Baru Rp6.7 Miliar Terpakai "Buy Back"
    /
 *Artikel Terkait:*

   - *Buy Back* Saham Efektif Kendurkan
Kepanikan<http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/20/17192129/buy.back.saham.efektif.kendurkan.kepanikan>
   - Jangan Pakai Dana Infrastruktur
   
<http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/17/19230794/jangan.pakai.dana.infrastruktur.>
   - Dana Buy Back Baru Terpakai Rp 8
Miliar<http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/15/08421674/dana.buy.back.baru.terpakai.rp.8.miliar>



Selasa, 21 Oktober 2008 | 13:18 WIB

*JAKARTA, SELASA -* Realisasi pelaksanaan program pembelian kembali (*buy
back)* saham 10 BUMN hingga kini telah mencapai Rp20 miliar, dari dana yang
disediakan sekitar Rp6,7 triliun.

"Baru terserap (dialokasikan--*red*) sekitar Rp20 miliar," kata Sekretaris
Menneg BUMN, Muhammad Said Didu, di Kantor Kementerian Negara Badan Usaha
Milik Negara (Menneg BUMN) , Jakarta, Selasa (21/10).

Ia menjelaskan, program *buy back* akan terus dilanjutkan dengan harapan
harga saham dapat terdongkrak. Namun, pelaksanaanya disesuaikan dengan
kondisi pasar.

Menurut Said, dari 10 emiten BUMN yang melakukan program *buy
back*seluruhnya telah mengesekusi dengan besaran yang bervariasi. BUMN
yang
dimaksud yaitu PGN, PT Batubara Bukit Asam, Telkom, Jasa Marga, Aneka
Tambang, Semen Gresik, Wijaya Karya, Timah, Kimia Farma, dan Adhi Karya.

"BUMN yang paling besar menyiapkan dana adalah Telkom mencapai lebih Rp3
triliun, disusul Jasa Marga Rp1 triliun, dan PGN Rp450 miliar," katanya.

Ia menjelaskan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan
menjamin, bahwa pelaksanaan *buy back* tersebut tidak akan mempengaruhi
rencana investasi perseroan. "Tidak akan mengganggu investasi karena dana
disiapkan setelah menyisihkan anggaran belanja modal (*capex*) dan anggaran
operasional (*opex*)," ujar Said.

Kementerian BUMN melalui Menneg Sofyan Djalil tambah Said Didu, juga telah
mengeluarkan standar prosedur operasional (SOP) *buy back* bahwa
pelaksananya dilakukan oleh BUMN yang memiliki kelebihan arus kas (ekses
likuiditas).

Selanjutnya dilakukan setelah serangkaian analisis, serta menerapkan prinsip
(*good corporate governance*/GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik dan
benar.

Said berpendapat, bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat bagi investor
untuk mengoleksi saham BUMN selain harga yang masih rendah saham BUMN juga
memiliki prospek yang bagus. "Emiten BUMN umumnya bergerak di sektor riil
sehingga sahamnya tetap berpeluang ke level yang tinggi," ujarnya.

Kirim email ke