Bapak Aris..., terima kasih untuk artikelnya...

-----Original Message-----
From: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Aris Sujarwo
Sent: Friday, January 05, 2007 3:05 PM
To: milis-nakita List Member
Subject: [milis-nakita] Ubun2 bayi {10}


Berikut artikel yang pernah dibahas di tabloid nakita, semoga membantu.

Rgds



KEMBAR AIR

Jangan keburu senang bila kehamilan Anda terlihat besar. Hati-hati, lo, 
bisa jadi kembar air. Padahal, bahayanya tak sedikit. 

Dinamakan hamil kembar air tak lain karena jumlah cairan ketuban yang 
berada dalam rahim sangat banyak/di atas normal. Ukuran cairan ketuban 
yang normal dalam kehamilan maksimal sebanyak 2 liter. Nah, pada hamil 
kembar air, cairan ketubannya di atas 2 liter. "Yang normal, puncak jumlah 
air ketuban terjadi pada usia kehamilan 8 bulan, sebanyak 1-2 liter. 
Setelah 38 minggu produksi cairan ketuban pun akan makin menurun," terang 
dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, Sonologist. 

Dunia kedokteran menyebut kembar air dengan sebutan hidramnion yang bisa 
terjadi pada usia kehamilan kapan saja. Jadi, bisa saja terjadi di usia 
kehamilan 3 bulan atau 8 bulan. Tapi, terang Judi lebih lanjut, umumnya 
hidramnion paling sering terjadi pada usia kehamilan di atas 5 bulan. 

TERDAPAT TIGA CIRI

Kehamilan kembar air, ujar dokter dari Departemen Obstetri & Ginekologi 
RSPAD Gatot Soebroto, sebenarnya bisa dideteksi sejak dini. Sebab, ibu 
yang mengalami hamil kembar air akan mempunyai ciri-ciri ukuran fisik yang 
tidak sesuai. Pertama, ukuran rahim lebih besar daripada usia 
kehamilannya. Misalnya, di usia kehamilan 5 bulan, di mana rahim 
seharusnya baru setinggi di bawah pusar, kalau ia menderita hidramnion 
maka bisa saja rahim sudah di atas pusar yang berarti sama dengan usia 
kehamilan 6 bulan atau sebulan lebih besar. 

Tapi, ukuran rahim yang besar tidak selalu berindikasi hidramnion, lo. 
"Bisa saja karena memang bayi yang dikandungnya kembar atau lebih dari 
satu. Karena itu, kalau merasa hamilnya lebih besar dari biasanya, 
sebaiknya segera periksa ke dokter," tutur Judi. 

Ciri kedua, ibu juga merasakan rahimnya cepat besar. Bila ukuran rahimnya 
sudah sangat besar bisa saja rahim itu menekan diafragma sehingga 
mengakibatkan si ibu akan mudah sesak nafas, walaupun kalau dilihat dari 
usia kehamilannya masih tergolong muda (prematur) atau belum saatnya 
menekan diafragma. 

Ciri ketiga, ibu juga akan semakin sulit merasakan gerakan janinnya. 
Sebab, gerakan janin akan semakin nyata dirasakan bila si janin itu 
membentur dinding rahim. Nah, kalau jumlah air ketubannya sangat banyak, 
kemungkinan janin membentur dinding rahim akan semakin berkurang, kan? 

TERLIHAT NYATA LEWAT USG

Bila ketiga ciri di atas diperoleh berdasarkan keluhan ibu dan pemeriksaan 
fisik, maka kembar air akan semakin nyata terlihat bila diperiksa dengan 
alat USG. "Dari USG akan terlihat nyata jika cairan ketubannya lebih 
banyak dari semestinya," terang Judi. 

Untuk mendeteksi kelebihan cairan ketuban, pemeriksaan USG yang dilakukan 
bisa memakai 2 cara. Cara pertama, single pocket; menempatkan USG di 
bagian rahim mana saja. Kalau kantong air ketubannya lebih dari 8 cm maka 
berarti termasuk kategori hidramnion. Sebab, kantong air ketuban yang 
normal berukuran kurang dari 8 cm. "Dengan ukuran lebih dari 8 cm, maka 
jarak janin dari dinding rahim berarti semakin jauh. Padahal normalnya 
berjarak antara 1-8 cm." 

Pemeriksaan kedua dengan 4 kuadran. Umumnya dilakukan bila usia kehamilan 
di atas 8 bulan. "Dengan menempatkan alat USG di empat posisi rahim, maka 
akan kelihatan indeks cairan ketubannya. Bila setelah dijumlahkan lebih 
dari 25 cm berarti masuk kategori hidramnion. Sebab, yang normal antara 
10-25 cm." 

FAKTOR PRODUKSI TERGANGGU

Yang dinamakan air ketuban atau liquor amnii adalah cairan yang mengisi 
ruangan yang dilapisi selaput janin (amnion dan korion). Air ketuban 
tersebut berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Komposisi 
air ketuban terdiri atas 98 persen air, sisanya albumin, urea, asam urat, 
kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam 
anorganik. Asal air ketuban, terang Judi, tak lain dari air kencing janin, 
plasenta, tali pusat, serta sekresi dari epitel amnion. 

Fungsi air ketuban sangat banyak, di antaranya untuk memberikan kesempatan 
tumbuh kembang janin dan untuk pergerakan dengan bebas ke segala arah, 
mencegah pelekatan janin dengan amnion, sebagai penyangga panas dan 
dingin, menghindari trauma langsung terhadap janin, serta untuk menambah 
suplai cairan atau minum janin, yang kemudian akan dikencingkan kembali 
oleh janin ke dalam air ketuban tersebut. Bahkan, air ketuban berguna 
untuk faktor pertumbuhan semua organ tubuh janin, termasuk juga untuk 
pertumbuhan paru-paru janin. "Tak heran bila air ketuban ini sangat 
penting keberadaannya bagi janin. Karena di situlah janin hidup, minum dan 
kencing." 

Nah, pada kasus jumlah air ketuban yang berlebihan, terang Judi, bisa jadi 
karena 2 kemungkinan. "Bisa karena produksi air ketuban yang berlebihan 
atau karena proses pembuangan air ketuban janin yang terganggu," lanjut 
pengasuh Tanya Jawab Kebidanan dan Kandungan di tabloid nakita ini. 

Bila disebabkan karena faktor produksinya yang terganggu, ada beberapa 
kemungkinan yang bisa menjadi penyebab. Seperti, si ibu menderita penyakit 
sifilis, radang di plasenta, rhesus, atau karena hamil kembar. "Hal-hal 
demikian membuat plasenta jadi lebar, sehingga produksi air ketuban pun 
menjadi bertambah." 

Selain itu, ibu hamil yang menderita diabates, ada kelainan di tali pusat, 
ataupun menderita TORCH juga akan mengakibatkan gangguan produksi air 
ketuban. "Kalau ibunya terkena toksoplasma, misalnya, bisa saja gangguan 
virus ini membawa gangguan sehingga produksi air ketuban menjadi bertambah 
banyak." 

Bila berasal dari faktor proses pembuangan janin yang terganggu, biasanya 
akibat adanya kecacatan di organ-organ janin. Misalnya, ada kecacatan di 
saluran pencernaan atau karena adanya kelainan kromosom yang mengakibatkan 
hidrops-fetalis (sekujur tubuh janin berisi air). 

Tapi, pada kebanyakan kasus -hampir 60 persen- hidramnion justru tak 
diketahui penyebabnya. "Jadi, hanya diketahui, produksi air ketubannya 
saja yang banyak tanpa adanya kelainan atau patologi. Plasentanya normal, 
tali pusat normal, janin normal, ibunya pun normal. Kalau hal ini terjadi, 
maka hidramnion itu tak akan diapa-apakan, selama ibunya tak ada keluhan."

BAYI HARUS DILAHIRKAN

Akibat jumlah air ketuban yang berlebihan, maka ukuran rahim pun menjadi 
lebih besar dari yang semestinya. Tentu saja hal ini akan mengganggu ibu 
tersebut. Di antaranya sesak nafas dan perasaan tak nyaman. Bukankah rahim 
yang semakin membesar akan menekan diafragma? Otomatis nafas ibu pun 
menjadi semakin sesak. "Kalau sudah begitu, si ibu akan merasa serba salah 
dan serba tak nyaman." 

Dengan kondisi seperti itu, mau tak mau ibu akan dirawat. "Selain harus 
tidur dengan posisi setengah duduk, akibat sesaknya ibu pun harus 
memperoleh oksigen." Itulah mengapa, terang Judi, hidramnion tak boleh 
dibiarkan saja, tapi harus diobati. "Sebab, kalau sesak nafasnya 
terus-menerus didiamkan, kan, kasihan si ibu akan sulit bernafas. Otaknya 
juga bisa terganggu gara-gara kekurangan oksigen. Selain itu, bila ibu 
kekurangan oksigen akan berdampak pada si bayi dengan mengalami hal sama. 
Bukankah oksigen bayi berasal dari nafas ibunya?" 

Tentu saja, pengobatan yang dilakukan, ujar staf pengajar di FK UPN 
Veteran, tergantung penyebabnya. Bila berdasarkan pemeriksaan USG 
diketahui penyebab kelebihan cairan ketuban itu adanya gangguan di saluran 
cerna janin, maka kalau masih bisa dikoreksi akan dilakukan koreksi 
setelah bayi dilahirkan. "Asalkan bayi cukup memungkinkan untuk 
dikeluarkan. Jika keadaan bayi belum memungkinkan untuk dikeluarkan, 
misalnya paru-parunya belum kuat, kita akan lihat keadaan ibunya. Mampukah 
ia menahan hidramnionnya hingga usia janin memungkinkan untuk kuat 
dilahirkan. Namun kalau tidak, terpaksa akan dikeluarkan. Terlebih lagi 
bila bayinya ternyata hidrops-fetalis berat, percuma dipertahankan, karena 
bayi pasti akan mati juga." 

Selain itu, bila ditunggu hingga usia bayi lebih besar lagi, maka 
hidramnionnya akan tambah besar. Kasihan si ibunya, rahim, kan, tak bisa 
diregang terus. "Kalaupun dibiarkan, pasti suatu ketika akan mulas dan 
mengalami kontraksi sehingga si bayi pun otomatis akan keluar juga." 

Namun kalau sumber permasalahannya terdapat penyakit sifilis atau diebetes 
yang diderita ibu, maka penyakit inilah yang harus diobati. Kalau ternyata 
menderita sifilis maka ia harus diberikan antibiotik, sedangkan kalau 
menderita diabates maka akan diberikan insulin. 

Jika sumber permasalahannya sudah bisa diatasi, maka biasanya produksi air 
ketuban pun akan kembali normal. "Sirkulasi air ketuban itu, kan, berkisar 
antara 1-3 jam. Artinya, air ketuban itu akan diproduksi baru dan yang 
lama dibuang dalam waktu antara 1-3 jam. Untuk itu, maka pengobatan yang 
dilakukan harus bisa diprediksi efek obatnya akan berhasil dalam rentang 
waktu tersebut. Kalau efek obatnya baru muncul besok, ya, percuma saja. 
Bukankah sirkulasi air ketuban berlangsung terus?" 

Bila pengobatan ternyata mengalami kegagalan dan jumlah air ketuban tidak 
mengalami penurunan atau bahkan terus bertambah, maka biasanya si bayi 
akan dilahirkan. "Si ibu pasti akan merasakan kesakitan dan sesak nafas. 
Selain itu, bayi pasti akan keluar juga. Karena rahim itu, kan, tidak bisa 
diregang terus. Terlebih lagi bila pada si ibu terdapat bekas jahitan 
sesar. Akibat peregangan bisa saja dinding rahimnya robek, lo." 

PENGURANGAN AIR KETUBAN

Kendati demikian, terang Judi, sebelum sampai pada tindakan pengeluaran 
bayi atau bayi terpaksa dilahirkan, maka dokter akan melakukan tindakan 
pengurangan jumlah air ketuban. "Hal ini juga dilakukan untuk menolong si 
ibu mengurangi perasaan tidak nyaman." 

Cara pertama, dengan amniosintesis; membuang cairan ketuban dengan memakai 
semacam alat suntikan untuk mengambil cairan sebanyak 100-200 cc per hari. 
"Tapi ini hanya pengobatan yang bersifat simptomatik, yaitu hanya untuk 
mengurangi keluhan, bukan mengobati sumber permasalahannya. Sama halnya 
kita pusing terus makan obat pusing yang beredar di pasaran. Nah, kita 
hanya mengatasi rasa pusingnya saja, bukan sumbernya. Bisa saja pusingnya 
itu karena adanya tumor otak atau karena sebab-sebab lain, kan? Jadi, 
amniosintesis ini hanya mengurangi keluhan, bukan mengobati hidramnionnya. 
Kalau mau menyembuhkan hidramnionnya, maka harus dicari penyebabnya dan 
dilakukan pengobatan atas penyebabnya itu." 

Cara kedua, dengan obat-obatan anti prostaglandin. "Namun obat-obatan ini 
mempunyai dampak bisa mengganggu penutupan klep jantung bayinya. Itulah 
mengapa, cara ini jarang dipakai para dokter." 

Mengingat sirkulasi air ketuban yang berlangsung 1-3 jam sekali, tentu 
saja tindakan amniosintesis tak cukup dilakukan sekali. Namun bisa saja 
setiap hari selama sumber permasalahannya belum bisa diatasi. Nah, kalau 
hal ini dilakukan, bukan berarti tak ada dampaknya, lo. Karena semacam 
suntikan, maka amniosintesis pun akan berakibat terasa sakit di tempat 
tusukan. Bukan itu saja, selaput ketuban juga bisa bocor akibat tusukan 
yang bisa mengakibatkan kelahiran prematur. Selain itu, akibat tusukan 
bisa saja terjadi infeksi. Plasenta juga bisa lepas. Bukankah plasenta ini 
menempel pada dinding rahim? Nah, kalau air ketubannya jadi sedikit, maka 
dinding rahim pun akan mengkerut sehingga plasenta bisa lepas sendiri. 

DAMPAK PADA PERSALINAN

Untuk kasus hidramnion, terang Judi, jika ibunya bisa bertahan atau tidak 
ada keluhan hingga usia cukup bulan, maka persalinan yang dilakukan bisa 
dengan cara normal atau pervaginam. "Persalinan tidak harus sesar. Yang 
penting kepala bayi sudah di bawah. Tapi kalau ada kelainan letak, 
misalnya, janinnya melintang, ya, terpaksa sesar atau kalau ternyata 
akibat hidramnion maka pertumbuhan janin terhambat atau IUGR, ya, akan 
dilakukan sesar." 

Justru, terang Judi, hidramnion biasanya berdampak pada pasca persalinan; 
dapat timbul perdarahan. "Karena rahim yang diregang berlebih akan 
mengakibatkan kontraksi setelah melahirkan jadi berkurang. Rahim jadi 
susah mengkerut dan kembali ke ukuran normal. Akibatnya, akan timbul 
perdarahan." 

Namun tak usah khawatir, kok, Bu. Biasanya pada persalinan dengan kasus 
hidramnion, dokter sudah mengantisipasi perdarahan pasca persalinan. Pada 
saat pembukaan lima, pasien biasanya sudah dipasang infus oksitosin. 
Bukankah oksitosin dapat merangsang dan mempertahankan kontraksi rahim 
agar tetap baik? 

 

Indah Mulatsih.

Tips Mencegah Hidramnion

* Lakukan konseling sebelum hamil. Sehingga kalau ketahuan mempunyai 
penyakit diabetes, sifilis, atau adanya ketidakcocokkan golongan darah 
bisa diantisipasi sebelumnya. Kalau perlu kelainannya diobati. 

* Selanjutnya, selama kehamilan lakukan pemantauan lebih teratur. 

* Segera temukan segala kelainan sedini mungkin dan kalau bisa dikoreksi. 

* Hati-hati jika usia ibu saat hamil diatas 35 tahun, karena di usia 
tersebut kemungkinan timbul banyak kelainan bisa terjadi. Termasuk 
kelainan pada bayi atau ibunya.



Air Ketuban JANGAN LEBIH, JANGAN KURANG

Apa dampak buruknya kalau volume air ketuban tidak pas?

Cairan ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim. 
Cairan ini ditampung di dalam kantung amnion yang disebut kantung ketuban 
atau kantung janin. Cairan ketuban diproduksi oleh buah kehamilan, yaitu 
sel-sel trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin, 
yaitu seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air 
ketuban dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi ada pola 
berbentuk lingkaran atau siklus yang berulang. 

Bagaimana mengetahui kecukupan jumlah cairan ketuban? Jumlah cairan 
ketuban dapat dipantau melalui USG. Tepatnya dengan menggunakan parameter 
AFI (Amniotic Fluid Index). Pada dasarnya, cairan ketuban sudah bisa 
dideteksi begitu seorang wanita terlambat haid dan dengan USG sudah 
terlihat kantung janin karena itu berarti sudah terbentuk cairan ketuban. 
Pada kehamilan normal, saat cukup bulan, jumlah cairan ketuban sekitar 1.
000 cc. 

JIKA KURANG 

Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc. 
Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan USG. Istilah medisnya 
oligohidramnion. Ibu harus curiga jika ada cairan yang keluar secara 
berlebih atau sedikit tetapi terus-menerus melalui vagina. Biasanya berbau 
agak anyir, warnanya jernih, dan tidak kental. Sangat mungkin itu adalah 
cairan yang keluar/merembes karena ketuban mengalami perobekan. Tanda 
lainnya adalah gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa nyeri.

Segera konsultasikan dengan dokter/bidan untuk memastikan apakah itu 
cairan ketuban atau bukan. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya 
ketuban pecah dini adalah infeksi vagina/jalan lahir. Dengan demikian 
untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini, ibu harus berupaya menjaga 
kebersihannya agar tidak terkena infeksi jalan lahir. 

DAMPAK 

Kurangnya cairan ketuban tentu saja akan mengganggu kehidupan janin, 
bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh 
dalam "kamar sempit" yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada 
kasus ekstrem dimana sudah terbentuk amniotic band (benang/serat amnion) 
bukan tidak mustahil terjadi kecacatan karena anggota tubuh janin 
"terjepit" atau "terpotong" oleh amniotic band tersebut. Efek lainnya, 
janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih, 
pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan. Sesaat 
setelah dilahirkan pun, sangat mungkin bayi berisiko tak segera bernapas 
secara spontan dan teratur.

Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban lalu robek dan airnya merembes 
sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat berisiko menyebabkan 
terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah. Pada kehamilan 
lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran 
tubuh janin semakin besar. 

MENGATASINYA 

Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan 
janin masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun 
sudah pecah berhari-hari. Walau sebagian berasal dari kencing janin, air 
ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi 
petunjuk bagi wanita hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air 
ketuban atau air seni.

Supaya volume cairan ketubankembali normal, dokter umumnya menganjurkan 
ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan 
gizi berimbang. Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk memperbanyak cairan 
ketuban adalah dengan memperbanyak porsi dan frekuensi minum adalah "salah 
kaprah". 

KEMUNGKINAN PERSALINAN 

Tidak benar bahwa kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir 
normal sehingga mesti dioperasi sesar. Bagaimanapun, melahirkan dengan 
cara operasi sesar merupakan pilihan terakhir pada kasus kekurangan air 
ketuban. Meskipun ketuban pecah sebelum waktunya, tetap harus diusahakan 
persalinan per vaginam dengan cara induksi yang baik dan benar.

JIKA LEBIH 

Cairan ketuban berlebih disebut polihidramnion atau cukup disebut 
hidramnion saja. Cairan ketuban paling banyak dihasilkan oleh proses 
urinasi atau produksi air seni janin. Si jabang bayi minum air ketuban 
dalam jumlah yang seimbang dengan air seni yang dihasilkannya. 

Volume air ketuban mestinya tidak persis sama dari waktu ke waktu. Volume 
ini mengalami puncak di umur kehamilan sekitar 33 minggu, yakni sekitar 
1-1,5 liter yang berangsur berkurang mendekati kehamilan cukup bulan (40 
minggu). Pada kasus hidramnion, volume bisa mencapai 3-5 liter yang 
umumnya terjadi setelah umur kehamilan mencapai 22 minggu atau sekitar 5 
bulan.

Hidramnion terjadi karena: 

* Produksi air seni janin berlebihan. 

* Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu 
hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing 
kongenital. 

* Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin sehingga ia tak bisa 
menelan air ketuban. Alhasil, volume air ketuban meningkat drastis. 

* Kehamilan kembar, karena ada dua janin yang menghasilkan air seni. 

* Ada proses infeksi. 

* Adan hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem saraf 
pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan. 

* Ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol. 

* Inkompatibilitas/ketidakcocokan Rhesus.

DAMPAK 

Cairan ketuban yang berlebih berdampak buruk. Ibu biasanya merasa 
kandungannya cepat sekali membesar. Pada kasus hidramnion ekstrem, 
pembesaran perut biasanya begitu berlebihan sehingga dinding perut menjadi 
sedemikian tipis. Bahkan pembuluh darah di bawah kulit pun terlihat jelas. 
Lapisan kulit pecah, sehingga tampak guratan-guratan nyata pada permukaan 
perut. Kalau diukur, pertambahan lingkaran perut terlihat begitu cepat. 
Begitu juga tinggi rahim. 

Cairan ketuban yang berlebih menyebabkan peregangan rahim, selain menekan 
diafragma ibu. Itu semua akan memunculkan keluhan-keluhan serupa dengan 
kehamilan kembar, di antaranya sesak napas/gangguan pernapasan yang berat, 
pertambahan berat badan berlebih dan bengkak di sekujur tubuh. 
Keluhan-keluhan tersebut ujung-ujungnya akan memicu terjadinya hipertensi 
dalam kehamilan yang mungkin harus diakhiri dengan persalinan prematur. 

Disamping itu, letak janin umumnya jadi tidak normal. Dengan alat 
pemeriksa, suara denyut jantung janin terdengar jauh karena letaknya jadi 
cukup jauh dari permukaan. USG bisa mendapat diagnosis yang lebih pasti 
dengan cara mengukur ketinggian kantung air ketuban dan indeks cairan 
amnion. Alat ini sekaligus dapat mengetahui apakah ada kelainan bawaan 
pada janin dan gangguan pertumbuhan janin.

Peregangan atau tekanan yang begitu kuat pada dinding rahim dapat memicu 
terjadinya kontraksi sebelum waktunya. Namun, dokter tentu akan 
mengupayakan agar tidak terjadi persalinan prematur dengan cara memberikan 
obat "peredam" kontraksi. 

Cairan ketuban yang berlebih juga bisa meningkatkan risiko komplikasi 
persalinan, yaitu perdarahan pascapersalinan. hidramnion juga amat 
memungkinkan terjadinya komplikasi plasenta terlepas dari tempat 
perlekatannya. Belum lagi risiko terjadinya kematian janin dalam 
kandungan. 

Yang jelas, kemungkinan ibu menjalani bedah sesar jauh lebih tinggi 
dibanding kehamilan biasa mengingat letak janin yang tidak normal dan 
menurunnya tingkat kesejahteraan janin. 

MENGATASINYA 

Cara yang biasanya ditempuh adalah dengan menyedot atau mengeluarkan 
sebagian cairan ketuban melalui sebuah jarum khusus yang dimasukkan dari 
permukaan perut yang disebut dengan amniosentesis. Cairan tersebut akan 
diperiksa sel-sel kromosomnya untuk ditelusuri apakah ada kelainan. 
Tindakan ini dapat dilakukan berulang kali sampai kehamilan cukup bulan. 
Tindakan ini juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sesak si ibu yang 
kadang tak tertahankan.

KEMUNGKINAN PERSALINAN 

Operasi sesar juga tidak otomatis menjadi jalan terbaik bagi persalinan 
dengan kasus ini. Prinsip utama dan dasar ilmu kedokteran secara universal 
yaitu "primum non nocere", artinya "pertama-pertama janganlah melukai". 
Jadi, pada kasus hidramnion dimana kemungkinan kecacatan janin tinggi, 
dokter kandungan akan berpikir dua kali sebelum memilih "melukai ibu" 
untuk mendapat bayi yang "cacat" dengan kemungkinan hidup kecil. Para 
dokter akan mengupayakan persalinan per vaginam walupun ibu bergelut 
dengan kasus hidramnion.

PELINDUNG JANIN

Ada beragam fungsi cairan ketuban. Di antaranya sebagai bantalan/peredam 
atau pelindung yang menjaga janin terhadap benturan dari luar. Cairan 
ketuban juga memungkinkan janin leluasa bergerak sekaligus tumbuh bebas ke 
segala arah. Selain itu sebagai benteng terhadap kuman dari luar tubuh ibu 
dan menjaga kestabilan suhu tubuh janin. Cairan ketuban juga merupakan 
alat bantu diagnostik dokter pada pemeriksaan amniosentesis.

Perlu diketahui, air ketuban tidak membuka apalagi mendorong janin keluar. 
Yang bertugas untuk itu adalah kontraksi rahim (his). Jadi walaupun 
ketuban sudah pecah atau kadar airnya tinggal sedikit, pembukaan mulut 
rahim dan dorongan bayi untuk lahir tetap akan terjadi selama ada 
kontraksi.

Hilman Hilmansyah.

Konsultan ahli: 
dr. Hendra Gunawan Widjanarko, Sp.OG
dari RSIA Hermina Pasteur, Bandung




-----Original Message-----
From: Pitri Pitriawati <[EMAIL PROTECTED]>
To: "milis-nakita List Member" <milis-nakita@news.gramedia-majalah.com>
Date: Fri, 5 Jan 2007 14:07:19 +0700 
Subject: [milis-nakita] Ubun2 bayi {09}

> Pak Aris..., 
> kalau  artikel tentang kembar air atau air ketuban berlimpah pernah
> dibahas
> di nakita nggak ..?
> boleh ya Pak di share kalau ada.
> Terima kasih sebelumnya...



> > Mailing List Nakita
> > milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
> >  
> > Arsip
> > http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
> > ------------------------------------------------
> >  
> > untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
> > [EMAIL PROTECTED]
> >  
> > untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> >  
> > =========================================================
> > This e-mail, including any attachment is confidential and may be
> > privileged. Use or disclosure of it by anyone other than an intended
> > adressee is strictly prohibited. If you are not an intended
> addressee,
> > please notify the sender by telephone or e-mail and delete the e-mail
> > and any attachment from your system.
> > 
> > PT Excelcomindo Pratama Tbk. ("the " Company") does not accept any
> > liability in respect of communication made by its employee which is
> > contrary to the company policy or outside the scope of the employment
> > of the individual concerned. The employee responsible will be
> > personally liable for any damages or other liability arising.
> > =========================================================
> > 
> > 
> > 
> > 
> > =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+
> > 
> > Mailing List Nakita
> > milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
> > 
> > Arsip
> > http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
> > ------------------------------------------------
> > 
> > untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
> > [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+
> 
> Mailing List Nakita
> milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
> 
> Arsip
> http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
> ------------------------------------------------
> 
> untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+
> 
> Mailing List Nakita
> milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
> 
> Arsip
> http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
> ------------------------------------------------
> 
> untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 





=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke