Yuk, Ajak Main Si Kecil!
Rabu, 6 Agustus 2008 | 15:44 WIB
MEMBERI stimulasi yang sehat kepada anak dalam bentuk aktivitas bermain 
ternyata dapat dilakukan, bahkan sejak mereka dalam kandungan. Stimulasi yang 
tepat pada tahap awal pertumbuhan, khususnya usia 0 hingga 3 tahun, sangat 
penting artinya dalam membentuk kecerdasan anak. 

Psikolog dan playtherapist dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia 
Dra Mayke S Tedjasaputra Psi menyatakan, pada masa tiga tahun pertama, kegiatan 
bermain  atau stimulasi pada anak sebaiknya lebih banyak menekankan pada sistem 
panca indera seperti pendengaran, penciuman, penglihatan.

"Karena pada tahap ini anak atau bayi mulai belajar dengan caranya sendiri 
seperti belajar duduk, merangkak, hingga berjalan. Jadi yang perlu ditekankan 
di sini adalah senses-nya, bukan aspek kognitifnya," ujar Mayke. 

Ia menambahkan, pada tahap ini orangtua harus lebih aktif dan berfungsi sebagai 
alat permainan yang utama. Peran orangtua sangat berperan di sini sehingga 
sebenarnya aktivitas bermain tak perlu menggunakan alat yang mahal.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah harus adanya reciprocity atau 
hubungan timbal balik saat memberi stimulasi dan orangtua juga jangan banyak 
memberi interupsi yang menggangu aktivitas anak. "Misalnya ketika anak 
merobek-robek kertas atau majalah. Jangan dilarang selama kertas itu memang 
majalah bekas yang tidak dibutuhkan lagi. Biarkan ia mendapatkan pengalaman 
baru," ungkapnya.   

Mayke juga memberikan panduan cara memberikan stimulasi berdasarkan tahap 
perkembangannya. Berikut aktivitas stimulasi berdasarkan tahap perkembangan 
anak: 

- Tahap Pranatal (Janin dalam kandungan)
Yang penting di sini ibu harus siap secara mental dan fisik.  Ia bersikap 
dewasa, memelihara kehamilan secara baik (fisik dan emosi). Pilihlah aktivitas 
stimulasi yang disukai, misalnya mendengarkan musik yang disukai ibu dan 
membuat janin tenang. "Jangan si ibu terpaksa mendengarkan musik yang tak ia 
senangi karena ini bisa memberi tekanan kepada ibu," ujar Mayke.

-Usia 0-2 bulan 
Pada tahap ini bayi belum bermain. Mereka lebih banyak dikuasai oleh 
reflek-reflek. Akan tetapi, rangsangan sudah bisa diberikan melalui suara ibu 
(komunikasi), elusan, minum susu, dekapan, dan melihat wajah ibu atau membaui 
aroma tubuh si ibu. Ini sangat penting untuk merangsang kemampuan lima indera.

- Usia 3 bulan 
Pada tahap ini kemampuan bayi menerima rangsangan masih terbatas. Namun begitu, 
stimulasi mulai dapat dikombinasikan dengan alat permainan yang menghasilkan 
suara lembut, gambar bentuk-bentuk sirkular. 

Permainan dengan orangtua yang dapat dilakukan misalnya mengajak berbicara.  
Kegiatan ini, kata Mayke, akan menjadi kegiatan interaksi timbal balik pertama 
bayi karena lewat komunikasi ini bayi mulai menanggapi reaksi lingkungan 
sekitarnya dan mengetahui hubungan sebab akibat. Mayke mengingatkan para 
orangtua untuk jangan sekali-kali memberi stimulasi dengan cara flashcard 
karena ini termasuk bentuk overstimulation.
 
- Usia 4-7 bulan 
Pada usia ini, anak biasanya sudah memiliki kemampuan untuk meraih atau 
memegang dengan dua tangan dan menggenggam benda. Ajak bayi bermain menggunakan 
kemampuannya itu dengan lebih menekankan sentuhan ibu atau ayah yang intinya 
dapat merangsang kemampuan lima indera. Perkembangan fisik juga memungkinkan 
anak melakukan kegiatan bermain yang lebih bervariasi, seperti menggunakan 
mainan sampai alat dapur. 

- Usia 8-12 bulan 
Ciri anak pada usia ini biasanya sudah bisa berpindah tempat dan belajar 
bicara. Permainan yang baik dilakukan pada tahap ini misalnya ciluk ba, 
sembunyikan benda, nesting toys, melihat buku bergambar, bercerita, block play, 
di kolam air atau body play. 

- Usia 13-32 bulan 
Anak pada usia ini sudah bisa berbicara dan bergerak. Bentuk aktivitas bermain 
lebih beragam lagi, seperti nursery rhyming, gerak dan lagu, puzzle sederhana, 
dengar cerita, bermain pura-pura, dan bermain fisik di luar ruangan.


AC 

Kirim email ke