Selasa, 08/12/2009 06:53 WIB Gerak Wall Street Makin Sempit
Nurul Qomariyah : detikFinance detikcom - New York, Saham-saham di bursa Wall Street bergerak mendatar setelah Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke memberikan sinyal suku bunga ekstra rendah di AS akan diperlukan dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pemulihan ekonomi. Bursa AS bergerak lesu dengan indeks bergerak sempit pada volume yang masih ekstra rendah. Pada awalnya, pidato Bernanke sempat membuat saham-saham bergerak positif dan menekan dolar AS. Namun investor selanjutnya membalikkan posisinya. Pada perdagangan Senin (7/12/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup naik tipis hanya 1,21 poin (0,01%) ke level 10.390,11. Indeks Standard & Poor's 500 melemah tipis 2,73 poin (0,25%) ke level 1.103,25 dan Nasdaq melemah 4,74 poin (0,22%) ke level 2.189,61. Bernanke menyatakan, perekonomian AS menghadapi 'tiupan angin yang kencang dari arah berlawanan' termasuk lemahnya pasar tenaga kerja dan ketatnya likuiditas kredit yang masih saja ada meski Fed telah mati-matian mendukung ekonomi. "Sebenarnya ada dorongan pada awalnya, namun orang-orang selanjutnya menelaah lagi (pernyataan Bernanke) itu, dan mereka menyadari bahwa kita menghadapi 'angin yang bertiup kencang dari arah berlawanan'," ujar Tim Speiss, analis dari Eisner LLP seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/12/2009). Saham-saham finansial mengalami penurunan dan menjadi salah satu yang menggelayuti Dow Jones. Saham Bank of America melemah 2,4%, Citigroup Inc melemah 2,2%, JPMorgan Chase melemah 1,2%. Volume perdagangan masih sangat tipis, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya 1,06 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu sebanyak 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi juga hanya 1,89 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu sebanyak 2,28 miliar. Powered by Telkomsel BlackBerry®