Seharusnya Umat Muslim sendiri yang takut, lantaran syariat barulah tataran
awal dari beragama. Kalau melakukan itu saja mesti harus dipaksa-paksa
melalui aturan negara, bahkan memaksa semua orang mengikuti.. alangkah
dangkalnya tingkat keberagamaannya. Bagaimana akan sampai ke tataran hakekat
Saya sepakat dengan bung Ferry. Penerapan syariat islam diwilayah NKRI lebih
banyak mudarat daripada manfaatnya.
Pada akhirnya kita akan jatuh ke dalam konflik antar golongan agama yg
berlarut-2 dan hanya akan membawa kemunduran disegala bidang.
Bangsa kita sangat majemuk. Masing-2 suku
: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of ferry irawan
Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:16 AM
To: mediacare@yahoogroups.com
Subject: [mediacare] Re: Non-Muslim Jangan Khawatir Syariat Islam
saya sangat tidak setuju degan pemberlakuan syariat islam sebagai sendi2
kehidupan
Hm .. non Muslim tidak perlu takut Syariat Islam?
Begitu SI diberlakukan di Aceh, kontan belasan gereja ditutup.
http://www.barnabasfund.org/News/Archive/Indonesia/Indonesia-20021004.h\
tm
Angry Mob attacks Church in Aceh.
Salam,
Gerakan Reformasi telah dibajak dan disabot oleh kaum Islam
Fundamentalis, untuk menyuburkan ajaran mereka di tengah masyarakat
yang sedang skeptis dengan kekuasaaan dan sistem demokrasi yang ada.
Penumpang gelap ini akan membawa dan mendorong kita kembali ke zaman
kegelapan.
Tahun
Sebagai warga Non Muslim aku pribadi nggak khawatir
seh tapi nger bow!
bagaimana tidak? lho sekarang azah sudah pelan-pelan
wanita harus berkerudung sesuai ajaran islam dan pasti
akan berkembang dimana wanita non muslim pun harus
berkerudung.. aduch. Bukannya negara kita itu tropis
dan
Orang Islam juga mestinya ngeri dengan syariah Islam.
Bayangin, tangan pencuri kudu dipotong...
Kayak di Saudi Arabia atau di Afghanistan di zamam taliban...
--- In mediacare@yahoogroups.com, kuncaraning sari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sebagai warga Non Muslim aku pribadi nggak khawatir
saya sangat tidak setuju degan pemberlakuan syariat islam sebagai sendi2
kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Hal itu utk saya adalah pengakuan dominasi mayoritas terhadap minoritas.
kalau Islam adalah agama yg mendukung toleransi beragama, menyatulah dengan
aturan2 umum yg lebih
Apakah seabreg wartawan2 Republika tak bisa melihat contoh berulang-
ulang semacam ucapan pak Ustadz yang seperti kampanye saja: klaim
ini dan itu, janji ini dan itu?
Mestinya bukan setiap tokoh agama/negara (susah dipisahkan, jika tak
sekuler, mis. pak ustadz adalah Ketua Umum Huda Provinsi