Dear Oom DL di Belanda,
   
  Terima kasih untuk postingan berita tentang perayaan Idul Adha di Belanda 
dari situs Ranesi. Cukup menarik. Kalau tak salah, beberapa warga negara 
Indonesia di Arab Saudi beberapa tahun lalu juga sudah berupaya mengumpulkan 
daging kurban di Tanah Suci untuk dikalengkan, lalu dikirim ke Indonesia untuk 
diberikan kepada fakir miskin. Bentuknya 
bisa corneed beef, rendang, semur, dan lain sebagainya. Cukup menarik kan? 
Bagaimana kalau Oom DL bikin usulan seperti itu, sehingga daging di Belanda 
bisa disantap oleh kaum papa di Indonesia? Siapa tahu rasanya lebih "nendang", 
empuk dan yummy..:))
   
  Oh ya, akan lebih menarik kalau Ranesi atau Oom DL melakukan reportase 
perayaan Idul Adha di Kedubes RI di Belanda. Walau Oom DL non-muslim,
tidak akan diusir kok...:)) Biasanya sih tersaji hidangan santap siang
dengan menu sate kambing, gule kambing dan lainnya. Hmmm, nikmat kan?
  Sekadar menambah kabar dari Tanah Air, pada Idul Adha tahun ini di Jakarta
(entah di kota lain), ada permintaan dari Pemda agar umat Islam tidak
lagi memotong hewan kurban (umumnya sapi dan kambing) di lingkungan
masjid, karena dikhawatirkan dagingnya tidak higienis. Namun permintaan 
tersebut ditentang oleh sebagian pengurus masjid, karena dianggap mengada-ada.
Pengelola rumah-rumah jagal pun cemberut karena tidak dapat orderan pada
Idul Adha. 
   
  Saya simak, ada juga seorang warga yang menulis di surat pembaca yang
mengimbau pemerintah untuk melarang anak-anak di bawah umur menonton
prosesi penjagalan hewan. Ia khawatir, prosesi tersebut akan berdampak
negatif pada kejiwaan sang anak, baik dalam jangka pendek maupun saat
ia tumbuh menjadi dewasa kelak. Ia setarakan dengan tayangan-tayangan
brutal dan kejam di layar kaca.
   
  Terkait dengan postingan Oom DL, saya ada beberapa pertanyaan yang masih 
menggantung:
   
  1. Kenapa perayaan Idul Adha di Belanda berlangsung selama empat hari
lamanya? Apakah umat Islam disana diberi kelonggaran berlibur selama
empat hari juga? Sebagai catatan, di Indonesia liburan Idul Adha hanya
satu hari saja, tepatnya pada hari Minggu, 31 Desember 2006 lalu.. :))
Ada juga Hizbut Tahrir dan organisasi Islam lain yang merayakannya
pada hari Sabtu, 30 Desember 2006 - sesuai dengan Saudi Arabia. 
   
  2. Sebagai negeri maju, Belanda tentu punya aturan ketat tentang 
potong-memotong hewan. Apakah boleh tiap warga memotong hewan sendiri? Atau 
harus dipotong secara masinal? Apakah di Belanda ada mesin pemotong hewan yang 
bisa
mengucap "Basmallah"?
   
  3. Karena penulis artikelnya bukan Oom DL tetapi oom Michel Hoebink, 
tolong tanyakan ke dia tentang kalimat berikut:
   
  "......warga Muslim memperingati kesediaan nabi Abraham untuk mengurbankan 
putranya Ismail kepada Allah. Kisah ini ditemukan dalam tradisi Yahudi 
maupun Kristen."
   
  Menurut saya, kalimat tersebut amat tidak tepat, karena hanya umat Islam
sajalah yang percaya bahwa Nabi Ismail yang dikurbankan oleh Nabi Ibrahim 
(catatan:
Islam tidak mengenal Abraham, tapi Ibrahim). Sedangkan kisah versi
Islam itu tak bakal ditemukan dalam tradisi Yahudi maupun Kristen, karena 
jelas tertulis dalam kitab-kitab suci mereka yang dikurbankan adalah 
Ishaq, bukan Ismail. Topik tersebut kerap dibincangkan di milis-milis, 
hampir tiap tahun menjelang Idul Adha. 
   
  O ya, sekadar saran:
   
  "...tiba saatnya untuk merubah kebiasaan itu untuk lebih melibatkan 
diri dalam masyarakat Belanda"
   
  Untuk judul alinea "Merubah Kebiasaan" alangkah baiknya diganti menjadi 
"Mengubah Kebiasaan". Karena menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 
itulah kata yang benar dan baik -> kata dasar: "ubah". Sedangkan 
"merubah" bermakna "menjadi rubah", alias menjadi serigala. 
   
  ***
   
  Lalu ada beberapa istilah yang tidak jelas, jelas amat mengganggu para
pembaca seperti saya, misalnya:
   
  "daging hasil sembilan itu,......"
   
  Apa itu artinya? Apa maksudnya "daging sembelihan"?
   
  ***
  "...mengijinkan"
   
  Menurut KBBI, yang benar "mengizinkan", pakai "z" bukan pakai "j"
   
  ***
   
  "....Gabungan Organisasi Bantuan Muslim, SMHO"
"..partai kristen demokrat CDA"
   
  Alangkah baiknya kalau Ranesi menulis lengkap kepanjangan dari SMHO dan
CDA dalam Bahasa Belanda juga, itung-itung untuk belajar istilah Belanda.
   
  ***
  Terakhir, tentang situs web:
   
  "...Belum lama ini, situs web tadi menayangkan wawancara dengan pemikir 
Muslim Malaysia, Farish Noor......"
   
  Situs web yang mana? Saya cari-cari di artikel dari awal hingga akhir
tak ada satu pun tercantum sebuah link dari situs web.
  Sekian dulu pertanyaan dan secuil saran dari saya....tak lupa saya 
ucapkan Selamat Tahun Baru 2007 buat Oom DL sekeluarga. 
  
Salam dari Betawi,
  
RD
  ____________________________________________________________
  
Radio Nederland Siaran Indonesia - Ranesi
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/eropa/belanda/Pemberian_daging061229
   
  Pemberian Daging oleh Masyarakat Muslim
Michel Hoebink
  29-12-2006
   
  Dalam rangka hari raya korban Idul Adha, pelbagai organisasi Muslim 
Belanda untuk pertama kalinya mengumpulkan daging untuk diberikan 
kepada lembaga pembagian pangan dan restoran sosial. Para penggagas 
melihatnya sebagai isyarat baik kepada khalayak Belanda.
   
  Tradisi Idul Adha
   
  Selama perayaan Idul Adha yang berlangsung empat hari, dan dimulai 
akhir pekan ini, warga Muslim memperingati kesediaan nabi Abraham 
untuk mengurbankan putranya Ismail kepada Allah. Kisah ini ditemukan 
dalam tradisi Yahudi maupun Kristen. Setiap warga Muslim yang mampu, 
diharapkan ikut menyumbangkan hewan korban, misalnya seekor domba atau 
kambing.
   
  Menurut tradisi Islam, sepertiga daging hasil sembelihan untuk 
keluarga sendiri, sepertiganya lagi diberikan kepada sanak saudara dan 
handai taulan, dan bagian terakhir kepada kaum miskin dan mereka yang 
tidak mampu. Warga Muslim Belanda keturunan Turki dan Maroko sudah 
bertahun-tahun mengirim sepertiga daging hasil sembilan itu, 
seringkali dalam bentuk uang kepada warga miskin di desa asal mereka, 
di Maroko maupun Turki.
   
  Merubah kebiasaan
   
  Tapi menurut Gabungan Organisasi Bantuan Muslim, SMHO, tiba saatnya 
untuk merubah kebiasaan itu untuk lebih melibatkan diri dalam 
masyarakat Belanda. Dengan memberikan sepertiga daging kurban kepada 
warga miskin Belanda, maka SMHO ingin menunjukkan bahwa kaum Muslim 
merupakan bagian masyarakat Belanda dan bahwa solidaritas mereka tidak 
hanya terbatas pada warga Muslim lainnya.
  Idenya datang dari anggota dewan kota Eindhoven, Kaya Koçak dari 
partai kristen demokrat CDA. Organisasi-organisasi Muslim di pelbagai kota lain 
ternyata bergabung dalam inisiatif ini. Inisiatif akhirnya diambil alih oleh 
SMHO yang mendapat dukungan dari Cordaid, organisasi Katolik yang turut 
membiayai inisiatif ini.Menurut pengambil inisiatif Kaya Koçak, ini adalah 
inisiatif nasional pertama. Tahun-tahun belakangan, pada bulan Ramadan, pernah 
dilakukan upaya pendekatan pada masyarakat Belanda, yaitu melalui buka puasa 
bersama.
   
  Mencontoh
   
  Dalam hal ini mereka mencontoh kebiasaan banyak negara Muslim, selama bulan 
ramadan, untuk menyelenggarakan buka puasa di jalan-jalan, yang bisa diikuti 
semua orang. Tapi aksi amal nasional yang ditujukan terhadap masyarakat Belanda 
dan juga untuk warga non-Muslim, belum pernah dilakukan. Menurut Kaya Koçak, di 
masa lampau, banyak warga 
Muslim merasa itu tidak perlu, karena di Belanda tidak banyak warga miskin 
berkat jaminan sosial.
   
  Tapi tahun-tahun belakangan, juga Belanda mengenal kemiskinan yang semakin 
besar. Di media, Kaya Koçak makin sering menemukan berita mengenai lembaga 
pembagian pangan. Ia mulai bertanya-tanya apakah tidak mungkin warga Muslim 
ikut menyumbangkan sesuatu kepada masyarakat Belanda? Awalnya ia tidak yakin 
agama Islam mengijinkan itu, tapi setelah mencari informasi, ternyata anjuran 
untuk memberikan sepertiga kepada warga miskin tidak hanya dimaksud untuk warga 
Muslim saja.
   
  Terbatas
   
  Belum lama ini, situs web tadi menayangkan wawancara dengan pemikir Muslim 
Malaysia, Farish Noor. Menurut Noor, solidaritas warga Muslim hanya terbatas 
pada masyarakat sendiri. Inisiatif SMHO merupakan contoh yang menunjukkan 
sebaliknya. Inisiatif ini merupakan pembenaran kesimpulan terbaru WRR, Dewan 
Keilmuwan untuk Kebijakan Pemerintah, bahwa agama terorganisir merupakan faktor 
mengikat di masyarakat individualistis Belanda. WRR terutama menyebut contoh 
organisasi-organisasi gereja yang berupaya penuh untuk kegiatan-kegiatan amal. 
SMHO kini juga memperlihatkan bagaimana Islam bisa menjadi sumber solidaritas 
sosial.
  
--------------------------------------------------------------------------------
Hak cipta Radio Nederland 2006 Disclaimer 
   

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke