Senin, 08/06/2009 14:46 WIB

Harga CPO kembali turun dan diprediksi berlanjut

oleh : Berliana Elisabeth S.

SINGAPURA (Bloomberg): Harga kontrak minyak kelapa sawit mentah (crude palm
oil/CPO) Malaysia kembali turun hari ini, dan diprediksi akan melanjutkan
penurunannya.

Penurunan harga ini diprediksi karena permintaan dari India, konsumen
terbesar kedua dunia, mulai melambat setelah negeri itu membukukan
persediaan yang meningkat mencapai rekor tertinggi.

"Dengan persediaan di India yang mencapai level tertingginya saat ini,
ekspor CPO untuk Semester II 2009 tampaknya mulai melemah," kata laporan ECM
Libra Investment Research hari ini.

Harga CPO untuk kontrak pengiriman Agustus di bursa Malaysia Derivatives
Exchange turun 0,8% menjadi 2.500 ringgit (US$712) per metrik ton di Kuala
Lumpur. 

Data ekspor CPO dari surveyor kargo independen Societe Generale de
Surveillance pada 1 Juni menunjukkan ekspor ke India dari Malaysia, negara
pengekspor CPO terbesar kedua dunia, turun 26% pada Mei dari bulan
sebelumnya. Pada April 2009, ekspor bertumbuh 94%. Penurunan ini memberi
sinyal persediaan sudah mencapai puncaknya. Data ekspor selanjutnya akan
dirilis pada Rabu.

Harga CPO sudah menanjak 49% tahun ini seiring panenan kedelai (subtitusi
CPO) turun di Brasil dan Argentina, serta persediaan kedelai di AS
diperkirakan mencapai level terendah lima tahun. Kedelai dan CPO saling
bersaing untuk bahan makanan dan biofuels.

Govindlal G. Patel, director of Dipak Enterprise mengatakan India
kemungkinan mengurangi impor CPO setelah persediaan minyak sawit domestiknya
meningkat. Persediaan minyak goreng naik 55% menjadi 1,7 juta ton pada tujuh
bulan yang berakhir Mei, melampaui level normalnya 1,1 juta ton. 

bisnis.com

 

 

Powered by BEI BerbullishT

 

Kirim email ke