Koreksi Besar di Bursa Regional Nurul Qomariyah - detikFinance
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a3db6179' border='0' alt='' /></a> Jakarta - Di saat Bursa Efek Indonesia (BEI) libur memperingati hari kemerdekaan, bursa-bursa regional mengalami koreksi besar. Indeks Nikkei-225 bahkan mencatat penurunan harian terbesar dalam 4 bulan terakhir. Pada perdagangan Senin (17/8/2009), bursa-bursa regional mencatat penurunan besar. Indeks Nikkei-225 merosot 328,72 poin (3,10%) ke level 10.268,61.Indeks Hang Seng merosot 755,68 poin (3,62%) ke level 20.137,65.Indeks KOSPI turun 44,35 poin (2,79%) ke level 1.547,06.Indeks Komposit Shanghai merosot 176,34 poin (5,79%) ke level 2.870,63.Indeks S&P/ASX turun 72,6 poin (1,63%) ke level 4.388,4. Bursa Eropa juga memulai perdagangan Senin ini dengan penurunan. Indeks CAC 40 Paris turun 0,65%, DAX 30 turun 0,43%, indeks FTSE 100 turun 1,08%. Penurunan besar ini terjadi setelah akhir pekan lalu bursa Wall Street turun besar. Pada perdagangan Jumat (14/8/2009), indeks Dow Jones ditutup merosot 130,90 poin (1,39%) ke level 9.267,29, indeks Nasdaq turun 33,65 poin (1,67%) ke level 1/975,50 dan indeks Standard & Poor's 500 juga turun 14,64 poin (1,45%) ke level 998,09. Indeks Nikkei-225 mengalami penurunan harian terbesarnya menyusul penguatan yen dan anjloknya bursa AS dan China. Investor juga melakukan profit taking setelah pada pekan sebelumnya indeks Nikkei-225 terus menanjak menembus level tertingginya dalam 10 bulan. Kabar bahwa perekonomian Jepang sudah merangkak dari jurang resesi pada kuartal II sudah banyak diantisipasi sehingga tidak banyak memberikan dorongan. "Investor tidak terlalu optimistis atas perekonomian Jepang yang berorientasi ekspor," ujar Norihiro Fujito, analis dari Mitsubishi UFJ Securities seperti dikutip dari AFP. Sementara bursa China mencatat penurunan tajam menyusul kekhawatiran akan suplai saham dan penurunan harga komoditas. Berdasarkan perhitungan Reuters, price to earning ratio di bursa Shanghai sudah naik 2 kali lipat menjadi 28 kali sejak awal tahun akibat lonjakan tajam. Padahal PE Ratio di indeks S&P 500 misalnya tercatat hanya 15,7 kali. Harga Minyak Anjlok Sementara harga minyak mentah dunia kembali melanjutkan penurunannya secara tajam yang sudah berlangsung sejak pekan lalu. Pada perdagangan Senin di London, kontrak utama minyak light pengiriman September merosot 1,10 dolar menjadi US$ 66,41 per barel. Sementara minyak Brent pengiriman Oktober turun 99 sen menjadi US$ 70,45 per barel.