Pada zaman globalisasi informasi sekarang ini, semua orang bisa mendirikan lembaga informasi khususnya media elektronik telivisi, setiap waktu orang selalu didepan layar kaca atau disebut kotak ajaib yang bisa menghipnotis orang banyak dari dari tua, muda dan anak-anak semua akan terpengaruh atau bisa dikatakan mencuci kultur bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam acara telivisi itu kadang tidak mengakar pada tradisi bangsa Indonesia itu sendiri. Semua acara seperti ada pemaksaan untuk target ranting dan iklan, apapun bisa dijual dimedia telivisi asal laku dan laris manis seperti martabak manis. Dan yang untung adalah pemilik modal media tv dan pekerja tv tapi mereka tidak mau dampak dari acara-acara tv tersebut. Berita yang masih hangat sekarang ini adalah skandal anggota DPR dengan penyanyi dangdut ME hampir tiap hari disiarkan dalam berbagai macam materi acara dan filmnya selalu ditayangkan terus, walau gambarnya agak dikaburkan tetapi imajinasi orang tidak bisa dikaburkan, tetap nyata dalam pikiran orang. Mengapa tetap nyata di Indonesia karena dimasyarakat umum film blue itu seperti film biasa mudah dicari dan mudah dicopy dan di Indonesia peredaran film blue kedua terbesar setelah Rusia, sangat gampang dan sangat mudah untuk mendapatkan film blue itu. Kembali masalah media tv, flm skandal DPR dan ME itu ada yang disiarkan pada pagi, siang, dan sore hari dan pada waktu-waktu tersebut anak-anak masih bisa menonton tv dan adegan tersebut tidak pantas dilihat oleh anak-anak karena akan mempengaruhi kejiwaan dan pemahaman tentang hubungan yang bukan suami isteri dan dilakukan selakyaknya sebagai suami isteri. Sifat anak-anak adalah imitasi/peniruan kepada orang lain/orang dewasa atau orang yang diidolakan, dan apabila idolanya melakukan perbuatan tidak amoral mungkin akan ditirunya bila ada kesempata untuk melakukannya. Dan sekarang ini acara anak-anak relatif sedikit karena banyak iklan tidak berminat pada acara anak-anak, karena anak-anak tidak punya uang.
salam yudi