Kata-kata Magis Greenspan <http://www.investorindonesia.com/index2.php?option=com_content&task=view&id =39135&Itemid=99999999&pop=1&page=0> Cetak halaman ini <javascript:void(0)> Kirim halaman ini ke teman via E-mail 08/09/2007 05:53:34 WIB
JAKARTA, Investor Daily sumber: Investor <http://www.investorindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id= 39135&Itemid=> Daily Mantan Gubernur Bank Sentral AS, Alan Greenspan kembali menghentak pasar. Kendati pernyataan beliau masih sama ketika ia membuat pernyataan yang mengejutkan pada 26 Februari 2007, pasar Wall Street kembali dibuat terkejut. Pada sebuah forum (Kamis, 6/9), ia mengingatkan kembali, gejolak pasar finansial saat ini mirip sekali dengan apa yang terjadi pada tahun 1998. Pasar lantas menerjemahkan bawah resesi ekonomi sudah di depan mata. Pasar mulai mengait-ngaitkan pernyataan tersebut dengan beberapa data yang dilansir pemerintah AS akhir-akhir ini. Tingkat pengangguran mulai meningkat. Sejumlah pemilik rumah harus kehilangan rumah karena disita pihak perbankan. Jumlah kredit macet kian meningkat. Pasar Wall Street bergejolak tak menentu. Kadang menukik turun, kadang merambat naik. Lalu, pasar menerjemahkan bahwa memang resesi itu semakin dekat. Ketika nama Greenspan muncul lagi di area publik pertengahan pekan ini, pelaku pasar finansial kembali mengingat "kata-kata magisnya". Bagaimana pada tahun 1987 pada saat awal ia dipercayakan Reagen menjadi Gubernur The Fed, ia mampu meredam gejolak pasar saham Wall Street. Kasus Black Monday adalah ujian pertama ketika ia mulai memegang tampuk pimpinan tertinggi di The Fed. Kini, ingatan pasar kembali menuju peristiwa ppergantian Greenspan oleh George Walker Bush. Begitu Bush mengumumkan pergantian Alan Greenspan, pelaku pasar keuangan sempat berpendapat, akankah kebijakan Greenspan yang luar biasa dalam mengatur perekonomian negara Adi Kuasa tersebut berakhir. Atau justru sebaliknya, kondisi sektor keuangan menjadi lebih stabil. Pemikaran tersebut wajar saja, mengingat Greenspan menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral AS selama 18 tahun dan sangat sukses menstabilkan laju inflasi dan memperkuat ekspansi ekonomi pascaperang dingin. Di bawah tangan tingin Greenspan, resesi ekonomi nyaris tidak terjadi. Namun, pemulihan agak berjalan timpang, menyusul lonjakan angka pengangguran. Bahkan dia telah menjadikan dirinya dan The Fed sebagai pusat segala kebijakan ekonomi yang memengaruhi ekonomi global. Bahkan kebijakannya tidak jarang mampu memengaruhi kekuasaan pusat di AS seperti Gedung Putih. Greenspan mampu mendikte The Fed lewat kebijakan yang transparan dengan tujuan jelas. Namun, ia juga mendikte bank sentral dalam beberapa aspek yang berpotensi memengaruhi kebebasan The Fed. Sosok Greenspan Direktur Eksekutif Financial Market Center Tom Schlesinger mengatakan, Greenspan adalah seorang pemikir (thinktank) yang memengaruhi kebijakan The Fed. Resesi di AS menurun dan semakin membaik dibandingkan Perang Dunia II. Pada waktu bersamaan, laju inflasi dan angka pengangguran turun pada pertengahan 1970-1980. Sedangkan Profesor dari Universitas Texas James Galbraith menilai, lingkaran ekonomi terlihat jauh dari penyalahgunaan, Karena volatilitas pada sektor manufaktur tidak lagi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak kalangan menilai, Greenspan memperoleh penghargaan karena mampu mengatur kondisi perekonomian. "Mungkin dia adalah orang yang beruntung," kata Oliver Ireland, seorang rekanan dari kantor hukum Morrison & Foerster yang pernah bermitra dengan the Fed. Rahasia suksesnya adalah menjadikan The Fed sebagai fokus utama guna menstabilkan harga, bahkan ketika terjadi inflasi. Pengaruh kebijakan Greenspan membuktikan bahwa dia mampu menanggulangi pengangguran. Salah satu pencapaian terbaik yaitu mempertahankan konsesus ekonomi pada era 1990-an dalam menurunkan tingkat penggangguran dari 5% menjadi 4%. Stabilitas kepemimpinannya terlihat ketika menghadapi kasus besar ekonomi terkait penurunan rata-rata Dow Industrial sebesar 508 poin pada 1987, krisis Asia Juli 1997, krisis Rusia 1998, kasus bubble dot-com pada pertengahan 2000 serta kasus terroris pada 11 September 2001. "Saya melihat konsep The Fed dalam menanggulangi krisis selama beberapa dekade terakhir merupakan cara tepat," kata Profesor ekonomi Owen dari Hamilton College. Empat Kunci Sukses Apa yang membuat Greenspan selalu dikenang. Menurut sejumlah kalangan, Greenspan mampu meningkatkan transparansi. Sedikit ironis, tapi memang faktanya demikian. Soalnya, para pendahulunya belum pernah mengumumnkan kebijakan suku bunga secara transparan kepada publik. Akibatnya, pasar sulit menebak arah kebijakan. Salah satu alasan tidak mengumunkan kebijakan The Fed, kata mantan Chairman The Fed Alfred Broaddus, ada baiknya tidak mengumunkan semua kebijakan yang sudah dan akan dilakukan kepada publik, sehingga tidak membuat pasar global bergejolak. Namun, di bawah komandonya, setiap pertemuan resmi anggota Fed, hasilnya langsung diumumkan kepada publik, termasuk hasil keputusan terpenting sekalipun. Langkah tersebut tentu disambut positif semua pihak, terutama pelaku pasar. Kedua, inflasi rendah. Pendahulunya, Paul Volcker, sebenarnya telah memulai babak baru dalam bank sentral, yakni selalu menjaga laju inflasi serendah mungkin. Hal tersebut terbukti dari inflasi tahun 2002 sekitar 1%, terendah dalam empat dekade. Bahkan sejak tahun 1970-an dan 80-an, bank sentral negara ini selalu mempertahankan laju inflasi di bawah 2%. Sedangkan indeks harga konsumen (IHK) hanya melonjak 3,4% dari tahun 2004. Ketiga, menurunkan dan mempertahankan ekspektasi inflasi. Sebab, jika indeks harga konsumen akan naik, hal tersebut memicu kepanikan berlebihan pada pelaku pasar dan pengusaha. Dengan begitu, pasar global bisa berjegolak. Ekspektasi rendahnya laju inflasi selama kepemimpimannya membuat publik semakin percaya kepada kebijakan Fed. "Dia sangat peduli dengan laju inflasi dibandingkan para pendahulunya," komentar Marshall Vest, Direktur Ekonomi dan Riset Bisnis dari Universitas Arizona. Keempat, mampu mengatasi krisis manajemen. Sebelum menjabat, bursa-bursa global gonjang ganjing, termasuk Wall Street. Namun, begitu mengeluarkan berbagai pidato di kampus-kampus terkenal di AS, pasar langsung bereaksi positif. Ia memastikan bahwa Fed akan meneruskan sistem likuiditas finansial. Di samping itu, miliar dana terus diguyur ke pasar, sehingga mampu menenangkan kepanikan investor kala itu. Bahkan, saat serangan teroris yang memporakporanda World Trade Center pada 11 November 2001, dia mampu menenangkan pasar dalam tempo tiga minggu dan tidak sampai berdampak kepada pasar finansial global. Lepas dari keberhasilannya mereformasi The Fed dan menjaga laju inflasi, sejumlah ekonom terkenal AS seperti Richard DeKaser, David Lereah,d an Mark Vitner, menilai, orang nomor satu di Fed tersebut terlalu terlibat dalam masalah politik. Sebagai contoh kongkret adalah pada Januari 2001 saat Greenspan mendukung kebijakan pemotongan pajak masyarakat. Ini pertanda bahwa dia sangat mendukung kebijakan administrasi Bush. Namun setelah anggaran surplus selama empat tahun, anggaran belanja mulai defisit sejak 2002 dan diperkirakan tetap berlangsung hingga 2011. Namun Greenspan meniali, tidak gampang mengidentifikasi penggelumbungan secara tepat, sehingga memaksa The Fed segera bertindak. Sedangkan mantan Chairman Fed Lyle Gramley mengatakan, Fed sudah berupaya keras agar bursa global tetap tenang. Tapi, tidak seorang pun di dunai yang mampu memprediksinya, termasuk sekaliber Greenspan "Sangat sulit menilai, siapa chairman The Fed paling berhasil di dunia ini," kata dia.
<<printButton.png>>
<<emailButton.png>>