http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A55&cdate=04-APR-2008&inw_id=590488
JAKARTA: Pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke untuk pertama kalinya mengakui perekonomian AS dapat terperosok ke dalam resesi akibat krisis yang melanda sektor perumahan, kredit, dan keuangan. Meski demikian, Bernanke belum bersedia menjelaskan gebrakan bank sentral AS berikutnya. "Resesi bisa saja terjadi. Perkiraan kami, pertumbuhan ekonomi masih naik tipis saat ini," katanya seperti dikutip AP. Dia melanjutkan belum siap untuk mengatakan apakah AS siap atau tidak menghadapi resesi itu. Sebagian ekonom menyatakan perekonomian AS, bersedia atau tidak, sudah jatuh ke resesi yang pertama kalinya sejak 2001. Bernanke menilai resesi sekadar istilah teknis. Istilah resesi biasanya hadir untuk menjelaskan penurunan pertumbuhan ekonomi selama enam bulan berturut-turut. IMF menggunakan patokan pertumbuhan ekonomi di bawah 3% sebagai tanda resesi. The Fed dan Gedung Putih masih berkonsentrasi menghindarkan perekonomian AS dari kelesuan. The Fed memangkas suku bunga dengan harapan bisa membatasi kelesuan ekonomi. Sebagian besar ekonom masih yakin The Fed akan menurunkan suku bunganya kembali pada pertemuan akhir bulan ini. Beberapa analis memperkirakan benchmark suku bunga Fed akan turun ke level 1,5% tahun ini dari posisi 2,25%. "The Fed melakukan segalanya untuk menyelamatkan pasar keuangan dan perekonomian. Sekarang hanya bisa mengharapkan yang terbaik," kata Lynn Reaser, ekonom Bank of America's Investment Strategies Group. Tingkat pengangguran AS saat ini mencapai 4,8% dan masih berpotensi meningkat beberapa bulan ke depan. Namun, Bernanke optimistis perekonomian akan membaik pada paruh kedua 2008 dan 2009 terdorong paket stimulus fiskal US$168 miliar berupa rabat pajak pribadi dan pemotongan tarif pajak perusahaan, ditambah penurunan suku bunga. Dia mendorong Kongres mengambil langkah tambahan untuk memperbaiki pasar perumahan dan menyelamatkan masyarakat dari risiko kehilangan tempat tinggal. Krisis keuangan Selain menurunkan suku bunga, The Fed masih melancarkan kebijakan yang tidak lazim dalam memperbaiki stabilitas sistem keuangan. Fed mengambil kebijakan kontroversial dengan menyediakan dana sekitar US$29 miliar pembelian Bear Stearns oleh JP Morgan. Tanpa langkah penyelamatan itu, Bear Stearns bisa bangkrut. Krisis perumahan AS itu memaksa sekitar 45 bank dan perusahaan sekuritas untuk menurunkan nilai aset dan menderita kerugian kredit. Data Bloomberg menyebutkan penurunan nilai aset, kerugian kredit, dan dana cadangan untuk kredit macet mencapai sekitar US$232 miliar sejak 2007. Nilai itu bisa membengkak lagi karena Bayerische Landesbank, bank pelat merah Jerman, yang diperkirakan melakukan penurunan nilai aset US$1,3 miliar kini melonjak menjadi US$6,7 miliar. Miliuner George Soros menilai krisis keuangan saat ini merupakan yang terburuk sejak Depresi Besar dan pasar akan semakin jatuh tahun ini meski sempat pulih. "Kami dulu punya dasar yang baik. Ini mungkin tidak membuktikan akhir dari dasar itu," ujar Soros seraya merujuk pada kenaikan saham dan nilai tukar dolar AS setelah persetujuan pembelian Bear Stearns Co oleh JPMorgan Chase & Co. Dia menambahkan pemulihan itu mungkin hanya berlangsung enam minggu hingga tiga bulan karena AS semakin dekat ke resesi. Musim panas lalu karena kekhawatiran gangguan pasar yang dimulai dengan meningkatnya kredit macet di subprime mortgage, Soros kembali berperan aktif dalam mengelola Quantum Endowment Fund yang bernilai US$17 miliar. Soros sebelumnya sudah memperkirakan terjadinya penurunan nilai tukar dolar AS, surat utang pemerintah berjangka 10 tahun, dan saham AS dan Eropa. ([EMAIL PROTECTED]/[EMAIL PROTECTED]) Oleh Lutfi Zaenudin & Nana Oktavia Musliana Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com