Sosok seperti pak Sobron dengan dinamika kepribadian yg tak mudah di lupakan, 
inilah harta yg tak bisa kita lepaskan....saya ingat tuturnya ketika dia naik 
angkot, bagimana dia berhimpitan dengan penumpang lain duduk disamping supir yg 
kelojotan tancap gas kejar setoran, otak nya masih bekerja mencoba utk merekam 
semua pengalaman dan menuangkan nya diatas kertas utk kita baca, keseharian pak 
Sobron tak pernah lepas dari intaian nya, dia selalu berusaha bersama kita 
lewat catatan2 nya, sikapnya yg hangat membuat kita betah ber lama2 duduk 
santai bersamanya, kehalusan perasaan nya membuat kita trenyuh, ketegaran nya 
membuat kita bangga, kesetiaan nya kepada Indonesia membuat kita belajar.
  Manusia seperti pak Sobron lah yg kita butuhkan tumbuh di Indonesia, manusia 
yg mampu menerobos jantung kehidupan bangsa yg kembang kempis, yg tetap setia 
walau indonesia sudah menyingkirkan nya, yg selalu ingin berbuat sesuatu utk 
mengisi hidup nya, manusia ini tak pernah diam.....mimpi nya tak pernah padam, 
sosok tua dengan benak yg tajam menikam !
   
  Tentu saja kita semua merasa kehilangan, lelaki ini telah berhasil 
menyelesaikan sejarah hitam indonesia dan mencoba menulisnya dengan tinta 
kejujuran, membuat saya teringat mendiang ayah saya, mendiang ayah selalu 
tersenyum bila ditanya soal sejarah indonesia, " nanti akan tiba waktunya, 
sejarah akan berbicara sendiri...." begitu selalu ucap nya.
   
  Kalian ayah2 bangsa yg sudah menelan empedu kegetiran sejarah, 
beristirahatlah dengan damai, sejarah mulai angkat bicara dan menunjukan 
gerakan2 nya.
   
  salam' 
  omie

heri latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  iya djod, gua sampai sekarang masih sedih inget pak sobron, yang selalu 
ketawa dan tersenyum lebar, lalu punya ciri khas jambul yang model "kuifje", 
kawan yang selalu setia nulis di milis-milis, eh tiba-tiba pergi...

siapa yang gak kaget?

proses kaget itu dimulai dari kenangan, dan tulisan demi tulisan tentang pak 
sobron mengisi memori kita bersama, bahwa pak sobron adalah fenomen di dunia 
maya yang memang adalah suatu tempat bebas aktif, tempat para penulis bermain 
kata. di dunia internet ini kita kehilangan seorang kawan penulis yang sangat 
aktif, sehingga kepergianya bagaikan kilatnya sang cahya.

salam, heri latief
amsterdam, 12/02/2007

djodi wrote: "Sejarah Hidup Yang Telah Pergi"

sejarah hidup itu telah pergi
padahal belum selesai
kuurut jejak ernest dari
boulevard du montparnasse

juga belum tuntas
memungut sayap-sayap patah kahlil
lalu menyusuri tepian seine
hingga sampai luxembourg jantungnya paris

dan bila mungkin menancapkan setangkai lili
di sepetak halaman kedaimu
agar harumnya tak kalah semerbak
dari 'la closerie des lilas'

bon au revoir, monsieur
j'espère que vous peut écrire
toujours une autre histoire manquant pour moi
même vous avez déjà le repos dans le ciel

selamat jalan, pak sobron
ada rasa kehilangan yang tertinggal
... di sini

djodi
san antonio, tx
02-10-07



Kirim email ke