Memang PDIP harus dapat acungan jempol. 12 M Rp uang rakyat tidak jadi 
dihabiskan begitu saja. Mengapa marking up begitu membudaya?
Sebetulnya laptop dan notebook memang dapat sangat membantu kerja para 
anggota Dewan. Namun tidak semua orang mau atau sanggup memakainya, 
terutama yg sudah sepuh.
Kira2 7 tahun yg lalu ada delegasi DPR RI ke Praha ketika saya tanyakan ternyata
desktop pun belum melengkapi para anggota Dewan. Namun anggota dari Sumut
bilang akan segera diadakan. Ketika mudik bberapa tahun lalu saya sempat
berekskursi ke gedung DPR. Saya lihat setiap anggota Dewan mempunyai kantor,
tidak besar, dan terbagi, yang didepan, sempit sekali, ada meja kantor untuk
asisten dilengkapi dengan desktop. Asisten yang kebetulan saya sapa jelas
pandai sebagai user, juga cara bicaranya tanpa well informed dan siap.
Yg sangat gemar dipakai oleh para anggota Dewan ialah mobile (HP), tampak
untuk komunikasi dengan banyak orang dikawasan yg hampir seluas Eropa itu.
Notebook tetap diusulkan untuk dibeli sendiri oleh anggota Dewan dengan
gajinya, krn alat ini akan membuat kerjanya lebih efektif. Di Eropa biasa saja
anggota Dewan dlm sidang membuka notebooknya.
Salam, terutama untuk Bung Deddy dan Bung Chan,
bdg

  ----- Original Message ----- 
  From: Deddy Sitorus 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Wednesday, March 28, 2007 3:39 AM
  Subject: RE: [nasional-list] Tolak Laptop, Hemat Uang Rakyat



  Belum bung, laptopnya setahu saya belum jadi dibeli. Dan sebagai akibat 
penolakan PDI Perjuangan kemarin, pembeliannya dibatalkan! VIVA PDI Perjuangan!




------------------------------------------------------------------------------

  From: HKSIS [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, March 27, 2007 9:02 AM
  To: HKSIS-Group
  Subject: [nasional-list] Tolak Laptop, Hemat Uang Rakyat



        Kalao Laptop sudah dibeli Pemerintah dengan harga lebih mahal dari 
pasar, lalu ditolak apa tidak jadi lebih rugi? Bukankah lebih bijaksana, Laptop 
yang sudah dibayar itu digunakan sebaik-baiknya, sedang untuk membela 
Kepentingan Rakyat banyak, harus tegas diusut latar belakang pembelian Laptop 
itu, begitu ada masalah komisi yang masuk kantong pejabat terbukti, jatuhilah 
hukuman seberat-berfatnya, jebloskan dalam penjara jangan beri ampun pejabat 
demikian itu!



        Salam,

        ChanCT





        Selasa, 27 Maret 2007 
       

       

       

       
        Tolak Laptop, Hemat Uang Rakyat 


        PDI-P Tolak 109 Unit

        Jakarta, Kompas - Banyak cara yang bisa dilakukan partai politik untuk 
menghemat uang negara. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memelopori itu 
dengan menolak pembelian laptop bagi 109 anggotanya yang duduk di Dewan 
Perwakilan Rakyat. 

        Sikap politik tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai 
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Pramono Anung kepada Kompas, Senin 
(26/3), menanggapi derasnya kritik masyarakat terhadap rencana pembelian laptop 
untuk 550 anggota DPR. 

        "Dewan Pimpinan Pusat PDI-P sudah menginstruksikan ke 109 anggota 
Fraksi PDI-P di DPR untuk tidak menerima laptop itu. Anggota fraksi yang 
menerima akan diberi sanksi organisasi," ujar Pramono Anung. 

        DPP PDI-P juga akan meminta Sekretariat Jenderal DPR untuk mengurangi 
pembelian laptop sebanyak 109 unit dari semula direncanakan membeli 550 unit. 

        "Besok (Selasa ini) kami akan memberi surat ke Sekretariat Jenderal 
DPR. Kami berharap uangnya nanti dikembalikan ke kas negara dan digunakan untuk 
hal-hal yang lebih bermanfaat untuk masyarakat," kata Pramono Anung. 

        Akibat sikap politik yang tegas ini, uang negara yang dihemat cukup 
besar. Plafon harga satu unit laptop yang dianggarkan Sekretariat Jenderal DPR 
Rp 21 juta. Total anggaran negara untuk pembelian 550 unit laptop adalah Rp 
12,1 miliar. Berarti, total uang rakyat yang bisa dihemat PDI-P sekitar Rp 2,28 
miliar. 

        Tender ditunda 

        Sementara itu, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera meminta Sekretariat 
Jenderal DPR menunda pelaksanaan tender pengadaan 550 laptop yang menurut 
rencana dibuka 28 Maret 2007 ini. 

        "Karena efektivitias penggunaan laptop masih diperdebatkan, pengadaan 
laptop itu ditunda saja dulu," kata Ketua F-PKS Mahfudz Siddiq. 

        F-PKS mengusulkan anggaran laptop ini ditinjau kembali dalam pembahasan 
APBN Perubahan. Kemudian, anggaran Rp 12,1 miliar tersebut dialihkan untuk 
penambahan staf ahli fraksi. 

        Sementara itu, Ketua DPR Agung Laksono yang juga Wakil Ketua Umum 
Partai Golkar, Minggu (25/3), tetap memastikan pengadaan laptop bagi anggota 
DPR kendati banyak menuai kritik. Menurutnya, pengadaan laptop ini untuk 
meningkatkan kinerja anggota DPR. Adapun dana yang dibutuhkan sudah dianggarkan 
dalam APBN. 

        Tentang ada anggota anggota DPR yang menolak laptop ini, Agung menilai 
hal tersebut wajar. "Jika menolak, ya tak usah ambil," ujarnya saat itu. 

        Langkah konkret 

        Sekjen Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang 
mengapresiasi langkah konkret F-PDIP. Dia berharap fraksi lain pun melakukan 
hal sama. 

        "Anggota DPR yang menolak laptop jangan hanya bicara cari simpati, tapi 
harus konkret buat surat penolakan," tuturnya. (SUT) 
       


   

Kirim email ke