Inilah Potret Capres dalam Cita-Cita "Good Governance"

Selasa, 30 Juni 2009 | 15:15 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta meluncurkan tracking 
Rekam Jejak Capres-Cawapres di bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya di Jakarta, 
Selasa (30/6). Salah satu isu yang krusial adalah masalah pemberantasan korupsi 
dan good governance.

Dalam isu ini, pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto 
menyampaikan visi dan misi seperti menyelenggarakan pemerintahan yang tegas dan 
efektif serta melayani rakyat. Namun pada faktanya, ketika menjabat sebagai 
presiden, LBH mendapatkan fakta bahwa Mega membebaskan konglomerat yang 
terlibat dalam aliran dana BLBI dari jerat hukum lewat kebijakan Instruksi 
Presiden Nomor 8 Tahun 2002 tentang pemberian 'Release and Discharge' kepada 
obligor BLBI.

"Dalam pemerintahannya Mega, dalam kurun waktu dua tahun antara 2002 dan 2004 
terjadi 1.198 kasus korupsi dengan kerugian negara mencapai Rp 22 triliun," 
tutur Ketua LBH Jakarta Asfinawati di Jakarta, Selasa (30/6).

Sementara, pasangan SBY dan Boediono memiliki cita-cita pembentukan good 
governance yang termaktub dalam visi dan misi mereka berupa perbaikan tata 
kelola pemerintahan dan penegakan hukum serta pemberantasan korupsi. Tapi, LBH 
Jakarta tak habis pikir karena hingga akhir 2008, Presiden SBY dinilai lambat 
dalam mengeluarkan amanat Presiden untuk menunjuk mitra DPR membahas RUU 
Pengadilan Tipikor.

Sementara itu, pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto bercita-cita mewujudkan 
pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan demokratis dengan pengambilan 
keputusan yang cepat dan tepat. Cita-cita ini tampak meragukan merujuk pada 
catatan bahwa JK tampak sangat berambisi mendorong pembangunan 19 PLTU 
berkapasitas total 10.000 MegaWatt (MW) di berbagai tempat di Indonesia.

"Maklumlah, kelompok-kelompok Bukaka, Bosowa dan Intim termasuk paket 
kontraktor pembangunan 19 PLTU ini," demikian dituliskan dalam Tracking Rekam 
Jejak LBH Jakarta.

LBH Jakarta mencatat bahwa kelompok Bosowa mendapat order pembangunan PLTU 
Jeneponto di Sulawesi Selatan dari pemerintah tanpa tender sedangkan kelompok 
Intim yang akan membangun PLTU di Cilacap Jateng adalah milik keluarga Kalla.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/30/15151894/inilah.potret.capres.dalam.cita-cita.good.governance


Kirim email ke