INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI) kembali terdongkrak menyusul kabar perusahaan minyak dan gas di Hong Kong, China Senangol International Holding Ltd tertarik membeli sahamnya. Senangol ditenggarai sebagai katalis penguatan BUMI hari ini. Adrianus Bias Prasuryo, analis e-Trading Securities mengatakan penguatan BUMI hari ini merupakan pengecualian di tengah sektor tambang yang sempat berguguran di zona merah dan aksi profit taking yang sempat melanda bursa. Menurut Bias, kenaikan BUMI terjadi akibat adanya kabar bahwa investor China akan membeli saham BUMI. Bias mengaku tidak mengetahui apakah hal itu sebatas rumor atau fakta. Pasalnya, media pun menulisnya, ‘dikabarkan’. Karena itu, menurut Bias, belum ada fakta yang terkait pembelian itu. “Namun, berita itu menjadi katalis untuk investor-investor ritel dan jangka pendek. Investor memanfaatkan informasi itu untuk membeli BUMI,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (20/4). Pada sesi pertama perdagangan, saham BUMI ditransaksikan menguat 160 poin (6,72%) ke level 1.350 dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 1.190 per lembar. Sebelumnya, Senior Vice President Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava mengatakan sejumlah manajer investasi Jepang berminat memborong saham BUMI. Menurutnya, ketertarikan investor Jepang ini disebabkan optimisme mereka terhadap saham BUMI yang memiliki fundamental dan kinerja keuangan yang cukup kuat. Berdasarkan hasil roadshow yang dilakukan perseroan pekan lalu ke Jepang, tiga manajer investasi baru ingin membeli saham BUMI. Namun, Dileep belum bersedia mengutarakan nama para manajer investasi tersebut. "Yang jelas, investor asing dari Amerika, London, Hong Kong, dan Singapura mulai melirik saham-saham Bakrie," imbuhnya. Selain Jepang, China juga dikabarkan akan memborong saham BUMI. Kabar teranyar menyebutkan perusahaan minyak dan gas yang terletak di Hong Kong, China Senangol International Holding Ltd, tertarik membeli US$ 2,3 miliar saham BUMI. Kabar ini sudah terdengar di kalangan pelaku pasar. Sementara itu, Dileep Srivastava mengaku tidak mengetahui perihal ketertarikan investor Sonangol. “Semua investor dari Jepang, Eropa, Amerika, Korea, termasuk China meminati BUMI,” tandas Dileep Lebih lanjut Bias mengatakan, penguatan saham BUMI masih akan berlangsung hingga sore nanti. Penguatan saham BUMI menurut Bias masih memiliki cukup momentum bahkan untuk sepekan ke depan. Seharusnya, Senin (20/4) ini terjadi aksi profit taking namun karena ada berita pembelian saham BUMI oleh investor China, momentum beli malah menyeruak kembali. “Level Rp 1.300, merupakan target price fundamental. Namun secara teknikal, 1.300 merupakan level penting untuk hari ini,” pungkasnya. [E1]