Mas Adhi, saya sependapat pimpinan negara elite dan penguasa negara sangat menentukan bagaimana negara dan bangsa kita akan bisa dihargai bangsa lain.
Paling enggak 75% lah kalau negara RI ini elite sangat berperan. 25% prestasi kalangan masyarakat kali. Kalau AS bisa beda , biar kata P Bush 'dikutuk' dimana2 mestinya penghargaan bangsa lain thd AS tetap ada macam Perancis sekarang yg balik lagi gitu. Cuma kalau contoh pimpinan negara diambil contoh P Ahmadinejad atau P Hugo Chavez buat saya belum pas bener. Buat saya kedua tokoh ini terlalu banyak membuat sensasi yg belum tentu menguntungkan rakyatnya. Apalagi yg namanya P Hugo itu, semua orasi, policy menghujat AS yg buntut2nya cuma mau kekuasaan absolut seumur hidup macam KIm Jong Il atau KIm Il Sung, Fidel Castro atau Jend Than Swee dll yg hanya kedok saja cari bangkai yg paling gampang dan bisa mendunia... Mungkin kalau ngambil contoh Park Chung Hee atau Teng Hsiao Ping bisa lebih tepat, yg hasil usahanya bukan semata buat berkuasa thok tapi sungguh2 berguna bagi rakyat nya, terbukti AS atau UE atau Russia mana ada yg berani menghina bangsa China itu ? Kembali pada situasi Indonesia, mau ganti siapa Mas ? Wong sdh ganti 3 X nih, presidennya .... Tapi akhir2 ini, saya perhatikan misalnya Menhub kita yg plontos itu [ maklum mirip seleb tuh ] bagus juga ge brakannya , transpor darat dikunjungi kendaraannya, supirnya, memastikan standar keamanan bagi penumpang dilaksanakan nggak , dmk juga transpor laut dan udara. Kayaknya Menkes , Polisi , Menkeu[ paling top nih ] Men perindag dll sdh lebih berperan sbg menteri yg bener. Tinggal P SBY perlu manggut2 kayak Maestro Suharto ngamini atau mgomentari [ kan lebih gampang toh ?] Kalau saja para pembantu presiden ini bisa lebih ber prestasi optimal, maka masalah TKI, Pembalakan Hutan perang TNi - Polri dll akan bisa di normalisir.... Nah ketika itu baru kita bisa angkat kepala sedikit. Soal kita sekarang nggak punya senjata, dibandingkan Malaysia atau Singapore, yah nggak apapa. Kalau sampai Ambalat diduduki kita serbu aja pakai sampan kek , rasanya orang2 Malaysia itu [ maaf ] hatinya kecil maklum orang kaya.... Kita kan kere, hidup enggak mati pun segan jadi nothing to loose. Perang jaman sekarang bentuknya lain kan ? Kita pakai gaya Hezbollah aja, Israel juga keder biar hebat gimanapun persenjataannya.... [ Para warakawuri, wanita anak2 di depan TNI dibelakang hehehe.. saya yg juga udah sepuh nih biar di depan juga ...] Salam , martin - jkt ----- Original Message ---- From: Adhie Massardi <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, October 8, 2007 12:01:31 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re:boikot wisata Malaysia ! Persoalan penghargaan dari bangsa lain bukan terletak pada sibak rakyatnya tapi pada karakter pemimpinnya. Kita kagum sama Iran kan karena Khomeininya dan sekarang Ahmadinejad. Sebaliknya bangsa lain tidak hormat pada kita karena pemimpin kita memble... Jadi kalau mau dihormati bangsa lain ganti pemimpin nasionalnya Gitu, mas...! --- yohanes purwanto <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > Nah ini kayaknya yg paling gampang dilakukan. Hayo > jangan cuma bisa ngegrundel aja. Action ! Saya sudah > memulainya dgn menolak tawaran kerja di perusahaan > malaysia meskipun lumayan iming imingnya. Secara aku > udah bener bener eneg dgn negara yg satu ini.