Bagaimana kita harus menanggapi kejadian seperti ini??
ini mgkn berita lama, tapi tetap ada dampaknya sampai sekarang
saya peroleh dari sini
 
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/10/02355618/produk.bernama.cds.picu.kepanikan
 
dan katanya sudah merembet d negara kita juga..
per tgl 10/10/08 CDS indonesia jadi 725bps
artinya untuk proteksi $10jt SUN
dari gagal bayar selama 5 tahun biayanya $725rb/thn
 
saya kurang mengerti, tapi rasanya adalah kesalahan pembuatan sistem ekonomi 
yang menguntungkan para spekulan dan merugikan para investor..
 
 
Krisis Keuangan
Produk Bernama CDS Picu Kepanikan

Jumat, 10 Oktober 2008 | 02:35 WIB 

Washington, Kamis - Produk investasi bernama credit default swaps (CDS) menjadi 
pemicu krisis berkelanjutan sejak kebangkrutan Lehman Brothers pada 15 
September lalu. Nilai CDS sudah mencapai lebih dari 60 triliun dollar AS 
sekarang.
”Kini penting bagi Kongres AS untuk bertindak,” kata Ketua Badan Pengawas Pasar 
Modal AS (Securities and Exchange Commission/SEC) Christopher Cox, Rabu (8/10) 
di Washington. Cox mengatakan, pengaturan transaksi CDS saatnya dilakukan.
Warren Buffet, investor kaya di AS, menyebut CDS sebagai ”senjata pemusnah 
massal sektor keuangan” dan sumbu bom waktu.
CDS adalah surat berharga yang memberikan jaminan bayar kepada seorang pemegang 
obligasi.
Gary Dorsch dari Global Money Trends Newsletter di situs The Market Oracle 
(Inggris), edisi 8 Oktober, mencontohkan betapa berbahayanya CDS itu. Ia 
mencontohkan, ada seorang investor yang memberi obligasi yang diterbitkan 
Lehman Brothers.
Investor tersebut kemudian menyerahkan dana ke Lehman Brothers, yang kemudian 
menanamkan kembali dana itu ke perusahaan yang butuh dana. Lehman Brothers 
dapat komisi. Si investor mendapatkan bunga dari dana yang dia pinjamkan.
Walau Lehman Brothers punya reputasi (sebelum kebangkrutan), investor tersebut 
kemungkinan tak bisa dibayari Lehman Brothers saat terjadi jatuh tempo 
pembayaran obligasi.
Untuk merangsang si investor membeli obligasi Lehman, Amerincan International 
Group (AIG) menerbitkan CDS untuk menopang kredibilitas Lehman. Kenyataannya, 
hal inilah yang terjadi. AIG akan membayari si investor jika Lehman gagal 
membayar. Namun, CDS dibayari AIG hanya jika Lehman gagal bayar.
Makin liar
Nilai pasar CDS berkembang dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Saat 
muncul pada tahun 1995, nilai CDS baru 144 miliar dollar AS. Bom waktu mulai 
ditanamkan ketika perdagangan CDS berkembang makin liar.
Pada tahun 2000 Kongres AS menghapus perundang-undangan yang mengatur CDS. Pada 
tahun itu, Christopher Cox (Ketua SEC) adalah anggota Kongres AS.
Banyak ekonom yang mengatakan, bom waktu krisis keuangan dimulai saat 
penghapusan peraturan soal CDS. Salah satu ekonom yang mengatakan itu adalah 
Kent Engelke, ekonom dari Capitol Securities Management, Richmond, Virginia, AS.
Sheila C Bair, Ketua Federal Deposit Insurance Corp (penjaminan simpanan 
nasabah bank di AS), mengatakan, CDS kini menjadi sebuah pelajaran yang sangat 
berharga dari krisis 2008.
Sejak tahun 2005, potensi kebangkrutan korporasi AS makin besar. Saat itu 
kredit macet di sektor perumahan AS mulai bermunculan. Sejak keadaan ini dicium 
pasar, produk-produk CDS makin marak diperdagangkan. Investor yang bisa membeli 
CDS tidak lagi terbatas pada investor yang membeli obligasi asli (misalnya 
terbitan Lehman).
Transaksi jual-beli CDS juga dilakukan di bawah meja. CDS menjadi produk idaman 
spekulan. Misi CDS berubah dari pengamanan obligasi gagal bayar menjadi sebuah 
instrumen peraup untung di tengah gelombang kebangkrutan korporasi. Siapa pun 
pemegang CDS pasti untung asalkan terjadi kebangkrutan korporasi penerbit surat 
utang.
Kantor berita Associated Press menuliskan, para hedge fund (manajer investasi) 
sangat menyukai CDS. Derivatif dari CDS juga bermunculan, termasuk CDS yen 
versus dollar AS. Juga ada CDS untuk komoditas minyak, pangan, dan lainnya.
Dalam perkembangan terakhir, yen didorong naik untuk dijatuhkan. Ini membuat 
pemegang CDS yen/dollar AS untung.
Sejak kebangkrutan Lehman Brothers, transaksi CDS semakin marak. Pemegang CDS 
mengintai potensi besar keuntungan dari rentetan kebangkrutan korporasi yang 
sudah terjadi.
Michael Greenberger, mantan Direktur Commodity Futures Trading Commission (AS), 
kini profesor hukum di University of Maryland, mengatakan, ”Maraknya CDS 
menciptakan suasana pasar kacau. Masalahnya, para spekulan bertaruh akan 
terjadi kejatuhan indeks, kurs.”
Hal inilah yang membuat penyuntikan dana, penurunan suku bunga oleh Bank 
Sentral gagal menenangkan pasar.
Kejatuhan itu justru membuat pemegang CDS makin beruntung karena rentetan 
kegagalan pembayaran korporasi. Anjloknya harga saham membuat perusahaan tak 
bisa mengharapkan bursa sebagai sumber mendapatkan modal untuk membayar utang.
Pemegang CDS juga diuntungkan dengan mengeringnya pinjaman antarbank. Pinjaman 
antarbank merupakan sumber tercepat meraih dana untuk melunasi utang jatuh 
tempo.
Persoalan makin besar karena CDS tidak tertera dalam neraca keuangan 
perusahaan. Juga tidak jelas siapa penerbit CDS dan pembelinya. ”CDS telah 
berkembang menjadi ajang manipulasi,” kata Cox.
Para pemegang CDS terus menciptakan suasana yang menjatuhkan indeks, yang 
mempercepat rentetan kebangkrutan perbankan. Menurut Dorsch, inilah yang 
menjadi alasan utama di balik kejatuhan beruntun indeks saham AS dan global 
karena peredaran CDS telah meluas ke berbagai negara. (REUTERS/AP/AFP/MON)
 


      

Kirim email ke