http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=28576
Tentang LSM Jerman Yang Dituduh Korup Itu Rakyat Merdeka, Sabtu, 16 Desember 2006, 04:07:51 TUDINGAN bahwa Forder-und Interssengemeinshaft (FIG) Indonesia, lembaga nirlaba berinduk di Jerman melakukan sejumlah kecurangan seperti yang ditudingkan Gerakan Anti-Korupsi (Gerak) Aceh, akhirnya hanya dianggap isapan jempol belaka. Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi Gerak Bambang Antariksa mensinyalir, FIG-Indonesia melakukan penggelapan dana bantuan korban tsunami yang diterima dari lembaga donor di Jerman. “Jumlahnya di atas Rp 10 milyar,” ujarnya, Mei lalu. Dari penelusuran tim investigasi Gerak diketahui, FIG-Indonesia menerima bantuan dana dari Bild Hilft eV, sebuah lembaga pendonor, sebesar 2 juta euro atau hampir Rp 23 milyar. Duit itu diterima pada Februari 2005, dua bulan setelah tsunami menghantam Aceh dan Sumatera Utara. Dalam proposal yang diajukan FIG kepada Bild ditulis, dana akan disalurkan dalam bentuk 490 rumah, sejumlah sarana pendidikan, fasilitas sanitasi, dan sumur di delapan desa korban tsunami. Yves Dantin, Presiden FIG-Indonesia, juga berjanji mulai merealisasikan bantuan tersebut pada Maret 2005. Namun hingga Januari 2006, proses pembangunan di sejumlah lokasi yang dijadikan tempat beroperasi FIG-Indonesia tersendat-sendat. Bahkan, dari target 490 rumah yang diajukan ke pemberi donor, belakangan FIG merevisinya dengan hanya membangun 200 rumah. Bangunan sederhana itu disebutkan tersebar di sejumlah desa, seperti Kota Atas, Paya Kanekei, dan beberapa desa lain di Sabang. Namun tudingan kecurangan itu disanggah Pejabat Walikota Sabang T Yusuf. Menurutnya, FIG–Indonesia baru bisa memulai bantuan pembangunan rumah pada awal Oktober 2005, karena lahan relokasi yang siap dibangun baru tersedia saat itu, sedangkan lahan relokasi lainnya masih dalam tahap proses persiapan sampai sekarang. “Kualitas rumah-rumah baru tersebut lebih baik dibandingkan rata-rata kualitas rumah korban tsunami di Banda Aceh. Kami menyaksikan sendiri bahwa FIG–Indonesia telah sedini mungkin memulai persiapan yang diperlukan. Sejauh ini, persiapan dalam pabrik batako dan stok material sangat baik dan cukup jumlahnya,” kata sang walikota. Perlu pula diketahui, FIG–Indonesia yang telah terealisasi adalah 134 unit Boat baru, perbaikan 52 unit Boat rusak, membangun 7 buah balai nelayan, merehabilitasi dengan baik SD 27 Beurawang, SMP 3 Balohan serta telah menyelesaikan 4 unit rumah guru. Untuk program perumahan FIG–Indonesia telah membangun rumah-rumah baru yang tersebar di 15 dari 17 kelurahan di Sabang. “Bukti kesimpangsiuran berita yang dikembangkan pihak-pihak tertentu mengenai lembaga yang kurang harmonis antara FIG- Indonesia dan Bappeda Kota Sabang juga tidak punya dasar sama sekali, karena kedua lembaga tersebut selama ini cukup saling mendukung,” tambah pernyataan itu. Bahkan, peninjau dari Tim Direktorat Kemitraan Tim Direktorat Kemitraan/Stakeholder Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias berpandangan serupa dengan pemerintah setempat. Setelah tim melakukan investigasi pada 2 Agustus 2006, apa yang ditudingkan Gerak Aceh mengenai pelaksanaan pembangunan rumah oleh FIG-Indonesia bermutu buruk adalah tidak benar. “Standar bangunan FIG-Indonesia yang dipakai adalah rumah permanen penuh dengan dinding batako, pondasi tidak kurang dari 60 cm, 2 kamar dengan sekat tembok, rangka atap menggunakan truss dari aluzinc (kecuali di lokasi pasir putih), atap genteng metal berwarna biru, lantai keramik, ketinggian tembok lebih dari 3 m, pelaksanannya juga sesuai spesifikasi teknis. Hal ini sesuai dengan Building Code BRR,” kata Direktur Kemitraan/Stakeholder Junaidi Raharjo. RM __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com