerintahnya. tidak ada perbedaan atupun pembedaan dalam memperlakukan warga 
negara.
Keamanan akan tercipta jika negara juga melindungi warga negaranya, termasuk 
dalam menjalankan ajaran yang diyakininya, bukannya malah mengekang dengan 
berbagai dalih.
Bagaimana bisa, wong belum apa2 sudah curiga duluan?
Di timur tengah kondisinya lain bung, jangan samakan dengan Belanda atau 
negara-negara lain di eropa...buka mata anda lebar-lebar.



  ----- Original Message ----
From: Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]>
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 30, 2006 9:01:51 AM
Subject: [mediacare] Re: Jawaban untuk Helsing - Belanda Berencana Larang Jilbab

    
Negara Sekuler tidak pernah akan mengurus atau menciptakan bagaimana
caranya beragama. Namun janganlah salah, urusan burqa bukan urusan
agama tetapi urusan keamanan.

Pemerintah Belanda tidak urusan dengan agama, tapi berurusan dengan
keamanan dalam memerangi terorisme. Demikianlah untuk mencegah
berbagai kasus teror yang terjadi di Arab Saudia dan di Kuwait dimana
pelaku2 terornya memakai Burqa untuk menutupi identitas mereka dan
menyembunyikan senapan mesin maupun bomb dibalik Burqa mereka, maka
pemerinta Belanda wajar2 saja melarang Burqa bukan karena kaitan
agamanya melainkan keterkaitan dengan kemanan publik yang menjadi
tanggung jawab negara.

Ny. Muslim binti Muskitawati

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, "RM Danardono HADINOTO"
<rm_danardono@ ...> wrote:
>
> --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, "helsing744" <helsing744@ > wrote:
> >
> > --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, "idakhouw" <idakhouw@> wrote:
> > >
> > > Argumentasi Manneke bukannya sudah sangat terang benderang? 
> > > Saya elaborasi lanjut: bila burqa adalah persoalan interpretasi
> > > (sempit) atas ajaran agama, maka biarlah itu jadi urusan
> > > teolog/agamawan Islam mendewasakan (mengutip van Helsing) sebagian
> > > dari umatnya itu; negara tidak berhak mengatur interpretasi
> > > (sekelompok kecil umat) atas ajaran agama. 
> > 
> > << Kalau interpretasi tersebut tidak berdampak negatif atau 
> > berpotensi menimbulkan hal2 yg tidak dinginkan negara, seperti 
> > misalnya soal keamanan, pembauran atau kemajuan kelompok agama 
> > tersebut maka JELAS negara tidak ada hak untuk ikut campur dalam 
> > urusan interpretasi agama tersebut.
> > 
> >
> Saya berpendapat, mbak Ida terlalu jauh dalam menmg-assumpsikan, 
> seolah negara Belanda mau ikut campur masalah keagamaan. Padahal mas 
> Helsing sudah jelas dan gamblang menerangkan.
> 
> Negara Belanda berfasalah sekular. Jadi memisahkan praktik agama dari 
> kehidupan publik. Apa yang baik bagi publik, dus ini berarti bagi 
> kebanyakan penduduk, dilaksanakan oleh pemerintah. Bukan sebaliknya, 
> apa yang baik bagi sekelompok kecil yang mem-bawa bawa masalah agama 
> ke-mana mana, dalam bentuk burqanya, yang dilindungi, masabodoh 
> bagaimana aspirasi kebanyakan warga.
> 
> kalau mbak ida mau membela mati matian HAMNya sipemakai burqa, 
> bagaimana dengan HAMnya yang kebanyakan? Apakah burqa beralsan agama 
> atau tidak, memang bukan urusan negara dan warga Belanda in general. 
> Di wilayah publik ya berperilaku publiklahh..
> 
> Masak sulit memahami argumentasi mas Helsing yang logis gamblang itu?
> Kalau argumentasi bung Manneke sihh asal tembak, menurut saya..
> 
> Salam
> 
> Danardono
>








  
---------------------------------
  Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.  

         

 
---------------------------------
Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.

Kirim email ke