Rajawali dibandingkan dengan Ayam
   
  Terlepas dari masalah Kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, bolehlah saya 
memberi sebuah pandangan kecil agar bangsa dan Negara kita ini dapat maju 
dengan pesat.
   
  Pada tahun 1975 ketika saya baru melangkahkan kaki saya yang pertama di 
Republik Korea ini, pada saat itu Republik Korea sungguh amat amburadul, satu 
Rupiah itu adalah sama dengan dua Won, sedangkan sekarang sebaliknya, yaitu 
satu Won itu adalah sekitar sepuluh Rupiah. 
   
  Cobalah kita pikirkan sendiri, darimanakah perbedaan ini bisa ada, sedangkan 
kemerdekaan Republik Korea itu hanya berselisih dua hari saja dengan 
kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu Republik Korea itu berdaulat pada tanggal 
15 Agustus 1945. 
   
  Apakah orang orang di Republik Korea ini sungguh hebat hebat? Dan orang orang 
Indonesia itu hanya memble memble saja? Secara global, hal itu tidak bisa 
dikatakan hanya semudah itu saja, tetapi yang terpenting yaitu system 
kepemerintahan Republik Korea itu adalah kepemimpinan yang tidak pakai bohong 
bohongan, mereka melakukan semuanya, tepat dan sesuai dengan yang telah 
dijanjikan, begitu juga Rakyat yang telah memilih salah seorang Pemimpin di 
Korea ini, baik yang kalah maupun yang menang, semua tunduk kepada kepemimpinan 
dari orang yang pernah dipilihnya itu, hal inilah suatu kelemahan dari 
Masyarakat Indonesia yang terjadi sampai saat ini. 
   
  Masyarakat Korea tidak memiliki dendam sama sekali, karena orang yang 
dipilihnya itu telah dikalahkan oleh pihak lainnya, mereka juga tidak berusaha 
untuk membuat halangan halangan, atau sabotase agar pemimpin itu tidak bisa 
menyelesaikan pekerjaan yang telah direncanakan itu. 
   
  Persamaan kecil yang pernah saya alami sendiri yaitu ketika saya harus 
membuat dermaga, pada saat itu teman teman yang ingin memasang tiang pancangnya 
itu berpendapat, bahwa tiang pancang yang dipancangkan di tengah tengah laut 
itu bisa dengan mudah dipancang dengan menggunakan kapal, lalu posisinya bisa 
diatur dengan menggunakan tali seperti kalau kita ingin memancangkan sesuatu di 
daratan. 
   
  Ketika saya melihat, bahwa hal itu tidak mungkin bisa dilaksanakan, maka saya 
hentikan pekerjaan itu. Pada saat itu teman teman dari pelbagai kelompok 
mengumpat saya, dan banyak sekali kata kata yang kurang enak didengar di 
telinga itu setiap detiknya terdengar oleh saya. 
   
  Untunglah saya memiliki pendapat yang teguh, dan akhirnya dengan system 
pemancangan yang saya rencanakan itu, yaitu menggunakan Teodolit serta sarana 
komunikasi Handy Talky, semua tiang pancang untuk dermaga itu bisa dipancangkan 
tepat pada posisinya, tepat waktu dan bahkan lebih cepat dari perkiraan semula. 
   
  Namun demikian, Teodolit dan Handy Talky itu bukan merupakan jimat saja yang 
dengan mudah bisa dilaksanakan oleh setiap orang, melainkan semuanya itu harus 
ada keserasian kerja, antara Kaptain Kapal, para pemandu melalui Handy Talky 
dan suasana kerja yang bersahabat, itulah yang harus kita persiapkan terlebih 
dahulu, jadi harus tidak ada rasa dendam antar etnik, suku, agama dan lain 
lain. 
   
  Kembali mengenai Rajawali dan Ayam, kita tidak bisa membandingkan besar dan 
beratnya Rajawali dengan besar dan beratnya Ayam, hal ini sama sekali tidak 
relevan untuk kita bicarakan, karena tujuan kita adalah masalah kemampuan 
terbang, bukan masalah besar tubuh dan berat badannya saja. 
   
  Namun demikian kita tidak boleh menyabot sayap Rajawali sehingga Rajawali itu 
tidak bisa terbang, karena walaupun ayam itu memiliki sayap sekalipun dan tidak 
disabot sayapnya, ayam tetap tidak bisa terbang setinggi rajawali, karena ayam 
memang tidak memiliki kemampuan terbang serta pengalaman terbang seperti 
rajawali, dari sini dapat kita ambil kesimpulannya, bahwa kita harus memilih 
pemimpin yang benar benar telah berpengalaman di lapangan, bukan berpengalaman 
ngomong saja dan berpengalaman memberi komentar komentar yang sama sekali tidak 
mungkin dilaksanakan. 
   
  Hal itulah yang perlu kita ingat baik baik, sebelum kita memilih seseorang 
sebagai pemimpin, dan setelah orang yang kita calonkan itu ternyata kalah, maka 
kita juga jangan menyabot orang yang telah menang itu, hal ini juga harus kita 
pikirkan, kita sebenarnya harus membantu orang yang menang itu dalam doa dan 
puasa, agar kepemimpinan yang dia laksanakan itu bisa membuat kita semua DAMAI 
DAN SEJAHTERA. 
   
  Dengan cara itulah pemerintah Korea itu dikendalikan, dan akhirnya waktu saja 
yang bisa memberi bukti, bahwa Mantan Presiden Korea itu sekarang sudah 
dipenjarakan kerena beliau menyalah gunakan kekuasaannya, hal ini bukan suatu 
issue issue gombalan, tetapi kenyataan, namun apa yang terjadi di Indonesia? 
Tidak pernah ada bukan? Walaupun Presiden Presiden yang kita pilih itu bukan 
orang yang jelek jelek. Sudahkah kita pernah menopang pak Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono dan tidak hanya menyabot aktifitas beliau saja? 
   
  Mempermalukan beliau di depan umum, menghalang halangi beliau untuk mengambil 
keputusan dan lain sebagainya itu memang jauh lebih mudah daripada menopang 
visi dan misi beliau untuk membuat semua bangsa Indonesia itu mendapatkan DAMAI 
dan SEJAHTERA, hal inilah yang harus kita kerjakan, kalau kita memang mau 
mengaku sebagai Warga Negara Indonesia yang tidak dijajah oleh Negara manapun. 
   
  Semua rakyat Korea dipacu untuk tidak berbohong, terutama antar bangsanya 
sendiri, dan antar bangsanya sendiri mereka amat erat bersatu padu, bekerja 
bersama sama untuk mensukseskan pekerjaan yang telah dibebankan kepada mereka, 
dan bilamana ternyata orang yang diberi tugas itu tidak mampu menyelesaikan 
tugas itu, orang itu dengan sukarela melepaskan jabatan tersebut agar tugas 
tersebut bisa diselesaikan oleh orang lain yang lebih mampu. 
   
  Saya amat yakin bahwa bangsa Indonesia memiliki kekuatan yang sama seperti 
bangsa Korea ini, marilah kita persiapkan sarana sarananya dengan seksama.
   
  Tolonglah tancapkan hal ini untuk mendongkrak bangsa Indonesia ini kembali ke 
posisi yang dulu dulu lagi, yang mana memang alam Indonesia itu amat menunjang 
agar bangsa Indonesia yang gemah ripah loh jinawi itu bisa mendapatkan toto 
tentrem kerto raharjo. 
   
  Terima kasih anda telah bersedia membaca tulisan saya ini.
   
  Salam hangat dari Seoul, Korea
   
  Ir. H.L. Njoo
  Ketua Dewan Pimpinan Komisariat
  PARTAI DAMAI SEJAHTERA
  Di Republik Korea
  Dengarkan wawancara saya dengan pak Bari Muchtar di Radio Nederland yang akan 
disiarkan pada tanggal 2 Agustus 2007 jam 05:00 WIB melalui www.ranesi.nl, atau 
anda bisa mendengarkan siaran ulangnya sampai tanggal 3 Agustus 2007 dengan 
mendownload siaran tersebut di siaran terbaru pada tanggal dan jam yang 
tercantum di http://www.ranesi.nl/beritaterb aru/beritaterbaru .
   
  Lihatlah aktifitas Dewan Pimpinan Komisariat PARTAI DAMAI SEJAHTERA di 
Republi Korea melalui www.partaidamaisejahtera.com
  ------------------------------ ------------------------------ 
------------------------------ --
   
            Senin, 23 Juli 2007 - 06:07 WIB
Fauzi Bowo: Jakarta Butuh Orang yang Berpengalaman 
      Fauzi Bowo mengatakan dia dan Prijanto menerima amanah dengan rendah hati 
kepercayaan dari 19 parpol. "Saya dan Prijanto sudah kenal dengan Jakarta 
dengan berbagai masalahnya. Saya menerima pencalonan ini semata-mata ingin 
berbuat lebih baik untuk membangun Jakarta," kata Fauzi yang merintis karierna 
dari bawah.
Fauzi Bowo mengatakan sebagai staf dia tahu diri sehingga paham dia belum bisa 
mengendalikan sepenuhnya pemerintahan Jakarta. "Etika dan loyalitas, itu yang 
ditanamkan dalam diri saya," kata Fauzi yang disambut tepuk tangan hadirin.
Kebersamaan, kepemimpinan dan tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan ini 
semua, Fauzi dan Prijanto dapat menjawab tantangan Jakarta ke depan. "Nyaman 
adalah refleksi kebutuhan seluruh warga. Aman dari ancaman diskriminasi, 
penzoliman. Pemerintah harus beri keteladanan, tertib, taat hukum dan taat 
etika. Pemerintah harus beri suri tauladan. Dengan ini semua, pemerintah jadi 
teladan etika dan moral," ujarnya.
Menurut Fauzi, sejahtera artinya rakyat mampu hidup sehat, mampu menyekolahkan 
anak-anak mereka, mampu memperoleh pekerjaan dan penghidupan dengan upah 
minimum yang layak. Kesejahteraan masyarakat bukanlah pemberian pemerintah tapi 
upaya masyarakat sendiri dengan kerja keras dan kreativitas mereka.
Lima misi yang akan diemban Fauzi dan Prijanto adalah membangun tata kelola 
pemerintahan yang baik, pelayanan prima, pemberdayaan masyarakat, sarana dan 
prasarana kota, lingkupan kehidupan kota yang dinamis.
Kaum profesional diberi ruang lebih untuk secara kreatif membangun Jakarta. 
Misalnya dalam pemberdayaan masyarakat. Pembangunan sistem transportasi yang 
efisien dan sarana penanggulangan banjir, listrik dan air bersih, termasuk 
ruang terbuka hijau, serta taman interaktif di setiap kelurahan.
Lima misi ini disampaikan dengan dua pendekatan yaitu teknis administratif 
melalui birokrasi dan partisipatoris melalui keterlibatan masyarakat. 
"Masyarakat butuh kepemimpinan yang amanah, cerdas dan berpengalaman, dengan 
pemerintahan yang legitimate, cerminan dukungan DPRD DKI Jakarta. Masyarakat 
Jakarta butuh program prioritas yang tepat," kata Fauzi.
Fauzi mengatakan dia sudah 30 tahun berkarier di Pemprov DKI Jakarta. "Saya 
telah belajar banyak dari keberhasilan Sutiyoso menjadi gubernur. Pengalaman 
membuat saya makin paham dengan persoalan Jakarta. Saya dapat langsung bekerja 
untuk Jakarta. Masyarakat sudah tak dapat lagi menunggu. Saya dan Prijanto 
bukan hanya kembangkan program pembenahan, tapi langsung wujudkan," tandas 
Fauzi.
Fauzi memaparkan 19 program kerjanya. "Masyarakat butuh pemerintahan sebagai 
rahmat bukan sebagai sumber masalah," kata Fauzi. Semuanya dapat dikerjakan 
oleh mereka yang sudah mengenal permasalahan Jakarta. "Jakarta harus menjadi 
kota dengan tingkat peradaban di mana warganya bangga dengan kotanya," ujar 
Fauzi.
Fauzi juga menyoroti bahaya narkoba, ancaman sampah dan banjir. "Banjir Kanal 
Timur akan beroperasi tiga tahun ke depan. Pelestarian situ-situ di selatan 
Jakarta. Tempat ibadah juga akan menjadi warna harmoni Jakarta," katanya.
Fauzi menyebutkan pengembangan program sarana dan prasaraa kota, perhubungan 
dan transpotasi, keamanan dan ketertiban dan penegakan hukum, peningkatan akses 
dan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan, pemerintahan umum dan otonomi 
daerah, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, pengembangan olahraga dan 
pemuda, pemberdayaan perempuan, penataan ruang, peningkatan pengendalian 
lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, pengelolaan perumahan dan 
permukiman, pengembangan kinerja koperasi dan UKM, kesejahteraan sosial, 
ketenagakerjaan, kebudayaan pariwista, kependudukan dan catatan sipil serta 
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri. "Visi dan misi ini milik warga 
Jakarta secara keseluruhan," ungkap Fauzi Bowo.
Keterbukaan, sensivititas dan konsistensi akan menjadi pegangan Fauzi Bowo dan 
Prijanto jika mendapat kepercayaan masyarakat Jakarta. Paparan Fauzi Bowo yang 
mendapat aplaus sebagian besar hadirin di ruang sidang DPRD DKI ini selesai 
pukul 12.00.
     



                      For of Him and through Him and to Him are all things, to 
whom be glory for ever. 
  Amen (Romans 11:36)
      
                 














       
---------------------------------
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

Kirim email ke