Iya deh, Henny. Saya turuti nasihat Anda. Biar aja dua orang ini perang sampai 
kiamat. He he he.  Salam buat teman-teman di Texas.

manneke



-----Original Message-----

> Date: Sun Oct 07 20:52:58 PDT 2007
> From: "Henny" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina =>  Manneke Budiman #59740
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> Manneke,
> 
> Tambah seru ya selain Ny. Mus sekarang kita punya YHG...wah 
> ...wah...wah....indah....awas lho jangan sampe tertular...
> 
> Nggak akan ada habisnya ....lihat saja kita-kita kayak digurui dengan tulisan 
> yg panjang muter-muter.......nggak ada habisnya kayak jamannya DL masih ingat 
> kan? Taunya secuil gayanya selangit......
> 
> HH
> 
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Yap Hong-Gie 
>   To: mediacare@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, October 06, 2007 2:41 PM
>   Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina => Manneke Budiman #59740
> 
> 
>   Bung Manneke Yth,
> 
>   Saya diajarkan kalau mencari solusi untuk suatu kasus, harus dimulai
>   dengan membaca peta situasi (mapping) kejadian, memperhatikan
>   faktor-faktor external dan internal yang mempengaruhi, mempelajari
>   sebab dan akibatnya, kemudian baru membuat kesimpulan, untuk mencari
>   solusinya.
>   Terbalik dengan Anda, yang sudah mempunyai kesimpulan, kemudian
>   membuat analisa dan mencari pembenaran untuk mendukung kesimpulan Anda
>   tersebut.
> 
>   Selanjutnya tanggapan saya dibawa.
> 
>   MB:
>   Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak
>   membabi buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI
>   turunan Cina boleh didiskriminasi? Wow, cara pandang yang sangat
>   berbahaya!
>   Ini analoginya mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa
>   negara Barat memusuhi Islam, maka orang kristen di Indonesia boleh
>   dimusuhin, sebab kristen adalah akar tadisi Barat. Atau, seperti yang
>   terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: karena AS/Kanada sedang perang
>   dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga AS/Kanada keturunan Jepang
>   disita hartanya dan manusianya dipindah ke kamp-kamp tahanan yang
>   terisolasi.
>   Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah yang disebut dengan RASISME
>   itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya.
> 
>   YHG:
>   Komen Anda: "Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina 
>   boleh didiskriminasi?", nampak sekali ingin memaksakan isu diskriminasi.
>   Sampai nekat menyepelekan dukungan RRC kepada PKI, hanya untuk
>   membenarkan masalah diskriminasi, ini visi yang lebih membahayakan!
> 
>   Tolong jangan sebut "dengan kata lain" untuk memlintir suatu
>   kesimpulan, saya tidak pernah menganggap, menyetujui atau menyatakan
>   bahwa etnis Cina boleh didiskriminasi.
> 
>   Yang saya katakan bahwa, kebijakan pemerintah Orba bukan untuk
>   mendiskriminir warga Cina, tetapi dalam rangka pemulihan keamanan dan
>   mempercepat proses integrasi bangsa.
> 
>   Pada hakekatnya membawa-bawa contoh peristiwa/kasus di LN, sangat
>   tidaklah relevan, tapi kali ini akan saya tanggapi.
> 
>   Hal-hal yang terjadi terhadap warga etnis Jepang di AS, bukan
>   bermotifkan race discrimination, tetapi murni didasari pada
>   kepentingan keamanan negara.
>   Quote: "Civilian and military officials had concerns about the loyalty
>   of the ethnic Japanese on the west coast and considered them to be
>   security risks"---End quote.
>   ------------------------------------
> 
>   MB:
>   Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif
>   terhadap WNI keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif...
> 
>   YHG:
>   Memakai parameter saat sekarang; sambil ngopi-ngopi di Coffee Bean,
>   untuk menilai dan menyimpulkan suatu kebijakan dalam situasi perang
>   (atau paska kudeta), adalah sangat absurd.
>   ---------------------------------------
> 
>   MB:
>   Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya
>   diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya
>   tengoklah kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi
>   terhadap etnik Cina dilakukan pada tataran politik, budaya dan 
>   kewarganegaraan.
>   Namun, di bidang ekonomi, mereka dipelihara dengan baik supaya jadi
>   gemuk. Tujuannya apa? masa sih saya perlu kuliahi Anda soal yang satu
>   ini? Malu dong.
> 
>   YHG:
>   Rupanya Anda gemar sekali membawa-bawa Nazi Auswich, untuk
>   mendramatisir argumentasi Anda yah?
> 
>   Setahun pasca G30S/PKI, Kopkamtib dan jajaran militer dalam keadaan
>   high alert, membersihkan sisa-sisa anggota PKI didalam pemerintahan
>   maupun didalam tubuh Angkatan Bersenjata sendiri, serta jaringan
>   klandestin didaerah; pembrontakan bersenjata di Blitar Selatan
>   (1966-68) dan di Jawa Tegah (1967-68). Belum lagi mengimbangi
>   Presiden Sukarno dengan Kabinet Dwikora, dimana masih bercokol
>   Waperdam I Dr. Subandrio, dan Nyoto (Anggota Polit Biro CC PKI)
>   sebagai Menteri Negara diperbantukan pada Presidium Kabinet, yang
>   dengan berbagai upaya berusaha menyelamatkan PKI (baru dibubarkan 12 
>   Maret 1966).
>   Apakah Anda mengira bahwa Pak Harto dan jajarannya masih punya waktu
>   untuk memikirkan untuk mendiskriminasi etnis Cina?
> 
>   Dalam dunia bisnis dimanapun selalu ada bagi-baginya, jangan tanya
>   kalau minta fasilitas khusus, seperti monopoli, yang "aspal", dan yang
>   ilegal, dll.
> 
>   Di LN, untuk bisnis halal saja sudah lama berlaku program CSR, tapi
>   kita disini baru membahasnya untuk diundangkan.
> 
>   Persoalannya disini, banyak pengusaha Cina (dalam hal bagi-bagi) pakai 
>   Calculator Made in Israel*.
>   (*) = cuma ada tombol (x) dan (+), sedangkan tombol (:) dan (-) tidak
>   ada 
> 
>   Kalau kurang percaya, lihat saja hasil akhir keuntungan para konglo
>   hitam, koq bisa ya?
>   Nah, cara hitung-hitungan seperti ini saya perlu kuliah dari Anda ...
>   he he he....
>   -----------------------------------
> 
>   MB:
>   Ngomong-ngomong, Cina yang tinggal di Pluit, PI, Kelapa Gading itu
>   seberapa besar sih persentasinya dibanding yang tinggal di
>   kampung-kampung di Tangerang (Benteng), Pontianak, Medan, yang melarat
>   dan makan aja susah?
>   Kacamata Anda kayanya mesti ganti deh, jangan pake yang myop aja.
>   Paradigma yang Anda pakai dalam menyoroti komunitas Cina di Indonesia
>   persis sama dengan yang hendak ditanamkan oleh Orba: bahwa semua Cina
>   itu pasti kaya.
> 
>   YHG:
>   Pointnya bukan soal kwantitas; berapa banyak etnis yang kaya dan
>   berapa yang miskin miskin.
>   Inti persoalannya adalah, Pemerintah memberikan kesempatan kepada
>   masyarakat etnis Tionghoa untuk mengendalikan dan menguasai bisnis dan
>   industri.
> 
>   Asia Times, Oct 14, 2006
>   Trials and travails of Indonesia's richest man
>   Quote:
>   Wealthy minority
>   Although it accounts for only 3% or 4% of Indonesia's 238 million
>   population, the mostly urban-based ethnic-Chinese community dominates
>   retail business and controls many of the country's major industrial 
>   conglomerates.
>   Upon achieving independence, Indonesia's ruling pribumi military
>   leaders, including Suharto, preferred to outsource development of the
>   country's natural resources to ethnic-Chinese businessmen.---- End quote.
>   -------------------------------------
> 
>   MB:
>   Cina Indonesia masuk urutan orang terkaya di Indonesia? Mungkin saja.
>   Tapi apa itu mengherankan? Wong rata-rata mereka yang terkaya itu
>   dekat dengan keluarga pujaan Anda di Cendana itu kok. Naif? He he he...
> 
>   YHG:
>   ASTAGAA.... setelah seminggu lebih berdiskusi akhirnya Anda mengakui juga!
> 
>   Terima kasih Anda sudah mendukung statement saya di posting (#59129),
>   tertanggal 29 Sep 2007, yang berbunyi:
>   >Ditambah lagi, kalau Suharto Inc. dibongkar maka akan banyak
>   >saudara-saudara etnis sendiri yang kena tersangkut, seperti yang
>   >ditulis "International Commission on Soeharto Inc. Buster", yang
>   >dipublikasikan GLOBE ASIA VERSION (Volume 1 Number 7- August 2007);
>   >"Soeharto Inc., and Cronies: 150 The Richest in Indonesia 2007"
>   ----------------------------------------
> 
>   MB:
>   Terakhir, soal ICMI versi Cina. Ya betul kata Anda, Cina kaya-kaya
>   udah pada mabur semua. Tapi, kenapa alasannya mereka mabur? Kalo betul
>   logika Anda bahwa mereka tak terdiskriminasi di Indonesia, adakah
>   alasan buat mabur?
>   Untugnya mereka punya duit, jadi mau tinggal di negeri mana aja, no
>   problem.
>   Lha yang melarat? ya terpaksa bertahan di Indonesia dengan segala
>   praktik diskriminatif yang dikenakan atas mereka selama Orba.
>   Buka mata dan hati Anda, Bung YHG.
>   manneke 
> 
>   YHG:
>   Terbalik Bung Manneke! Silahkan baca kembali tulisan saya.
>   Yang saya katakan adalah: "Kalau benar tuduhan bahwa selama 32 tahun 
>   Pemerintah Orde Baru menerapkan politik diskriminasi, maka: 
>   ............ karena yang kaya sudah mabur semua!"
> 
>   Yang kabur cuma yang tersangkut kasus pidana BLBI, itu namanya buron.
> 
>   Para pengusaha dan konglomerat masih tinggal dan berusaha disini
>   semua, dan semakin mantap!
> 
>   Memang, kadang kebenaran itu suka menyakitkan, tapi semua itu harus
>   bisa dihadapi dengan jiwa yang besar. 
> 
>   Wassalam, yhg.
>   ------------------
> 
> 
> 
>

Kirim email ke