Dear nakita-ers,

Semoga membantu

Salam,
Uttiek

RENANG, OLAHRAGA TERBAIK IBU HAMIL

Ternyata ibu tak perlu jago renang. Baca alasannya.

Lo, kok, perut sedang gendut malah disuruh renang? Justru itu, perubahan fisik karena kehamilan harus dibarengi dengan olahraga. Bayangkan, penambahan bobot dan perubahan postur ibu pasti menambah beban sendi dan tulang, terutama lutut. Ibu jadi lebih cepat capek, tak lincah, dan kerap sesak napas karena rongga dadanya terdesak janin.

Karena kondisi-kondisi itulah ibu hamil butuh berolahraga. Selain untuk melenturkan otot, olahraga juga baik untuk melatih napas agar tidak mudah lelah dan sukses mengejan kala bersalin. Namun bukan sembarang olahraga karena ada syaratnya:

* Harus dapat mengurangi beban tubuh.

* Harus dapat melatih paru-paru dan jantung karena kedua organ tersebut mendapatkan beban lebih berat daripada sebelumnya.

* Jangan sampai meningkatkan suhu tubuh secara berlebihan. Karena peningkatan suhu tubuh memperbesar risiko teratogenik atau kecacatan.

Dengan syarat seperti itu, renang adalah olahraga yang paling pas untuk ibu hamil. Kalau enggak bisa berenang? Tak perlu khawatir, definisi renang di sini enggak harus melesat di air dengan gaya bebas, katak, punggung, apalagi kupu-kupu. Berjalan kaki di dalam air mengelilingi kolam sebatas dada, juga sudah termasuk "renang". Jauh lebih baik, jika ibu hamil melakukan aquarobik (senam aerobik di dalam air).

MENGAPA RENANG?

Mengapa renang yang terbaik, berikut alasan yang dilontarkan Dr. Michael Triangto, SpKO:

* Saat berada di air, tubuh ibu akan ditopang oleh air yang memiliki daya dorong ke atas. Beban tubuh saat berada di dalam air jauh lebih ringan daripada di darat. Lantaran itu, saat melakukan olahraga di dalam air, risiko cedera tulang, sendi dan otot jauh berkurang.

* Renang/olahraga di dalam air mampu melatih paru-paru dan jantung. Manfaat ini sama dengan berolahraga aerobik, berlari, atau berjalan.

* Berolahraga di darat bisa membuat panas tubuh melonjak, sedangkan berenang tidak karena dilakukan di dalam air. Suhu tubuh ibu hamil akan tetap terjaga kestabilannya.

* Saat melahirkan, ibu akan mengeluarkan bayinya lewat jalan lahir yang sangat sempit. Namun berkat kuasa Tuhan, jaringan ikat pada sendi-sendi panggul saat ibu hamil menjadi lebih "elastis" karena itulah bayi bisa keluar dengan baik. Namun akibat perubahan tersebut, stabilitas sendi-sendi panggul ibu hamil menjadi berkurang dan memungkinkan terjadinya cedera. Kegiatan fisik jadi terbatas, apalagi untuk berolahraga seperti aerobik. Namun, batasan-batasan itu bisa disiasati dengan berenang.

GAYANYA?

Semua gaya renang boleh dilakukan ibu hamil. Namun yang terbaik, menurut Michael, ibu mengombinasikan gaya bebas, dada, dan punggung. Ketiga gaya ini selain melatih jantung dan paru-paru juga melatih bagian tubuh yang berbeda-beda.

Gaya bebas melatih bahu. Gaya dada/katak melatih kelenturan dan kekuatan otot panggul hingga kaki. Gaya punggung menstimulasi daerah lengan, punggung, dan kaki. Namun gaya kupu-kupu sebaiknya tidak dilakukan karena ibu hamil dengan perut yang besar akan sulit melakukannya.

Renang boleh dilakukan kapan saja. "Pada usia kehamilan berapa pun olahraga renang bisa dilakukan. Semua berpulang pada kesanggupan ibu. Jika ibu masih sanggup melakukannya di usia kehamilan 9 bulan, kenapa tidak? Malah, orang-orang Rusia hingga kini banyak yang melakukan persalinan di kolam." Sebagai patokan, lakukan 3 sampai 5 kali dalam seminggu, masing-masing selama 30 menit. Ibu akan bugar, sehat, relaks serta jauh dari stres!

MEMILIH KOLAM

Sesuai standar umum, kolam renang paling ideal adalah yang airnya bersirkulasi. Air itu sebaiknya melewati proses filterisasi sebelum masuk kembali ke dalam kolam.

Bagaimana dengan kaporit, amankah untuk ibu hamil dan janin? "Untuk janin tidak masalah. Tapi jika kulit ibu sensitif terhadap bahan kimia ini, tentu akan menimbulkan masalah," jawab Michael.

HATI-HATI LICIN!

1. Waspadai area di sekitar kolam renang, karena keseimbangan ibu hamil berkurang. Bisa saja saat berjalan di tepi kolam ibu terpeleset. Oleh sebab itu perhatikan betul langkah demi langkah saat memasuki kolam.

2. Hindari melompat langsung ke dalam kolam. Cara itu membuat tekanan air ke vagina besar sehingga dikhawatirkan akan merusak selaput yang melindungi janin. Jadi turunlah ke kolam renang lewat tangga yang ada.

3. Waspadai risiko tenggelam. Ini adalah risiko semua orang yang masuk ke kolam renang. Oleh karena itu, kenalilah kemampuan diri saat melakukan aktivitas di kolam renang. Jika merasa mahir berenang, tentu tidak masalah. Tapi bagi yang tidak terlalu pandai berenang, pilihlah kolam yang kedalamannya tidak melebihi dada.

4. Kenali fasilitas dan kondisi kolam renang yang digunakan. Hal ini berguna untuk kewaspadaan ibu.

Gazali Solahuddin.




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke